TIGA

474 76 14
                                    

.
.
.

Musim dingin. Memang selalu membuat semua orang malas untuk beraktifitas. Contohnya saja, malas untuk keluar dari dalam selimut yang selalu bisa menghangatkan tubuh dikala dingin.

Seperti, gadis berambut pirang lakukan saat ini. Alarm yang sedari tadi terus menggema tidak ia hiraukan sama sekali. Seolah ia tidak mendengarkan suara alarm yang mengusik pendengarannya. Ia masih sibuk saja memejamkan mata birunya yang secerah lagit biru dimusim panas. Dengan dibungkuskan oleh selimut tebal bermotif bunga matahari kesukaannya. Uzumaki Naruto, gadis dari keluarga kolongmerat yang saat ini tengah diperbincangkan.

"Ck!" Decak Naruto ketika ia membuka kedua mata birunya dengan malas. Naruto yang beberapa saat lalu sempat membuka kedua bola matanya, kembali memejamkan kedua matanya lagi. Sambil menutup wajahnya dengan selimut tebalnya.

"Kenapa ekspresimu seperti itu padaku?" Tanya suara barithone yang saat ini tengah mencoba membuka selimut tebal yang digenggam erat oleh kedua tangan berkulit tan didalam selimut.

"Kau tidak lihat sudah pukul berapa sekarang? Cepat bangun!" Perintah dari pemilik suara barithone tersebut dengan tegas.

Satu menit,

Dua menit,

Tiga menit.

Naruto seolah tidak mengindahkan nada perintah yang keluar dari mulut seorang pemuda bersurai hitam kelam sekelam malam seperti warna bola mata pemuda yang saat ini tengah berdiri disamping tempat tidurnya dengan ekspresi kesal.

"Naruto, sekali lagi ku peringatkan. Jika kau tidak bangun, aku akan melakukan sesuatu padamu!" Mendengar perkataan sungguh-sungguh yang keluar dari mulut pemuda tersebut, dengan kesal dan terpaksa Naruto membuka selimutnya.

"Apa yang kau inginkan dariku paman?!" Bentak Naruto tidak sabar dengan suara serak baru bangun tidur.

Sasuke, yang mendengar suara baru bangun tidur Naruto tertawa terbahak-bahak dengan mata terbuka memandang gadis bersurai pirang tersebut.

Naruto mengangkat sudut bibirnya keatas. Kesal. Tentu saja saat ini ia merasa kesal dengan tindakan pemuda tua yang mengatakan bahwa dia adalah calon pengantinnya tengah menertawakan dirinya.

Tanpa memperdulikan Sasuke, Naruto bangkit dari tempat tidurnya menuju penggantung pakaian untuk mengambil mantel hangatnya dan memakaikannya ketubuh mungilnya.

.
.
.

Sasuke benar-benar dibuat terperanjat tidak percaya dengan tingkah laku Naruto. Gadis muda ini benar-benar fantastik. Tanpa membasuh muka atau membenah diri, ia pergi keluar rumah dengan tanpilan acak-acakkan dan duduk santai dikafe yang berisikan banyak pengunjung yang sedang bersiap-siap menyantap makan siang mereka.

Didalam hati ia bertanya, apakah benar Naruto calon pengantinnya? Wanita jorok yang saat ini tengah menikmati makan siangnya tanpa membersihkan mulutnya terlebih dahulu.

"Apa kau bisa merasakan bagaimana rasa makananmu itu?" Tanya Sasuke dengan wajah penuh tanyanya.

Naruto memandang Sasuke yang saat ini tengah duduk dihadapannya dengan kening mengkerut. Kemudian kembali menikmati makanannya lagi, tanpa menjawab pertanyaan aneh dari Sasuke.

Sasuke menghela nafas lelahnya. Tentu saja ia tau apa yang tengah Naruto katakan didalam hatinya. Apa yang tengah gadis itu pikirkan tentangnya. Sasuke hanya tersenyum sambil mengelus pucuk kepala Naruto dengan lembut. Kemudian menghilang dari hadapan Naruto, tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Naruto kembali mengerutkan keningnya. Paman tua itu memang sangat aneh. Akhirnya Naruto memutuskan untuk tidak memperdulikan Sasuke jika ia datang dihadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAMI-SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang