Karya: Pujangga Jalang
Di ruang bercat putih, aku duduk di sofa merah selagi merebahkan tubuhku. Kulihat sekumpulan buku tergeletak di meja. Pasti ini kerjaan adiku, kiraku. Adikku memang sering masuk ke kamarku tuk mencari buku bacaan atau mengambil bolpoin kemudian kadang tak membereskannya kembali. Aku berjalan menuju meja kerja, mencoba merapikan beberapa tumpukan buku yang berserakan disana. Kutemukan setumpuk buku-buku kenangan SMA. Kubawa buku itu menuju loteng, sambil menikmati kopi dan sebatang kretek, ditemani indahnya langit malam. Gemerlap lampu kota dan angin yang berhembus, menaklukkan rambut panjangku. Kian membawaku melintasi garis waktu dan kembali ke masa itu. Masa sekolahku, dulu.
Namaku Rangga Jaya. Dibesarkan oleh seorang wanita tangguh yang kusebut Bunda. Sewaktu dulu kuhabiskan waktu luangku membaca buku dibawah pohon beringin di dekat taman kota, sekedar menjinakan otak yang mulai membuas akibat problematika hidup. Aku bersekolah di satu sekolah negeri di kotaku. Menurut orang, sekolahku tergolong sekolah favorit, bagiku biasa saja. Aku mengambil jurusan sosial, aku benci hukum eksak, yang memaksaku untuk mencari jawaban yang pasti. Menurutku, tak ada yang pasti di hidup ini.
Aku tak peduli jika kau tak sependapat denganku, tapi tolong hargai pendapatku.Masa SMA ku tergolong normal, dimarahi guru karna tertidur di jam pelajaran, meloncat pagar sekolah karna bosan, rambut dipotong habis karna razia, itu semua normal bagiku. Hingga kutemukan suatu masalah yang menurut ku tak seharusnya ku alami. Jatuh hati.
Berawal bertemu di senja hari Senin. Saat itu cuaca baik, kicauan burung terdengar jelas, sinar alam nampak berwarna merah jambu, mungkin alam sedang bahagia, gunamku dalam hati. Aku menuju parkiran untuk bergegas pulang, dengan kebiasaaku membaca buku sambil berjalan, membuatku menabrak seorang, seorang yang mengubah kehidupan SMA-ku.Tak sengaja menabraknya yg sedang asik dengan handphonenya. Tabrakan tak sengaja itu membuat handphone nya jatuh. Dan aku, hanya meminta maaf tanpa meliriknya sedikitpun, kemudian berlalu. Kudengar ocehan nya.
"Hey, kamu!.Hey..! apakah kau mendengar ku? Dasar cowo tak bertanggung jawab!"
Teriaknya memecah hening lorong sekolah. Seperti biasa, aku mengunjungi tempat favorit ku, duduk dipohon beringin dekat taman kota. Bukan sembarang tempat, tempat itu menyisakan beberapa kenangan, terutama dengan pahlawanku, yang kusebut, Ayah. Dulu, aku sering diajaknya tuk bermain disana, bergelantungan di dahan pohon, berlarian dan membaca berbagai judul buku disana. Ayahku menyukai buku tentang politik dan sastra, dan dulu aku hanya membaca buku dongeng bergambar. Ayah meninggal beberapa tahun lalu. Sudahlah, aku tak mau larut dalam kesedihan. Karna cerita ini bukan tentangnya, biar ia tenang bersama tuhan disana.
Langit mulai gelap, ku tancap gas motor bebek peninggalan ayahku menuju rumah.Hari berganti, sinar fajar perlahan menyinari.
"Rangga cepat bangun, nanti terlambat sekolah loh. Jangan lupa rapihkan kasurmu! " Teriak bunda dari lantai bawah, tanpa basa basi kuturuti mau nya. Sebab, apa dayaku bila tanpa wanita tangguh sepertinya?
Setelah berpakaian rapih aku turun menuju lantai bawah, hidangan favoritku mulai tercium, ayam goreng kecap. Kulihat adiku sudah berangkat duluan. Setelah menyantap ayam dan pamit berangkat.Hari sialku, aku terlambat datang kesekolah, kulihat bapak petugas ketertiban sudah ada di pos jaga. Kulihat di belakang ku ada seorang wanita berambut sebahu, dan berkacamata menatapku dengan tajam. Ntahlah, aku tak peduli. Kami berbaris dengan rapih dan mendengarkan ceramah panjang bapa berkepala plontos berjenggot panjang itu. Sukurlah, rambut panjangku tak sampai dipotong oleh bapa itu. Tapi dijambak oleh wanita tadi. Sakit sekali rasanya.
"Hey, kamu laki-laki yang kemarin kan. Yang menabraku di lorong sekolah!" teriaknya tepat di samping ku.
"Sebentar, apa ini? Sakit, bisa lepaskan sebentar jambakanmu?" Pintaku, tanpa menaikan volume suara.
"Iya kamu, yang kemarin menabrak dan memecahkan layar hp-ku! " Sambil melihatkan layar hpmya yang retak.
Bel tanda jam pelajaran berbunyi, dan ia terbirit lari meninggalkan aku yang masih bingung oleh tingkahnya. Wanita aneh.
![](https://img.wattpad.com/cover/125829271-288-k811069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN AKHIR TAHUN
Short StoryUntukmu, yang dulu menundukan semestaku. Terimakasih, karnamu aku kuat. Meski sekarang kau nampak jauh dari mata maupun hati.