Bertualanglah

493 26 2
                                    

Sesekali cobalah untuk menyendiri. Menyingkir dari keramaian pusat kota yang memuakkan. Menghindari jalanan penuh caci maki yang terlalu panas. Melupakan sejenak tumpukan kertas di kantor yang menjijikkan.

Sesekali, cobalah menyendiri. Pergilah ke sudut kota yang sepi nan asri. Mendakilah ke puncak tertinggi negeri ini, lalu teriakkan bebanmu. Selamilah lautan terdalam, lalu berkenalanlah dengan makhluk baru yang tak kau temui dipermukaan. Pergilah menjelajahi hutan paling lebat, lalu menghilanglah dan tersesatlah. Kelak kau akan mengerti betapa banyak hal-hal menyenangkan selain merenungi lukamu.

Sesekali cobalah untuk menyendiri. Bangunlah dipagi hari tanpa beban dan mimpi buruk yang harus kau pendam. Biarkan saja kamarmu berantakan, meja nakasmu tak beraturan, dan bantalmu sudah jatuh ke lantai. Seduhlah kopi kesukaanmu, tak peduli seberapa pahit dan kental ia. Atau tak peduli seberapa banyak gula yang akan kau campurkan, tanpa khawatir kau terkena penyakit menakutkan itu. Nikmati saja hingga kau merasa puas. Lalu, makanlah makanan yang penuh lemak tak jenuh, nikmati senja, tak ada yang melarang. Lalu, hiruplah dalam-dalam udara menyejukkan itu. Hiruplah aroma kebebasan. Duduklah di pinggir dermaga pada sore hari, menikmati senja yang jingganya sempurna. Lalu ketika malam, kembalilah ke balkon kamarmu, lihatlah langit yang penuh benda langit berkelap-kelip itu. Lalh minumlah sodamu, nikmati setiap kali ia masuk ke kerongkonganmu dan setiap sendawa yang keluar dari kerongkonganmu.

Aku tahu, terkadang kau dan aku pun perlu istirahat. Perlu untuk pergi melihat hal lain, bukan hanya tentang rutinitas membosankan kita. Sesekali, cobalah menjadi orang yang punya pendirian. Sesekali cobalah menjadi pemberontak untuk dirimu. Kau tak bisa hidup dalam tuntutan orang lain, kau perlu tahu kau diciptakan bukan untuk membahagiakan orang lain saja, tetali kau juga perlu membahagiakan dirimu. Tentu, kau tau kan batasan membahagiakan diri itu bagaimana? Aku tak perlu ikut dalam perjalananmu sendirian, aku akan menunggu di rumah. Mungkin sesekali aku mengirim pesan memastikan kau sampai dengan selamat di tujuan. Asal kau membahas 'iya' aku akan tenang. Begitupun ketika aku ingin berjalan sendirian, ku ingin kita masih mengirim pesan sesekali untuk mengabari.

Setelah kau puas, kembalilah ke rumah kita. Sayang, aku menanti saat menyambutmu dengan pakaian lusuh dan wajah penuh minyak hasil menjelajahmu. Lalu kau akan mengadu, "sayang,  aku lelah" dan aku menyiapkanmu air hangat untuk mandi. Lalu setelahnya, minumlah kopi bersamaku. Tidurlah di pangkuanku. Tataplah mataku lalu katakan, "kau rindu". Ceritakan apa yang kau dapat dalam perjalananmu. Ceritakan apa yang telah kau alami. Lalu ceritakan kepadaku, apqkah diluar sana menyenangkan untukmu? Ataukah, kau menemukan apa yang kau sebut bahagia?

Sayang, terkadang kita terlalu banyak menginginkan kebahagian diluar sana, karena telah lelah dengan yang kita jalani. Memaksakan diri merasa bahwa ini adalah hal yang membosankan. Tetapi, jangan pergi lama. Aku pun tak ingin lama berpisah darimu,  sayang, bahagialah bersamaku. Di rumah kecil kita berdua. Tak apa, aku hanya ingin memberimu ruang untuk sendiri. Pergilah seperti kataku tadi. Tetapi, kau tetap harus pulang kepadaku. Pulanglah ke rumah kita setelah petualanganmu berhenti. Mengadulah tentang luka yang ada dikakimu bekas dari jalan kaki yang terjal, mengadulah tentang berat badanmu yang berkurang sebab kau malas memperhatikan makanmu. Sayang, aku selalu ingin menjadi akhir petualanganmu. Sekiranya kau lelah akan kedua hal diatas, maka kau hanya dan harus menemui Allah dan aku. Bukan orang lain. Jadikan aku laut yang akan kau selami, jadikan aku gunung yang ingin kau daki, dan jadikan aku hutan yang ingin kau jelajahi.

Jika lelah dengan semua hal di dunia ini, kau hanya perlu datang dan peluklah aku. Disana aku memberimu kekuatan kembali, sayang aku ingin menjadi petualangan paling indah untukmu.

.Yuni Pratiwi.

BertualanglahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang