Namaku Mentari ayuni. Umurku 17 tahun, sekarang aku duduk di kelas 11 Ipa 4 Bina Bangsa School. Aku hanyalah orang kalangan menengah kebawah yang berhasil sekolah di BBS karena mendapat Beasisiwa.
Hari ini adalah hari senin, hari dimana para siswa banyak yang mengeluh karena mereka merasa liburannya kurang, dan aku selalu semangat untuk hari ini.
Aku berlari kencang saat aku tersadar jam sudah menunjukan waktu bel sekolah berbunyi dan aku masih ada di perjalanan.
"Uhh sial.. udah ditutup lagi" aku sudah berada di depan pintu gerbang sekolah, dan pintu itu sudah digembok rapat dan sepertinya upacara sudah dimulai.
"Yahhh" seorang lelaki berhenti berlari saat ia melihat gerbang telah tertutup.
Aku memalingkan wajahku padanya. Sepertinya dia anak baru karena aku tidak pernah bertemu dengannya sebelum ini.
"Kamu terlambat juga ?" Pertanyaan bodoh yang aku lontarakan kepadanya.
"Udah tau malah nanya" jawabnya ketus.
"Kamu anak baru ya ? Aku kok kaya baru liat kamu hari ini ya?" Aku bertanya tanpa diubris olehnya."MENTARI BINTANGG SEDANG APA KALIAN, KENAPA MASIH BERADA DILUAR" itu adalah suara cetar halilintar dari Bu Dewi.
Sesaat lelaki yang bu Dewi sebut Bintang itu melirik ke arahku dan mata kami bertemu hanya 1 menit saja.
"HEII KALIAN CEPAT MASUK" suara bu Dewi mengagetkanku "MALAH SALING MEMANDANG SEPERTI ITU LAGI" sambungnya.
Kini aku dan lelaki itu tengah berdiri mengikuti upacara, tapi barisan kami berbeda dengan teman yang lainnya. Kami menghadap teman teman yang lainnya, dan itu membuat kami di perhatikan banyak orang. 'Sial sial sialll' runtukku dalam hati.
Tapi aku masih sedikit beruntung. Karena apa ? Karena aku hanya mengikuti upacara 10 menit saja, tapi yaa tetap saja aku mendapat hukuman dari bu Dewi.
"Bintang, kamu pindahan dari luar negeri, dan baru dua hari sekolah kamu sudah terlambat saja" Bu Dewi menatap Bintang dengan tajam. "Kamu lagi Mentari, bisa bisanya yah kamu terlambat, ini sudah kali ke 5 kamu terlambat dalam bulan ini. Jika kamu telat lagi, Beasiswa kamu akan kami perhitungkan" tegas bu Dewi padaku
Aku hanya menundukan wajah dalam dalam.
"Sekarang kalian saya hukum" Bu Dewi memotong ucapannya. "Kalian saya hukum, untuk berkeliling ke semua kelas sebelas dan meminta maaf karena kalian sudah terlambat" lanjutnya.
"Ibu.. tidak bisa seperti itu dong bu.. ini mempermalukan harga diri saya" bintang terus memprotes pada bu Dewi.
"Tidak ada bantahan Bintang Adiwijaya"Bintang membuang nafas dengan kuat menerima hukuman dari Bu Dewi, sedangkan aku hanya melongo melihat meja Bu Dewi yang terdapat roti selai disana.
Sepuluh kelas sebelas sudah aku masuki bersama Bintang, dan pastinya di awasi oleh Bu Dewi.
"Bintang"
"Apa"
"Mau ikut kekantin bersamaku?"
"NGGAAA"
Demi Tuhan aku membencinya. Dia begitu ketus pada ku. Ternyata didikan luar negeri seperti itu.
Tapi perlu kalian ketahui, Bintang sangatlah tampan. Dengan hidung yang mancung, alis tebal, dan oh Tuhan, bibirnya begitu eksotis dan megugah selera untuk siapapun yang melihatnya. Tapi ya tetap saja, dia menjengkelkan dimataku.
"Cewe yang tadi bareng sama lo itu, Mentari namanya. Lebih tepatnya Mentari Ayuni. Dia anak Sebelas Ipa 4" dua orang lelaki sedang membicarakanku di area loker kelas sebelas. Lelaki itu adalah Tomi dan Bintang. Ada urusan apa mereka membicarakanku ?

KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Kita
Short Storyini tentang kisah sederhana bersama waktu yang mengutak atik kehidupan manusia. Kumpulan kisah sederhana antara manusia cinta sahabat dan persoalan lainnya. #cerpen