Para tim perawat datang. Beberapa orang membantuku untuk membopongnya ke atas tandu dan perawat membawanya ke dalam ambulans serta aku pun iku menyusul masuk ke ambulans. Selama perjalanan mereka bertanya apa yang terjadi padanya. Aku pun menceritakannya sembari menunjukkan kamus yang aku bawa dengan suaraku yang gentar dan merasa bersalah sekali padanya. Menerangkan bahwa aku tidak sengaja menjatuhkan benda ini di atas kepalanya. Para perawat bergidik ngeri dan aku tau ini salahku.
Sebuah suara asing..
"Ouch.. Sakit sekali.."
Aku dan perawat seketika melongok ke arah suara yang tiba-tiba terdengar. Mengejutkan. Tapi laki-laki ini hidup. Ia sudah sadar dan terduduk. YASS! Dia selamat. Aku pun merasa lega sekali.
Seorang perawat dengan sigap mengecek lukanya, menanyakan identitasnya kalau - kalau ia secara apes kehilangan ingatannya. Setelah linglung tertimpa kamus. Setelah mereka memastikan dia benar-benar tidak memiliki luka serius dan hanya memberi sedikit treatmen mengobati luka kecil di dahinya, ia meminta untuk turun di jembatan setelah jalan ini. Ia berkali - kali menjawab dirinya tidak apa-apa dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan kepada petugas.
Kami berdua pun turun dari ambulans, saling mengucapkan terima kasih kepada petugas. "Berhati-hatilah dan selamat malam.." Mereka tersenyum dan pergi meninggalkan aku dan laki -laki ini saja.
Ia pun menoleh melihatku dengan geram, aku terlonjak, "uhm.. Aku benar - benar minta maaf atas kejadian ini. Benar-benar tidak sengaja.." Dia masih menatap dengan garang, " Aku benar-benar minta maaf karena aku tidak berhat-hati hingga dirimu pingsan tadi.." aku merasa firasat yang tidak enak sebelum memasuki kereta adalah kejadian ini.
Aku pun membungkuk dalam-dalam dan masih mengutarakan permintaan maafku atas insiden tertimpa kamus.
Laki - laki itu malah berjalan acuh meninggalkanku, masih merasa bersalah aku berusaha bertanya, "Tapi apakah benar, kamu baik-baik saja?" Ia pun menghentikan langkahnya dan kembali menoleh kepadaku dengan mata dingin menohok membuat merinding sebuah aura mengerikan menyambarku.
"Aku sudah bilang, aku tidak apa-apa. Pulang sajalah, aku tidak peduli."
Wow...that's cold and mean..
Pukul 08.00 malam.
Aku tiba di apartemen dan membuka pintu, lelahnya hari ini..
"Aku pulang..."
"Meow"
"Aaaa Gara chanku..." meraih kucingku yang menyambutku pulang dan memeluknya. Kucing yang berbulu putih ini melonjak turun mengeluarkan suara purr, sambil mengelilingi kakiku. Aku pun mengelus kepalanya lembut Gara-chan berusaha menjilati jariku. "Aku juga kangen padamu Gara-chan.." Sahutku riang memandangi manjanya kucing scottich peliharaanku.
Pararaa~
Ponselku berbunyi dan aku meraihnya melihat sebuah notifikasi ada email yang masuk dari manajerku. Isinya..
Besok jam 11.00 siang pertemuan dengan depatemen Hi-Tech di lantai 9.
HUH?! Lantai 9 gedung perusahaan itu kan... Santer dengan rumor di mana para hacker profesional yang dipekerjakan perusahaan. Member yang keseluruhannya bekerja di lantai 9 di gedung perusahaan adalah pekerja terbaik tetapi berdarah dingin dan kejam.
Gara chan pun melompat di atas pangkuanku dan akupun mengelus- elus Gara..bergumam, "Baiklah mungkin ini kesempatanku menemukan pengalaman baru dalam bekerja.."
Ponselku berbunyi lagi, kali ini pesan dari Chihisa
Siss Chihisa: Sudah di rumah kah dirimu?
Kaori: Iyaa :3
Siss Chihisa: Baiklah, nite.. Have a nice dream
Kaori: You too, cya tomorrow.. Kita bertemu saat makan siang, mungkni aku agak telat aku akan ada rapat di lantai 9.
Siss Chihisa: WHAT? Lantai SEMBILAN? ADA APA ???
Kaori: Entahlah, aku baru saja membaca email dr manajer Janggeun....
Siss Chihisa: OK! Beritahu aku besok ada apa di tempat kerja, xoxo
Kaori: Segera laksanakan :*
Hufft, hari yang terasa panjang..
Bersiap untuk mandi dan aku berencana akan langsung tidur. Saat pagi buta aku memiliki rencana yang harus dilaksanakan...