home sick

8 1 0
                                    

Venice, 24th.

Aku melihatnya dari pantulan di kaca.

Entah ini salah, tapi matanya nampak sendu. Tangannya bergerak alur mengatur rambut gerainya. Tatapannya kosong, sarat akan kebencian.

Gorden berwarna cream di kamar ini meliuk beriringan, mengikuti arahan angin. dengan kilaunya sinar senja yang masuk, semua terasa sempurna. Namun Akan lebih lengkap jika dia tersenyum.

Aku ingin menyeruhnya berhenti..
Tapi tak bisa. Lidahku bahkan kelu hanya untuk memanggil namanya.

Ia berdiri pelahan, Menuntun dirinya berjalan ke balkon. Siluent nya terlihat sedang Menengadah ke atas sebentar lalu menutup mata. Sadar akan sesuatu, Ku alihkan pandangan kembali ke dirinya.

Dan Satu yang ku sesali saat ini.

Ia menangis.

Alohaa..😂
Aku lagi buat project nih gaes, mo bikin crita ala2 drama gitu😂
Biar keluar dri comfort zone gue..

-aishh! Lapar. Ayah belum pulang.fiks!

ResentmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang