Body Painter

595 126 23
                                    



Body Painter

***

"Hyung, sampai kapan aku harus seperti ini?" Serunya yang hanya mendapat gerlingan marah dari mata bulat hitam indah itu.

Jaehyun meluruskan kakinya, punggungnya sedikit dia bengkokan, tulang belakangnya sungguh kram. "Jung Jaehyun."

"Hyung, aku lelah." Serunya dengan nada manja yang sangat kentara, biasanya Taeyong akan mudah terhasut tetapi sepertinya kali ini gagal total, namja dengan surai pink itu kini malah semakin sibuk dengan kanvas didepannya. Dia terlihat sangat serius dan menggairahkan.

"Hyung, lanjut besok saja melukisnya." Seru Jaehyun semakin tak sabaran, dia hendak bergerak bangkit tetap Taeyong dengan cepat menghampirinya lalu duduk tepat di pangkuannya, membuat pergerakkan Jaehyun berhenti tetapi sayangnya malah membuat seringai kini memenuhi wajah Jaehyun.

Dan jangan lupakan tatapan sayu penuh damba yang kini dilayangkan membuat Taeyong kini memalingkan wajahnya dengan gugup, mata berputar-putar menatap apapun selain mata menggoda Jaehyun.

"Sebaiknya aku menyelesaikan lukisanku." Suaranya terdengar gugup, tubuh kecilnya berusaha bangkit dari pangkuan Jaehyun tetapi lengan Jaehyun dengan sigap melingkar di pinggangnya, membuat tubuh kecil itu kembali duduk dipangkuan tubuh besar itu.

"Kau tidak boleh kabur Lee Taeyong." Serunya dengan suara husky yang sangat rendah terdengar. "Kau yang membangunkannya."

"Siapa? Aku? Ti-tidak."

"Hyung." Suara terdengar berat dan penuh nafsu, dengan menarik tubuh Taeyong dengan dekat dengannya.

"Jae-jaehyun, aku harus menyelesaikan pekerjaanku." Jaehyun mengerucutkan bibirnya, dia lalu menelusupkan wajahnya ke leher Taeyong, yang membuat Taeyong menggeram rendah.

"Anggap saja ini juga pekerjaan, hyung." Taeyong membelalakan matanya kesal, tangannya terkepal, memukul pelan lengan Jaehyun.

"Apa maksudmu, eh? Aku bukan pelacurmu, kalau kau mau memuaskan nafsu gilamu, pergi sana ke room salon." Serunya dengan cepat mengangkat tangan berusaha menjauhkan tubuhnya dari Jaehyun. "Lepaskan aku atau aku hancurkan kepalamu dengan kanvas." Dan mau tak mau, Jaehyun harus melepaskan tubuh kecil Taeyong, membiarkan Taeyong beranjak dan kembali duduk didepan kanvas yang berada tepat dihadapannya.

"Memang kau rela kalau aku ke room salon." Taeyong menggeram pelan, tangannya terangkat keatas, membawa tangannya menggoreskan sebuah garis di kanvas.

"Hyung, kau marah."

Tak ada respon dan itu artinya Taeyong marah besar terhadapnya.

"Aku cuman bercanda, hyung." Jaehyun memberikan jurus aegyo andalannya, tetapi tetap saja hyung miliknya itu tetap diam dengan wajah tertekuk.

"Aku tak mungkin ke room salon, hyung. Karena aku memilikimu." Walaupun Jaehyun telah mengeluarkan jurus gombalan nomor tiga puluhnya tetapi tetap saja, Taeyong masih menekuk mukanya.

"Hyung, daripada hyung membuat lukisan yang membosankan itu dan membuatku lelah, bagaimana kalau hyung membuat body painter saja? Aku rela menjadi modelnya." Serunya dengan kekehan menyebalkan yang terdengar sangat nista ditelinga Taeyong.

"Ya ampun Jaehyun, siapa yang mengajarimu sehingga mesum seperti itu?"

Ingin rasa Taeyong memukul kepala Jaehyun dengan sangat keras sehingga semua pikiran mesumnya itu bisa pergi dari otaknya itu.

***

Ya ampun, aku menistakan Jaehyun (lagi) -_____-

Maaf Jaehyun stan.

Btw kalian tahu room salon, kan ya? *nyengir*


Love And WorkWhere stories live. Discover now