1. Morgan le Fay | Ongniel

2.7K 425 370
                                    





☀️: of summer days no one knows exist.

⚠️: romance, drama?, implicit mature content

Words count: 2712

----

"Hey, Daniel! Hawaii benar-benar menakjubkan, dude! Aku mengambil pengalamanku berlibur kesana bersama keluarga untuk tugas tulisan musim panas. Hawaii, The Land of Paradise! Omong-omong Daniel, apa nama judul untuk tugas tulisan musim panasmu?"

----

Daniel tidak suka musim panas.

Tambahan tugas dari sekolah sepanjang liburan, serangga, cerita hantu.

Daniel tidak suka semua hal di musim panas. (Kecuali semangka)


"Nenek di desa mulai sakit-sakitan. Ayah dan Ibu masih ada pekerjaan. Jadi belum bisa membesuk. Mumpung kau sudah mulai liburan, coba kau kunjungi nenek dan bantu-bantu sedikit. Udara pedesaan juga pasti membuatmu bisa lebih fokus mengerjakan PR dari sekolah."

Daniel hanya mendengus menerima titah sang ayah setelah mereka selesai makan malam. Ibunya yang sedang mencuci piring turut mengiyakan. Daniel mendengus untuk yang kedua kali.

Kata ayah, kakak sepupunya, Jisung-hyung, yang masih tinggal dengan nenek di desa sudah mendapat pekerjaan. Sehingga susah baginya untuk merawat nenek seorang diri. Padahal sepupu Daniel yang lain masih banyak. Kenapa harus Daniel?

Mungkin ayahnya diam-diam tahu rencananya sepanjang musim panas ini untuk menghabiskan waktu di kolam renang. Melihat gadis-gadis muda dengan bikini warna-warni bersama Hyunbin dan Kenta.


Jika ibu Daniel berkata musim panas akan membawa keajaiban yang tidak terduga, maka keajaiban yang Daniel inginkan hanya pergi ke kolam renang dan melihat bikini bertebaran.

----

Daniel berdecak sebal saat melihat sama sekali tidak ada sinyal tertangkap di layar handphone-nya.

Terakhir kali ia mengirimkan pesan singkat kepada Hyunbin sekitar satu jam yang lalu (bertuliskan, "the fuck patrick!!") lantaran temannya itu sedang bersiap untuk berpelesir ke Hawaii bersama kedua orang tuanya. (Membuat Kenta pergi ke kolam renang seorang diri)

Dimana keajaiban musim panas yang ibunya janjikan? Handphone-nya saja tidak mendapatkan sinyal meskipun hanya satu garis!


Daniel menghela nafas lagi. Ia baru sampai sekitar tiga jam yang lalu namun nuraninya yang tersulut udara musim panas diiringi telinga yang pengang karena serangga di pepohonan bersahut-sahutan membuatnya merasa sudah terkurung di sini selama 300 tahun.

"Sialan. Aku harus mencari sinyal di luar."

Daniel bergegas keluar kamarnya yang pengap. Rasanya pasokan oksigen di paru-parunya terus tersedot. Masa bodoh keluar rumah dengan kaos tanpa lengan dan celana selutut. Tempat ini layaknya mesin pemanggang.


"Kau mau keluar, Daniel?"

Jisung-hyung yang tengah asyik menonton acara hiburan di televisi menolehkan perhatiannya pada Daniel, "Pulang sebelum jam makan malam, oke?"

Daniel hanya mengangguk sekilas dan melenggang pergi dengan sandal jepitnya.


"Hari sudah sore tapi masih saja sepanas ini. Aku bisa gila"

Tidak terasa Daniel sudah melewati persimpangan jalan saat ia melihat seseorang dengan pakaian rapi duduk di kursi teras rumah yang pagarnya dibiarkan terbuka.

Downpour and ReverieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang