1.[Kalah]

29 4 0
                                    

Masih dengan buku kesayangannya. Gadis itu sedari tadi menggoreskan tinta hitam pada kertas putih. Mencoba menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Hampir dua jam tak ia temukan juga.

Ia mulai menyerah dengan apa yang dihadapi. Pikirannya sudah tak mampu menyelesaikan. Tangannya mulai terasa nyeri karena tak henti-hentinya menulis.

"Gue nyerah soalnya susah banget", ujar gadis itu menyerah.

"Lo begimana sih katanya mampu buat nantangin gue", ujar lawannya---Adam. Merasa sangat puas setelah mendengar pernyataan menyerah dari lawan mainnya.

"Eh lo songong amat jadi anak, iyadeh lo menang kali ini, gue tunggu lo lain waktu", balas gadis itu. Mencoba menerima kekalahan taruhan yang menimpanya.

Gadis itu meninggalkan aula yang penuh sesak. Dia menerobos keluar dan turun kembali kekelasnya. Dia tak peduli banyak adik kelas yang melihat tingkah anehnya. Gadis itu berjalan setengah berlari. Dia ingin cepat-cepat sampai ke kelas.

Kedatangannya yang penuh emosi disambut dengan pertanyaan yang berasal dari Kayra--sahabatnya.

"Dari mana lo Zen?, dateng dateng udah ditekuk aja tuh muka", tanya Kayra. Setelah melihat kedatangan sahabatnya bersama raut muka yang penuh emosi. Kayra tak mengetahui perihal taruhan itu, sebab ia sedari tadi mengikuti rapat untuk persiapan pensi.

"Gue habis dari aula, taruhan sama si Adam", jelasnya.

"Terus lo kalah gitu dan lo marah marah", Kayra mencoba menebak apa yang terjadi.

"Gue sih kagak masalah sama kalahnya. Hukumannya itu loh nggak banget", ujar gadis itu.

"Emang apaan hukumannya?",
Tanya Kayra penuh rasa penasaran.

"Masak iya gue pacaran sama sih Adam, apa kata dunia entar. Se ophs juga tau kalo gue itu rivalnya si adam", jawabnya

"Ya ampun Aldzena lo itu beruntung ya bisa dapetin Adam apa lagi pake taruhan. Lo taukan kalo si Adam itu cowok paling digandrungi sama cewek cewek di ophs, udahlah jalani aja hukuman lo, toh juga gak ganggu, malah memperbaik hubungan lo sama dia", Kayra mencoba meyakinkan sahabatnya--- Aldzena. Ya gadis itu bernama Aldzena. Aldzena Nadine Rosemary.

"Udahlah sekarang temenin gue ke kantin udah minta diisi nih perut",  Kayra menarik tangan Aldzena.

Di koriodor sepanjang perjalanan ke kantin banyak siswa siswi yang menatap Aldzena dengan aneh. Ada juga yang mengatakan 'eh itu ya kak Zena yang sekarang sama kak Adam'. Aldzena sebenarnya sangat ingin menutup mulut mereka dan meminta untuk tidak mengatakan kata kata itu lagi. Tetapi dia lebih memilih diam dan mencoba seolah tak ada yang terjadi.

Baru saja Aldzena bernafas lega setelah berhasil melewati koridor yang penuh dengan bisikan setan. Rupanya gerombolan kakak kelas didepan bangku yang didudukinya sedang menggosip perihal kekalahannya dalam taruhan yang baru saja di laksanakan.

"Eh si Adam katanya menang tadi waktu taruhan soal fisika sama zina", ucap Olive ketua geng.

Satu sekolah pun tau bahwa Olive sangat mengincar Adam. Beberapa bulan lalu Olive mengutarakan perasaannya pada Adam. Tetapi Adam menolaknya secara mentah mentah. Tetapi penolakan dari Adam tak membuatnya mengurungkan rasa. Justru Olive semakin gencar untuk mendapatkan Adam.

"Jangan ngawur lo namanya Zena bukan zina. Lagian gue kaget juga si ratu fisika bisa terkalahkan", jawab Patrice anggota geng.

"Trus katanya nih ya cuma katanya loh ya kalo Adam menang si Zena bakalan jadi pacarnya Adam", lanjut Ella yang membuat Olive dan anggota geng lainnya kaget.

"Masak yang bener aja lo La", ucap Olive,Patrice,Jane,Bell secara bersamaan dengan mata yang membelalak lebar.

Aldzena yang mendengarnya sedang menjadi topik perbincangan pun menjadi sangat risih. Dia juga kembali tersulut emosi. Seolah nama 'Adam' menjadi hal pemancing emosinya.

"Iya seriusan ih tadi itu gue denger si Ken ngomong ke Adam soal kebenaran hukuman taruhannya dan Adam ngomongnya sih itu emang bener", jelas Ella sambil menatap Olive ragu-ragu.

"Eh mereka kan rival-an masak pacaran, dan kalaupun jadi kagak bakalan lama deh tuh hubungan orang mereka tiap hari kerjaannya berantem", Jane memberi pendapat.

"Tapi nih Liv lo jangan marah, kalo dipikir-pikir mereka tuh cocok sama-sama pinter satunya cantik satunya ganteng", Bell.

"Iya juga sih kalo soal pinter menangan si Zena. Ya udalah nggak usah di omongin disini. Entar ada yang dengar lagi", ujar Olive.

"Jane lo bayar gih cepetan, baru balik ke kelas", perintah Patrice.

Jane segera beranjak dan menuju kantin untuk membayar semua makanan yang dimakannya dan gengnya tadi.

Melihat Kayra selesai makan Aldzena beranjak dari kursi dan berjalan melewati bangku Olive dkk untuk membayar ke kasir. Di depan bangku Olive dia berhenti dan menyapa.

"Selamat hari rabu kakak kakak semuanya", Sapanya sambil melambaikan tangan lalu meninggalkan Olive dkk.

"Lah itu si Zena, berarti dari tadi dia dengar dong", ucap Ella kalang kabut.

Patrice menoleh kebelakang dan melihat Kayra sedang minum jus mangganya.

"Lah itu di belakang kita Kayra berarti Zena tadi di belakang kita dong", ucap Patrice.

Jane yang baru datang bingung dengan wajah gengnya yang terlihat cemas.

"Ada apa sih? Kok gitu semua mukanya", ucap Jane.

"Udah entar kita kasih tau sekarang balik aja yuk", ajak Olive.

Mereka berlima langsung berdiri dan berjalan menuju kelas mereka.

Setelah selesai membayar Aldzena menghampiri Kayra lalu mengajak untuk kembali ke kelas.

Di koridor barisan kelas 11-Ipa-1 sampai 11-Ipa-5. Aldzena sedang berjalan sambil bergurau ria dengan Kayra. Gadis itu mengedarkan padangannya ke seluruh sudut koridor. Saat padangannya sampai di depan kelasnya--11-Ipa-1, dia melihat Adam sedang berdiri bersama teman temannya, Ken, Roy, Gilang dan juga Elang.

Dia mempercepat langkahnya untuk menuju ke kelas dan menanyakan kebenaran hukuman dari kekalahan taruhannya.

Adam yang sedari tadi bergurau sekarang melihat Aldzena sedang menuju ke arah nya.

"Ohayo pacar baru darimana,gue disini nunggu dah lama loh,masa  dateng dateng muka lo kayak gitu", sapa Adam setelah Aldzena berada di hadapannya dan melihat wajah Aldzena yang terlihat emosi.

"Emangnya kalian beneran pacaran? Gue kira boongan tuh",  Sahut Elang.

"Tau tuh si Adam gue kira sih juga boongan", Kayra membalas.

"Kalian gimana ya beneran dong yakan Zen", balas Adam meyakinkan sambil merangkul Aldzena melalui pundak.

"Iya deh karena gue kalah ya gue mau nggak mau kudu terima apapun konsekuensinya", balas Aldzena

Sebenarnya gadis itu tak sudi untuk menjadi kekasih Adam. Tetapi karena rasa tanggung jawabnya terhadap kekalahannya dia bersedia untuk menjadi kekasih Adam.

"Beneran nih berarti ada pj dong, ya kan Dam, Zen", sahut Gilang yang sangat bersemangat dengan hal traktir menraktir.

"Iya deh gue traktir entar sabtu besok,tapi baksonya Mang Asep aja tuh yang di depannya toko buku", balas Adam

"Apapun deh asal di traktir", ujar Gilang.

"Berarti permen sebiji juga nggak apa apa dong", sahut Aldzena

"Ya gak gitu juga sih", balas Gilang

"Yaudah deh gue balik kelas dulu udah bel", pamit Adam

Lalu meninggalkan Aldzena diikuti oleh Ken,Roy,Elang,Gilang.

***************
Jangan lupa vote komen
Saya harap kalian suka
See you next time
-NPA-

A L D Z E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang