Lee Haechan, dia yang selalu menemaniku, dia sahabatku. Lebih dari tiga tahun aku bernaung di satu atap yang sama dengannya. Dia mannis dan lucu. Dia adalah rumahku. Namun, aku tak pernah sadar itu. Aku tak pernah sadar jika Haechan adalah rumahku. Sejauh apapun kita pergi, pasti kita akan kembali lagi bukan?
Aku pernah membencinya. Pernah menolak melihat wajahnya. Pernah melawan hati untuk mengatakan bahwa aku mencintainya. Aku mencintainya lebih dari seorang sahabat. Aku melawan rasa itu hanya karena kesamaan gender yang kami miliki.
Dan sekarang semuanya terlambat. Bahkan terlalu terlambat untuk hanya sekedar mengatakan 'Maaf'. Haechan, pasti berat menjadi kamu. Mendengarkan ceritaku tentang seorang gadis. dibenci oleh orang yang kita sayangi. Tak di anggap sedikitpun kebradaannya.
Aku memeluk nisannya erat. Mencium puncak nisannya. Makam semakin sepi. hingga akhirnya disini hanya ada aku dan gundukan tanah yang masih basah, tak lupa nisan cantik yang mengukir nama seseorang yang cantik Juga
-Mark Lee
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (Markchan)
Fanfiction"Mark marah gak ya, kalo gue bilang gue demen ama dia?" -haechan "yakali gue demen ama si item, gila kali ya, gue normal" - Mark