★20: Shiro yang Baru

1K 95 9
                                    

"Arigatou Kuro." ujar Shiro sembari memelukku balik dengan kedua tangannya.

"Shiro, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanyaku pada Shiro yang duduk berhadapan denganku.

"Aku juga tak tahu, saat kau sedang bertarung dengan Gabriel dengan Dead Knight Mode-mu, aku tiba-tiba kehilangan kesadaran."

"Sepertinya kau hanya terlalu lelah karena menjaga segel itu selama 5 tahun Shiro-chan." ujar Lucifer sembari duduk di kursi.

"Sepertinya, maaf ya Kuro, aku tak jujur padamu dari awal." ujar Shiro sembari menundukan kepalanya dengan wajah yang sedikit menyesal.

"Tak usah kau pikirkan, yang penting, aku sekarang senang karena kau selamat."

"Kuro, bisa kita bicara sebentar? Shiro, aku pinjem Kuro dulu ya." ujar Lucifer sembari tersenyum seperti biasa.

"Baiklah." jawabku singkat sembari mengikuti Lucifer yang keluar dari kamarku. "Apa yang ingin ayah bicarakan?" tanyaku pada Lucifer saat kami usdah di luar kamar.

"Kuro, kau tahu kan kalau ayahmu ini selalu bertindak kekanakan." ujar Lucifer sembari menatap langit biru yang sedikit tertutup awan putih.

"Iya, kau selalu saja seperti anak-anak." ujarku dengan sedikit senyuman karena mengingat tingkah konyol yang selalu ia lakukan.

"Sebenarnya, aku datang kesini untuk memberitahumu sesuatu." Lucifer langsung memalingkan pandangannya padaku. Matanya terlihat sangat serius, ini sangat kontras dengan dirinya yang sering aku lihat.

"Apa itu ayah?" tanyaku sembari menatap mata hitamnya dalam-dalam.

"Sebenarnya, ayah ingin menyerahkan tahta pemimpin Fallen Angel padamu." aku sangat terkejut mendengar pernyataannya yang sangat tiba-tiba itu.

"Ma-maaf ayah, aku menolaknya." ujarku sembari memalingkam pandanganku darinya.

"Tapi kenapa Kuro? Aku, semua petinggi, jendral-jendral, bahkan rakyatpun setuju kalau aku menunjukmu menjadi pemimpin berikutnya."

"Maaf, aku merasa tak layak untuk itu. Aku masih terlaku naif, ceroboh, tak sabaran, dan egois. Aku merasa tak layak untuk menduduki jabatan itu ayah." ujarku sembari menatap langit biru siang itu.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu saat kau sudah siap. Aku tahu, sebenarnya kau masih tak bisa meninggalkan semua temanmu itu kan?" ujar Lucifer sembari tersenyum kecil.

"Ternyata kau tahu apa yang aku pikirkan."

"Iya dong, aku kan ayahmu." ujar Lucifer sembari tersenyum padaku seperti biasa.

"Maaf ya, ayah." akupun langsung memeluknya.

"Tidak apa-apa anakku." ujar Lucifer sembari mengelus rambutku dengan tangannya yang halus.

"Ayah, bisa tolong lepaskan? Kalau ada orang lewat, ayah bisa dikira pedo."

"Jahat, masa ngatain ayahmu sendiri pedo." ujar Lucifer yang melepaskan pelukannya dariku.

"Hehehe."

"Kalau begitu, ayah mau balik. Tolong jaga Shiro ya." ujar Lucifer sembari tersenyum padaku.

"Baiklah." Lucifer langsung mengepakkan sayapnya dan menghilang menjadi asap hitam.

"Kuro, apa aku boleh pinjem bajumu?" tanya Shiro yang mengintip dari pintu kamar.

"Boleh, ambil aja di loker." ujarku pada Shiro.

"Tanks Kuro."

"Shiro."

The Knight and The MagusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang