Cerita di bawah tiang bendera

166 12 1
                                    

"Akhhh!!! Gawat! Gawat! Aku telat lagi!" gerutu seorang siswi berseragam putih abu-abu sambil berlari kencang menuju sekolahnya.

Dia pun sampai di depan gerbang sekolah yang sudah ditutup.

"Beneran telat lagi! Gawat nih!" dia berusaha mengatur nafasnya setelah berlari cukup jauh.

Terlihat seorang satpam berjalan menuju gerbang. Siswi itu pun langsung kabur agar tidak terlihat oleh satpam.

"Percuma juga aku mohon-mohon sama pak Didit, pasti gak bakal dibukain gerbangnya."

Melalui pagar siswi itu mengintip satpam yang sedang mondar-mandir di dekat gerbang.

Siswi itu pun mencari cara lain.

Setelah cukup lama hanya jongkok di dekat pagar sekolah, siswi itu pun berjalan agak mengendap-endap ke jalan lain.

Dia mengelilingi pagar sekolah. Lalu berhenti di dekat tempat sampah besar yang menempel di tembok pembatas sekolah.

Beberapa kali dia melihat tempat sampah dan tembok sekolah yang cukup tinggi itu sambil berpikir sesuatu.

"Apa boleh buat. Nggak ada cara lain." lalu dia pun membuka ranselnya dan mengeluarkan celana olahraga dari dalam tasnya.

"Untung hari ini ada pelajaran olahraga." ucapnya pada diri sendiri sambil memakai celana olahraga itu didalam roknya.

Beberapa kali dia pun mengecek keadaan sekitar, takutnya ada saksi mata karena di sekitar sekolahnya ada perumahan warga.

Setelah selesai bersiap, dia pun mulai menaiki tempat sampah itu, dengan hati-hati dan sedikit perjuangan untuk bisa naik ke atas tembok sekolah.

Dia duduk sebentar di atas tembok itu, untuk mengatur nafasnya dan juga melihat keadaan sekitar. Di dalam sekolah sepertinya sepi dan aman. Dia melihat keadaan di bawah. Ada semak-semak yang bisa dijadikan tempat persembunyiannya sementara sampai memastikan keadaannya aman untuk masuk ke kelas.

Setelah memastikan semuanya aman. Dia pun bersiap untuk lompat ke bawah lalu...

"Hap!" dia langsung menutup mulutnya, takut suaranya terdengar oleh orang yang mungkin ada di sekitar situ.

Dia bersembunyi di balik semak-semak yang dengan baik bisa menutupinya.

Ketika dia akan berdiri untuk melepas celana olahraganya, terdengar ada suara seperti ranting patah atau semacamnya. Suaranya berasal dari sebelah kirinya.

"Suara apaan tuh? Kucing?" dia coba mengecek asal suara itu dan apa penyebabnya.

Ketika dia mengecek ke bawah semak-semak, dia bisa melihat ada sepasang kaki yang memakai sepatu sepertinya.

"Akh!" secara refleks dia berteriak.

Tidak lama setelah siswi itu berteriak dan keluar dari persembunyiannya di balik semak-semak, siswi lain muncul dari semak-semak di sebelahnya, dimana siswi tadi melihat sepasang sepatu.

"Kamu?!" siswi tadi menunjuk ke arah siswi yang baru muncul dari semak-semak itu.

"Ngapain kamu disini? Jangan-jangan kamu telat masuk terus naik ke tembok ini dan sembunyi di semak-semak kan?" lanjutnya.

"Kamu juga sama kan?" enggak mau disalahkan, siswi itu pun membalikkan ucapan siswi tadi kepada dirinya.

"Hei! Kalian berdua! Ngapain disitu? Kalian telat masuk sekolah ya?! Ayo, cepat kesini!" seru guru olahraga dengan tegas.

"Gawaaattt!"

"Mampus deh!"

Rencana kedua siswi itu pun gagal. Pada akhirnya mereka tidak bisa menghindar dari hukuman yang memang harus mereka terima karena terlambat. Apalagi mereka nekat naik ke atas tembok untuk masuk ke sekolah.

Di Bawah Tiang Bendera #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang