Bandung 11 januari 2016
Hujan semakin deras , nisah sudah tidak konsentrasi mengikuti pelajaran terakhirnya itu. Ya, matematika. Nisah tidak pandai berhitung dan itu membuatnya membenci pelajaran itu. Ketika hujan itu datang, nisah menjadi ingin cepat pulang dan merasakan bagaimana air hujan membawa kebahagiaan baginya .Febi :" heh lamun lagi. Ayolah nis kamu itu harus konsentrasi pada pelajaran ini agar kamu ga hrus selalu menerima kertas soal untuk kedua kalinya" (bisiknya pada nisah)
Nisah :" ah kamu ganggu aja. Kalo aku ga bisa ya udah gabisa jangan ganggu aku sedang mengkhayal tentang hujan deh ah"
Mata febi pun mengikuti arah mata nisah yang tertuju pada luar pintu.
Febi :"hujan apa kakak kelas yang ada di sebrang kelas kita nis?" (godanya)
Nisah :" siapa?dimana?"
Febi :" ituloh tuh yang memakai kacamata"
Nisah : Siapa itu? Kelas apa dia? Sebanyak apapun kenalan aku kok ga tau ya di sekolah ini ada dia. (bisiknya dalam hati)
Khayalan dan bisikannya dalam hatipun terhenti karna ia mendengar bel pulang dan bergegas membereskan tasnya.
Nisah : kemana dia? Apakah dia pulang? Mengapa
Febi :" woy pulang woy" (teriaknya)
Nisah :" bisa ga sih pelan pelan kalo ngomong?!"
Febi :" habisnya lamun mulu. Apa harus aku minta pada tuhan agar musim panas selalu?"
Nisah :" jahat banget kamu jadi sahabat"
Febi :" bodo ah. Aku pulang duluan ya. Kalo ada cogan salam dari aku hehe"
Nisah :" najis"
Hatinya ingin merasakan basahan air hujan itu. Namun, ia teringat bahwa ini senin dan seragam yang ia kenakan hanyalah satu satunya. Akhirnya nisah berjalan melewati koridor sekolah dan berhenti di perpustakaan. Ia melihat lelaki itu tepat didepannya hanya saja jaraknya terhalang oleh lapangan.
Nisah : apa itu dia? Menunggu siapa? Sedang apa dia disana?
Pertanyaannya terhenti ketika lelaki itu berlari menuju dirinya dengan tangannya yang berusaha menutupi kepala.
Setelah sesampainya disamping nisah lelaki itu tersenyum padanya dan alhasil pipi nisah memerah dengan sekejap.Nisah : apa ini?perasaan apa ini? Knapa aku jadi gugup seperti ini tuhan? Plis gugup ini melebihi gugupku yang biasa ketika guru menyuruhku menjawab matematika di papan tulis tuhan. Apa yang harus aku lakukan nisah ayo berfikirlah! Pergi? Ya aku akan pergi dan merasakan air hujan ini! (gerutunya dalam hati)
Ketika kaki kanannya lebih depan dari kaki kirinya yang menandakan ia akan pergi,ia merasa tertahan
Hakim :"kemana?masih hujan de"
Nisah : de? Berarti dia kakak kelas? Kelas apa dia? Kok aku belum tau sih. Dasar jutek!
Matanya menatap tajam pada lelaki yang bertanya itu.Hakim :" apa?"
Nisah :" tak, saya hanya akan pulang kak sudah sore"
Hakim :"oh" (dengan kedua lengan yang dimasukan dalam saku celana sekolah dan mata menatap lurus kedepan)
Nisah : eh? Hanya oh?Berbicarapun tak menatapku? Dasar lelaki jutek! Kutu buku! Benciiii!!!!
Nisah : " saya pulang,permisi"
Tak ada respon dari lelaki itu. Dan akhirnya ia pulang dengan menghujani dirinya sendiri.
Makasih banget ya yang udah mau baca cerita gaje yang dibuat oleh dua orang ini😂 udahmah yang buatnya 2orang masih aja gaje dan jelek ya?hehe. Tapi kita bakal tetep berusaha buat jadi yang terbaik buat kalian kok💕💞
KAMU SEDANG MEMBACA
M O O N ( Missing on,on need)
Romancerintik hujan ketika malam hari adalah kekuatan terbesar untuk mendatangkanmu dalam renunganku. buih buih penyesalan cukup menyesakan dada atas kesalahan yang ku lakukan terhadapmu hingga kau pergi dan kini buih buih penyesalan itu datang dengan dida...