Happiness

12.1K 1.2K 167
                                    


Minggu pagi, Taehyung mengerjapkan mata sebelum memutuskan bangkit dari ranjang. Merasa ada sesuatu yang aneh dalam fikirannya, saat menyadari apartemennya sepi. Tidak seperti hari biasanya. berisik seperti pasar buah akibat Jungkook yang tidak berhenti merengek padanya. Rasanya aneh, benar-benar aneh. Dan entahlah, Taehyung merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti itu. Seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya.

Entahlah, mungkin hanya efek tinggal bersama Jungkook selama nyaris sebulan. Virus berisiknya sudah merasuk dan tercampur aduk dalam diri Taehyung. Terbukti ketika pemuda Kim itu hanya duduk tanpa minat ditepi ranjangnya. Sepi. Sunyi. Butuh Jungkook untuk meramaikan ruangannya. Taehyung rindu Jungkook.

Wajah diusak kasar, Taehyung menghela napas panjang. Sedikit merasa bersalah karena keras kepalanya sendiri. Jika saja kemarin malam ia menuruti permintaan Jungkook untuk menemaninya jalan-jalan malam, Jungkook jelas tidak akan merajuk. Jika tidak merajuk, Jungkook pasti tidak akan mengomelinya. Jika Jungkook tidak mengomel, ia pasti tidak akan naik darah. Jika tidak naik darah, tentu ia tidak akan mengusir Jungkook dari apartemennya. 

Jika sudah begini siapa yang patut disalahkan. Menghela napas panjang sekali lagi, Taehyung terlihat benar-benar frustasi. Bukannya apa, hanya saja merasa kasihan dengan pemuda kelinci itu. Meskipun menyebalkan, setidaknya Jungkook selalu memiliki cara untuk menghibur saat otaknya lelah karena dibebani berbagai macam pelajaran selama dikampus.

Berbagai macam pertanyaan saling sahut menyahut didalam otaknya. Tentang apa yang sedang Jungkook lakukan, lalu dimana anak itu tinggal. Sudah makankah? Apa ada tempat untuknya tidur.
Dan untuk pertama kali, Taehyung merasakan penyesalan karena memperlakukan anak kecil dengan buruk. Meski Jungkook sudah tidak terhitung anak-anak, tetapi tetap saja. Dia jauh lebih muda dari Taehyung.
Membangkitkan tubuhnya, lalu melangkah pelan menuju kamar mandi. Bersiap membersihkan tubuh, barangkali bisa membuat otaknya sedikit lebih jernih.





• •


Beberapa menit berlalu, Taehyung sudah rapih dengan pakaian kasualnya. Menatap cermin sesaat, sekedar memastikan penampilannya tidak memalukan.

Ring... Ring... Ring....

Atensi beralih pada ponselnya yang berdering. Dahi sedikit mengernyit memerhatikan deretan nomor yang tidak dikenal. Biasanya Taehyung tidak pernah sudi menerima telepon dari nomor tidak dikenal. Sekedar menghindari sasaeng yang gemar menganggu harinya. Perlu diketahui, sekalipun bukan artis tetapi Taehyung memiliki ratusan fans dikampusnya. Wajar, dia mahasiswa tampan, pintar pula. Idiot mana coba yang tidak menyukainya.

Kembali pada Taehyung, ragu tetapi pasti, ibu jarinya menyentuh icon telepon berwarna hijau dan menyeretnya. Lanjut menempelkan layar ponsel pada telinganya. Dan menyesal kemudian, sebab begitu ponsel menempeli telinga, hal pertama yang ia dengar ialah teriakan cempreng dan nyaring dari seberang telepon.

'HYUUUNGGGG....'

Spontan Taehyung menjauhkan ponsel dari telinga. Dalam hati melafalkan jutaan umpatan tiada hentinya. Tidak serius, Taehyung hanya bercanda kok. Justru dalam hatinya sedikit lega, menyadari suara cempreng itu milik Jungkook. Artinya kelinci gendut itu baik-baik saja.

"Siapa?"         Bohong, tentu saja. Taehyung hanya gengsi untuk membalas sapaan Jungkook begitu saja.

'Yah! Aku pacar hyung. Ah, bukan. Aku istri hyung.'

Putaran mata Taehyung menjadi balasan. Tetapi tidak dipungkiri juga, bibirnya mengulas senyum tipis.
"Ohh, ada apa?"

'Tidak, kenapa tidak meneleponku? Hyungie tidak merindukanku?'

"Tidak."      Jawabannya terlampau tegas dan yakin.

Hening beberapa saat, Taehyung menarik ponsel sekedar memeriksa layar. Memastikan telepon masih tersambung. Kemudian ditempelkan kembali pada daun telinga.

'Hyung, kalau sekarang?'

"Apa?"     Dahi mengerut tanda tidak mengerti.

'Sudah rindu atau belum?'

"Telum dan tidak akan."

'Ohh, jangan rindu dulu. Seminggu lagi aku baru bisa pulang.'        Terdengar hembusan nafas panjang Taehyung. Tampak seperti seorang yang sedang sekarat. Tetapi Taehyung memang sekarat. Rasanya menyesal sekali sudah mengasihani bocah gendut itu.

"Tetap tidak."

'Hyung tidak merindukanku?'

"Tidak."

'Baiklah, nanti malam aku pulang. Sampai jumpa hyungie..'

"Yak! Yak! Kubilang aku tidak rinㅡ"

Panggilan diputus sepihak. Cukup sebal, tetapi tersenyum pada akhirnya. Tentu saja aku rindu, dasar cerewet. Sayangnya kalimat itu hanya diucapkan dalam hati.
















Taehyung merasa dejavu saat bel apartemen ditekan secara brutal. Bar bar layaknya manusia purba. Melangkah gontai dari kamar menuju pintu depan. Hingga mulutnya dibuat menganga begitu mendapati sesorang yang bertamu ialah Jeon Jungkook, anak cerewet yang menghilang 13 jam dari apartemennya.

"Haii, hyung. Baru sebentar saja tidak bersamamu, rasanya aku seperti mau mati."    Melangkah santai melewati tubuh Taehyung yang membatu didepan pintu, Jungkook memilih segera memasuki apartemen dan menjatuhkan dirinya diranjang empuk milik Taehyung. Disusul Taehyung memasuki kamar beberapa detik setelahnya.

"Kemana saja kau?"

Jungkook menoleh kearah Taehyung. Tersenyum manis sebelum akhirnya menggerakkan kedua alis naik turun jahil.
"Apa hyung khawatir padaku?"

"Tidak."      Putaran mata Jungkook menjadi balasan. Lantas terbangun, mendudukkan diri disamping Taehyung.

"Hyung, baru sebentar pisah saja aku sudah merindukanmu."       Jeda, Jungkook menarik napas panjang.       "Bagaimana kalau harus tanpamu dalam jangka waktu lama."

Mendadak aura wajah Jungkook berubah lesu. Terlihat murung dan tidak bersemangat.

"Lagakmu seperti akan pergi dariku saja."      Masih sama. Taehyung tidak bisa menunjukkan keramahannya pada Jungkook sedikit saja. Bukan berarti Taehyung membenci kelinci gendut itu, hanya saja, yeaaㅡ entahlah. Yang pasti Jungkook masih tetap menyebalkan dimata Taehyung.  

"Hyung. Bisa tidak sih menghiburku sedikit saja."       Menatap Taehyung tajam, Jungkook menarik ujung baju Taehyung hingga tersingkap keatas. Memperlihatkan perut seksi milik Taehyung ㅡbagi Jungkook.

"Yak yak! Kau dasar, bocah mesum!"      Menyahut dengan cepat, Taehyung menahan tangan Jungkook supaya tidak menarik bajunya lebih brutal lagi.
"Apa-apaan, kau mau memperkosaku?"


Jungkook tidak memberi perlawanan, selain hanya mendelik galak. Kedua alis menyatu pertanda marah. Kemudian menarik tangannya kasar, hingga tanpa disengaja mencakar lengan Taehyung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naughty Bunny  [VK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang