💫1💫

1K 104 23
                                    

       

Udara dingin pertemuan antara musim gugur dan dingin selalu mampu membuat pori pori pada kulit Seongwu seakan menutup dan menjadi kaku.

Angin di akhir musim gugur memang bukan sahabat yang baik untuk tubuh kurus Seongwu terlebih jaket yang dikenakannya malam ini tidak terlalu tebal untuk melawan dinginnya udara -3 derajat dan tiupan angin khas musim gugur.

Seongwu berkali kali melihat jam ditangannya menghitung berapa lama waktu yang dihabiskannya untuk menunggu Tuan Lim, manager lamanya di luar lobby tempat ia tinggal.

Lelah karena Tuan Lim tak jua kunjung datang, tatapan mata Seongwu kini beralih pada 3 bintang yang berjejer di atas langit tepat di depan ia berdiri, ketiganya membuat satu garis yang mengingatkannya pada tahi lalat seorang pria yang sudah 6 bulan ini ia tipu.

Bukan keinginannya menipu pria itu tapi keadaan lah yang memaksanya melakukan penipuan yang cukup kejam untuk seorang pria yang selalu tersenyum manis dengan dua gigi kelinci yang selalu ditampakkannya dihadapan Seongwu yang makin membuat Seongwu mual

Sejak awal pertemuan keduanya Seongwu sudah sadar jika ada yang aneh dengan tatapan kedua mata pria itu padanya.

Tatapannya persis seperti tatapan wanita wanita yang sibuk memuja dirinya.

Awalnya Seong berspekulasi bahwa tatapan pria itu tidak memiliki makna sama dengan wanita wanita yang sibuk memujanya itu karena ia pria, tetapi semakin ia mengenalnya semakin ia menyadari bahwa tatapan pria itu memang memiliki arti yang sama seperti wanita wanita itu.

"Mengapa kau lama sekali Tuan Lim?" Seongwu berucap sambil melompat lompat kecil dan menggosokan kedua telapak tangannya. Dinginnya kota Seoul malam ini memang di luar perkiraannya.

"Ini dokumen titipan Tuan Na." Tuan Lim menyerahkan sebuah dokumen yang cukup tebal kepada Seongwu dengan sedikit kasar ditariknya dokumen tadi dari tangan Tuan Lim.

"Cuma ini titipan si tua itu?" Tuan Lim hanya mengangguk saat merespon pertanyaan Seongwu.

"Baiklah aku kembali kedalam."

Setengah berlari Seongwu menuju lobby apartemen nya, hangatnya heater  lobby apartemen membuat tubuh Seongwu menghangat tapi tidak jiwanya.

Jika dunia mengatakan bahwa sebagian besar entertainer telah menjual jiwanya pada iblis, Seongwu tau dengan pasti bahwa ia juga telah menjual jiwanya pada iblis bernama FTG Entertaiment yang kemudian menjadikan jiwanya beku.

Sejak kontrak itu ia tanda tangani ia tidak pernah bisa benar benar menjadi dirinya sendiri dan iblis itu telah lama mengambil jiwanya dengan ribuan kelas acting yang harus ia ikuti.

Ratusan peran yang harus ia mainkan membuat secara perlahan ia kehilangan jati dirinya sendiri dan hidup dengan berbagai peran.

Kehidupan yang ia jalani saat ini pun bergantung pada pada scenario yang iblis itu berikan padanya.

Seluruh scenario yang pernah ia jalani selama ini tidak pernah benar benar mengusik potongan kecil hangat jiwanya yang masih bersisa yang tidak pernah ia akui masih tertinggal didalam dirinya.

6 bulan mengenal pria yang awalnya berambut merah jambu itu membuat ia tanpa sadar membangunkan potongan kecil itu dan membuatnya merasa iba pada pria itu.

Seongwu tau pria itu akan terluka dengan dalam jika ia tau, tapi sayangnya ia tidak akan pernah tau karena permainan peran yang Seongwu mainkan di depan pria itu sangat luar biasa.

"Baiklah mari kita lihat apa lagi rencana pria tua sialan itu." Ucap Seongwu pada dirinya sendiri didalam ruang kamarnya.

Kalimat pertama yang ia baca membuatnya ingin memaki pria tua sialan itu tapi kemudian ia sadar bahwa ia sendirilah yang telah menjual jiwanya pada lelaki itu.

Semakin kulihat semakin kau terlihat seperti wanita, teruslah mainkan peranmu sampai akhir 2018.

"Bangsat!" maki Seongwu tak tertahan.

Dari sekian banyak peran yang ia telah mainkan inilah kali pertama ia berperan menjadi seorang gay, dengan target seorang pria bisex yang jelas jelas telah jatuh hati padanya sejak awal pertemuan mereka.

TBC

A/N :

Mulai menulis lagi karena couple ini terlihat begitu superior belakangan ini. Tapi entah kenapa aku malah merasa sesuatu yang mengganjal pada Seongwu, sehingga aku putuskan untuk kembali menulis membuat sebuah cerita jika kemungkinan terburuk yang kupikirkan adalah kebenaran, semoga tidak.

OngNiel - What ifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang