Wanna be With You

You and I

#Hyunie POV

Dup jedup jedup jedup jedup (anggap saja itu BGM pas DJ lagi ajib2 di bar)

Suara teriakan dan musik kian meriuh di tengah pesta. Suara gelagak tawa dan alunan beat musik memenuhi hingga ke setiap sudut ruangan di lantai bawah bar yang sebut saja Bar Hello. Aku dan kawan-kawanku tengah asik menenggak bir dan saling campaigne sesekali.

Seorang gadis cantik berbalut mini dress maroon di atas lutut yang seksi duduk di pangkuan ku dengan manjanya. Ia mengalungkan kedua tangannya di leherku, dan tak perlu basa basi aku membalas kemesraan itu dengan merangkul pinggul si gadis.

"Hyunie, kemarin kamu bilang mau kasih aku tas import terbaru kan?", kata gadis itu.

Aku tersenyum membalas bisikan gadis itu di telinganya karena riuhnya suara musik.

"Tenang aja, kamu minta apa aja aku kasih kok, tapi nanti kita ke room dulu oke", ucapku mesra.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum sembari melayangkan sebuah ciuman ke pipiku.

Tak lama kemudian datang seorang pelayan bertubuh mungil. Untuk ukuran seorang pria tembem, kulitnya putih bersih, body-nya,uhh... ya begitulah, mungkin kalau dia di-crossdress, orang akan salah mengira bahwa ia wanita, haha.
Pelayan itu memberikan segelas wine merah pekat pada gadis itu. Dan si gadis menyodorkan gelas wine itu padaku.

"Ini buat kamu sayang, aku pesenin spesial buat kamu", ucapnya.

Wow, gadis-gadis memang begitu lemah dengan pesonaku, tapi maafkan aku, kau harus masuk daftar kenangan, karena kita hanya akan one night stand, itulah prinsipku, 1001 bartan (barisan mantan), haha. Untuk menyenangkan gadis itu, aku menerimanya dengan senyum berkharisma.

"Makasih sayang", ucapku sambil menggoyangkan sedikit gelasku dan menatap ke arahnya.

Sesaat setelah menenggak wine itu, kepalaku mulai pusing. Semua yang ada di hadapan ku menjadi kabur. Ong yang duduk di sampingku sepertinya menyadari keanehan di diriku.

"Hyunie, kau baik-baik saja?", ucap Ong

"Aku nggak apa-apa kok, aku ke room duluan ya", ucapku sambil memegangi kepala ku yang terasa semakin berat.

Gadis bergaun maroon itu segera memapahku. Aku melambaikan tanganku ke mereka, mereka pun acuh saja karena itu memang sudah kebiasaanku, setelah puas minum, booking tempat untuk permainan dewasa (#andwaeeee, adek ga rela 😭)

Aku berjalan sempoyongan. Karena porsi badanku yang memang terlalu besar, gadis itu terkadang hampir tersungkur dan sesekali mendaratkan tubuhnya di tembok untuk mengukuhkan kekuatannya.

Sesampainya di room. Gadis itu merebahkan tubuhku ke bed. Pandanganku semakin kabur saja. Lampu tidur yang remang-remang membuai mataku untuk terlelap. Meski mataku tengah terpejam, aku bisa merasakan ada seseorang yang melucuti pakaianku. Ya, paling itu ulah si gadis ini, nakal sekali dia memanfaatkan momen saat aku lengah. Tapi tak apalah, besok pagi semua akan kembali seperti semula. Come on babe, let the party begin.

Seberkas cahaya menelusup dari celah-celah jendela. Hawa hangat dari balik selimut masih merayu untuk tetap terlelap. Kepalaku masih terasa berkunang-kunang. Kedua tanganku masih memeluk sesosok tubuh di depanku. "Oh dia masih terlelap, mungkin aku bangun nanti saja", ucapku dalam hati. Ku pandangi punggung ramping nan mulus itu. Nampak menggoda, ya, aku melayangkan kecupan manis di punggungnya. Tak puas hanya kecupan di punggung, bibirku mulai menjelajah ke leher jenjangnya. Gadis itu bergerak perlahan merasa terganggu dengan sentuhanku. Ia berbalik arah dan menghadap ke arahku.

"Tunggu sebentar...", gumamku lirih. Sepertinya ada yang aneh, ini bukan wajah gadis semalam. Bukan, bukan. Ini bukan seorang gadis, tapi pria. Aku menengok ke dalam selimut, tak ada boxer, telanjang bulat. Aku menengok ke arah tubuh pria mungil itu. Dia juga telanjang. Aku terdiam sejenak mencoba untuk menggerakkan otakku agar berpikir, dan setelah sadar aku pun berteriak kencang.