Taruh Dimana Sih?

928 113 31
                                    

"Aku memang pelupa, tapi gak lupa kok sayang sama kamu..."

-

"Jin, kamu liat rolex aku nggak?"

Seperti biasa, Yoongi mengitari dalam rumah, cari-cari jam tangan mahalnya. Yoongi beneran lupa taruh jam tangannya dimana. Biasanya sih gak jauh dari meja kerjanya. Kok sekarang malah gak ada?

Gak lama kemudian, seorang lelaki cantik(?) datang menghampiri. Iya, dia suami alias istri tercinta Min Yoongi aka Suga. Kim Seokjin, tapi udah ganti nama belakang jadi Min Seokjin. Wajah si cantik ini berubah agak kesal, soalnya Yoongi gak pernah berubah, tapi dia sayang banget.

"Kamu itu kebiasaan. Taruh jam tangan dimana-mana. Lupa kan, tuh?!" Kata Seokjin sedikit membentak karena gemas sama suaminya yang pelupa.

"Kali aja kamu tahu."

"Jam tangan lain kan ada. Kamu kemanain sih?!" Seokjin bener-bener udah kesel.

"Tapi yang itu favorit aku, sayang..."

Seokjin cuma memutar bola matanya dan melenggang pergi dari tempat. Dia lagi masak soalnya, jadi gak bisa bantu cari.

Yoongi putarin seluruh ruangan, dari meja sana ke meja sini. Dia cari di meja deket TV, gak ada. Pokoknya ditelusuri dengan buru-buru.

Kemana sih?

Orang ini jalan-jalan gak jelas masih cari jam tangannya. Padahal satu jam lagi dia ada meeting sama Namjoon. Omongin soal Jungkook yang katanya Namjoon temuin di pinggir jalan. Padahal, Namjoon itu cuma modus aja, liat ada anak manis di pinggir jalan, nyanyi sendirian, bawa-bawa mic sama speaker-nya. Ceritanya Namjoon mau angkat Jungkook jadi penyanyi mereka.

Setelah 20 menit berlalu, Yoongi lalu menjatuhkan diri ke sofa deket dia. Agak kesel juga gak ketemu terus sama jam tangannya. Yoongi merogoh kantong celananya, lalu ambil ponselnya. Gak ada tanda-tanda Namjoon chat dia atau setidaknya kasih kabar soal meeting. Berarti, Namjoon sibuk di studionya.

"Gimana? Udah ketemu?" Yoongi langsung menoleh ke arah asal suara dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah merengutnya.

Seokjin duduk di armrest sofa yang ada di depannya Yoongi.

"Belum, Jin. Mana ada meeting sama Namjoon, pula."

"Sini, mana tangan kamu?"

Tangan Seokjin lalu terjulur ke arah Yoongi, minta suaminya untuk kasih tangannya. Yoongi liatin Seokjin bingung, tapi dia kasih juga ujung-ujungnya. Seokjin suruh membalikkan tangannya dan kemudian merogoh kantong celana piyamanya, lalu menaruh jam tangan di atas telapak tangan Yoongi.

"Kamu ketemu dimana?"

"Di meja dapur. Kamu gak ke dapur sih tadi carinya. Lain kali hati-hati kalo taruh barang mahal. Cari uangnya susah."

"Iya, sayang. Terima kasih ya." Yoongi menyeringai dengan bahagia, sedangkan Seokjin cuma memutar bola matanya sambil tersenyum kecut.

"Udah ya, aku mau beres-beres dapur." Kata Seokjin sambil memperhatikan Yoongi yang udah sibuk memakaikan jam tangannya.

Belum sempat Seokjin beranjak, tangan Yoongi dengan cepat meraih pergelangan tangan suaminya. Ditariknya tangan Seokjin dan ciuman sekilas pun mendarat di bibirnya.

Manis...

"Sayang banget aku sama kamu. Maaf ya, suaminya pelupa. Jangan bete." Yoongi terkekeh pelan, membiarkan Seokjin yang wajahnya udah berubah merah mirip kepiting rebus.

"Kamu tuh, sok manis." Tapi aku seneng kamu begitu.

"Ih cantik banget kamu tuh. Makin suka deh."

"Gak cocok kamu ngegombal. Udah ah, aku balik ke dapur. Kamu cepet pergi deh, nanti Namjoon lama nunggu."

"Ah biarin. Lagian dia seneng pasti akunya telat."

"Kok?"

"Iya lah, kan dia mau ketemu gebetannya, Jin. Namanya Jungkook. Manis sih, anaknya. Masih 18 tahun."

Dengernya kok jadi Seokjin yang cemburu? Padahal yang suka sama si Jungkook itu Namjoon, bukan suaminya. Mungkin karena Yoongi bilang si Jungkook itu manis, ya. Takut diambil orang nih suaminya. Seokjin malah jadi diam.

"Sayang, kamu kenapa? Kok mukanya berubah bete gitu?" Yoongi bingung, tapi kayaknya mengerti betul suaminya itu kenapa. Bisa jadi cemburu.

"Nggak apa-apa. Udah gih, sana pergi. Keburu telat." Seokjin membetulkan posisinya dari membungkuk lalu berdiri dengan tegak.

"Jangan cemburu ya, sayang. Aku sih pure kerja loh. Do'ain sukses ya. Lagian gak ada yang bisa mengalahkan kegantengan, kecantikan dan kemanisan kamu. Hehehe."

Wajah Seokjin kemudian kembali memerah, lalu senyum malu-malu. Suaminya kok ya pinter sekali bikin dia tersipu begitu. Jadi aja kepingin kasih cium.

Cup..

Akhirnya Seokjin gak tahan dan dengan cepat mencium suaminya, "Sok gombal."

Yoongi cuma bisa tersenyum lebar, memperlihatkan gummy smile-nya yang manis sekali. Senyuman yang selalu Seokjin suka.

Yoongi pun beranjak dari tempat duduknya, lalu memperhatikan Seokjin dulu sebelum pergi. Keduanya saling berhadapan sambil saling tersipu malu. Yoongi masih pegang pergelangan tangannya Seokjin.

"Aku pergi ya, sayang. Mudah-mudahan gak lama. I love you."

"Ya udah, hati-hati sana. Kasih tahu kalo udah sampe tempat."

"Siap! Sini dong, minta jidatnya. Hehehe."

"Kasian ih, pendek." Seokjin malah ketawain Yoongi, tapi dia nunduk juga dan suaminya cium keningnya dengan lembut.

"Dasar tinggi!" Tapi aku sayang sekali.

"Hahaha. Ya udah, have fun ya, sayang. Inget, jangan lupa chat aku." Seokjin cium pipi Yoongi sebelum Yoongi berjalan menjauh menuju pintu depan dan keduanya saling melambaikan tangan sampai pintunya pun tertutup lagi.

Seokjin jadi gak bisa berhenti senyum-senyum. Kok ya bisa punya suami pelupa tapi orangnya jenius. Mungkin karena dia kelewat jenius, jadi hal-hal kecil pun jadi lupa. Tapi, gimana dong? Seokjin udah terlanjur cinta dan dia merasa beruntung mendapatkan Yoongi yang begitu sayangnya sama dia.

By the way, saatnya Seokjin bersih-bersih dapur.

Lupa (YoonJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang