"Akhirnya kita semua bisa lulus bareng ..." ucap Kalya.
"Selamat ya Rany, kamu masuk 10 lulusan terbaik... Bangga sama kamu" ucap Alsava memelukku disusul dengan yang lainnya.
"Kalian juga yang terbaik dan paling membanggakan ..." balas Rany ikut memeluk sahabat-sahabatnya.
"Ngga kerasa 4 tahun udah kita lewati..." ucap Kalya mulai melepas pelukannya dan yang lain ikut menyusul melepas pelukkan itu perlahan.
"Sudah waktunya kita mengabdikan diri sebagai guru dan kembali ke daerah masing-masing..." ucap Della.
"eh .. tapi kita semua bisa kumpul lagi di pernikahan Rany bulan depan" ucap Kalya.
"iya bener juga, kita kan sudah saling berjanji untuk saling mengunjungi satu sama lain bila di hari pernikahannya dan Ranya yang pertama..." ucap Della.
"Walaupun bukan sama dia.." ucap Alsava memandang Rany dengan sendu.
"Jodoh tidak ada yang tau.." jawab Rany pelan.
Mereka semua adalah sahabat Rany semasa kuliah, kami sudah melewati masa-masa sulit bersama. Masa-masa dimana kita saling menyemangati, memotivasi sampai menangis bersama karena satu dosen yang super sangat menyebalkan, hampir setiap kami bimbingan dengan beliau laporan kami DIREVISI.
Dan pada akhirnya kami mampu melewati semua itu tepat pada waktunya, dan menyandang gelar sarjana. Setelah itu melajutkan jalan hidup kami masing-masing yang kami pilih.
Setelah selesai berkumpul, menyapa orang tua sahabat-sahabatknya hingga berpamitan barulah Rany kembali ke tempat orang tuanya menunggu.
Dari kejauhan Rany melihat bapak, ibu, dan kedua adiknya yaitu Fino dan Rara, kemudian Ibu menyambut Rany dengan pelukannya dan menangis haru didalamnya.
"selamat ya nak... kami bangga padamu.." sambung bapak membelai kepala Rany lembut.
"selamat ya kak..." sambung rara memeluk kakaknya dan memberikan boneka beruang yang mengenakan pakaian yang sama dengan Rany.
"wow... mahasiswa lulusan terbaik.." sambung fino dengan gaya tos ala-ala kami.
"Selamat atas kelulusannya" lalu dia memberikan Rany sebuket bunga.
Rany cukup kaget melihatnya yang tiba-tiba muncul dari balik badan fino, Rany pun meraih buket bunga itu dan tersenyum simpul "Terimakasih".
"coba menghadap kamera calon pengantin" ucap rara yang sudah menyiapkan kamera ke arah kami dan mengambil beberapa gambar.
Setelah itu Rany berfoto dengan kedua orangtua, adik-adikku, dan barulah kita berfoto selfi bersama dengan bermacam gaya.
Disaat sedang mengabadikan moment tersebut, mucul sesosok laki-laki menggunakan kemeja rapih berjalan ke arah kami, dia tersenyum tulus ke arah kami dan dibalas senyum oleh Rany dan keluarga. Setelah itu dia bersalaman dan menyapa bapak, ibu, dan adik-adikku. Mengobrol santai yang terlihat cukup akrab, mengingat dia cukup lama mengenal keluargaku.
Setelah itu dia menghampiriku, "Selamat atas kelulusannya... semoga amanahnya bisa dijalankan dengan baik..." ucapnya kemudian memberikan sebuket bunga Hydrangea berwarna pastel. Ini bunga kesukaanku, dia masih mengingatnya.
"terimakasih" ucap Rany
"setelah ini, apa kamu akan tetap melanjutkan study S2 seperti yang kamu cita-citakan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
ChickLitJodoh itu tidak ada yang tahu. Itu rahasia Tuhan. Dia bisa datang dari mana saja. Jodoh itu bisa teman, sahabat bahkan tetangga. Jodoh? Tetangga? Kalau jodoh kita tetangga kita sendiri, bagaimana???