°• Spotlight [2jin]

684 76 32
                                    

"Hei penyanyi rendahan kau fikir kau sudah tersorot? Jangan mimpi!" ×]

- - -

Seorang gadis memasuki ruangan di pojok kampusnya dengan perasaan yang kacau. Kesakit hatiannya kemarin masih lekat terasa di dalam dirinya. Masih cukup sulit untuk di lupakannya. "Hei jalang untuk apa lagi kau datang ke club ini?" Teguran barusan berhasil membuatnya semakin bergidik takut.

"Seo..seonbae?" Ucapnya terbata.

"Untuk apa kau masuk lagi kesini? Ingin membuat club ini menjadi busuk hah?" kali ini gadis yang bersebalahan tepat dengan gadis sebelumnya kembali serupa mencemooh gadis yang ketakutan itu.

Perasaanya kelut mendengar seluruh cemoohan yang di dengarnya. Menutup telinga, tidak cukup. Cemoohan mereka telah tembus dalam ke hatinya. Bahkan lidah nya sama kelutnya tatkala ingin membalasnya. Kenapa? kenapa bisa begini?

"Hei jalang! boleh kau ku sewa?" canda lelaki ber jeans sobek di samping jendala kelas.

Perasaannya makin sendu, ketika dirinya telah dianggap rendah oleh semua rekan satu clubnya. Tidak, Myungeun tidak bisa lagi menahan tangis! "Hiks.."

Tangisnya terhenti saat bahunya di pegang oleh seseorang. "Kalian fikir kalian siapa! bisa-bisa menjelekannya! Apa kalian tidak berkaca! Kalian yang rendah!" ucap lelaki itu, lalu buru-buru membawa gadis yang tengah menangis itu keluar.

"Tenanglah disini aman," ucapnya pelan ke gadis yang baru saja dibawanya itu. Berharap agar gadis itu bisa bernafas lega.

Gadis itu akhirnya mulai merasa tenang. Kemudian mencoba melirik siapa orang yang telah membantunya tadi. Matanya mengernyit bingung "Hiks.. Hiks.. kau.. siapa??" ucapnya masih dengan sedikit tangisan.

"Aku Seokjin, Kim Seokjin," ucap laki-laki itu dengan senyum ramahnya.

"Ah, untuk yang tadi terima kasih ya!" ucap Myung eun berterima kasih kemudian membalas senyum ramah teman barunya itu.

"Tak apa, sudah seharusnya aku melakukannya. Lagi pula kalau menurutku kau itu tidak salah kok. Sekalinya memang kalau ayah mu salah. Tapi kan kau sama sekali tidak ikut campur. Kau hanya anak yang tak tahu apa-apa yang tiba-tiba disalahkan oleh orang lain. Is not you're fault girl," ucap Seokjin. "Bagaimana bis..." heran Myung eun, tapi buru-buru di potong oleh Soekjin. "Kau itu breaking news di kampus, bagaimana aku tak tahu," jawab nya jujur.

"Woah.. setenar itu kah aku?" bangganya dengan senyum kecut. "Iya sangat,"

"Ah, iya aku pernah mendengar suaramu," kali ini Seokjin berusaha mengganti topik agar gadis di depannya ini tak termenung lagi dalam kesedihannya. "Jinjja?" tanya Myung eun kaget tapi dibalas anggukkan oleh Seokjin.

"Suara mu sangat merdu, jangan lagi merasa malu dengan suara mu. Mereka yang baru saja mencemooh mu tadi tak tahu bagaimana suara merdumu. Makanya Myung eun-ni kau harus berani oke!" ucap Seokjin menyemangati.

Myung eun merasa atmosfir lain merasukinya setelah mendengar ucapan semangat dari lelaki yang bahkan baru dikenalnya hari ini itu. Degupan jantungnya drastis kencang. "Myung eun-ni," tegur Seokjin ke Myung eun yang sibuk melamun. Myung eun tersadar kemudian langsung menjauhkan wajahnya dari jaraknya dengan Seokjin yang sangat dekat. "I..i. ya.." jawabnya gugup.

[2] lovelyz song fict ㅡbanglyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang