Hari ini Aldzena berangkat menggunakan ojek online. Bisa saja sebenarnya dia minta diantar oleh supirnya seperti hari-hari biasanya, dikarenakan ada janji mendadak dengan Adam ia harus menggunakan jasa ojek online.
"Shit, si Adam itu ngapain coba ngajak ketemuan pagi-pagi buta kek gini", Aldzena mengumpat kesal di dalam hati.
Dia merasakan getaran dan dering dari ponsel miliknya yang ada di dalam tas yang dipangkunya saat ini. Gadis itu segera meraba tasnya lalu mengambil benda kotak dan tipis tersebut.
Terpampang di layar:
Adam calling you...
Aldzena langsung menekan tombol hijau lalu menjawab panggilan dari Adam.
"Halo, ada apa Dam?",
"[Dimana lo lama banget cepetan napa, keburu karatan nih tubuh gue]", terdengar suara Adam yang berat di ujung sana.
"Iya bawel ini juga masih dijalan,lagian lo ngapain sih ngajak ketemuan pagi-pagi buta kek gini trus nih ya gara gara lo gue jadi naik ojek online", cerocos Aldzena panjang lebar.
"[Cih malah protes cepetan gih entar kejutannya gak jadi lagi]",
"Iya iya udah gue tutup habis ini nyampe kok",
"[Yaudah cepetan awas lo la----]",
Sebelum Adam melanjutkan pembicaraannya, Aldzena buru-buru menekan tombol merah tanda mengakhiri panggilan.
Lima belas menit kemudian Aldzena sudah sampai di gerbang sekolahnya---Ocean Pasifik High School disingkat OPHS. Salah satu sekolah elit yang ada di Jakarta. Dengan fasilitas terlengkap dan ekstrakulikuler termaju, serta dengan spp selangit. Tetapi ia tak perlu membayar spp bulanan, karena Aldzena termasuk siswi yang paling berpengaruh di sekolah dan juga salah satu peserta taekwondo terbaik di OPHS. Jadi,dia mendapat beasiswa selama dua tahun.
Sesampainya di gerbang dan setelah membayar biaya ojek, gadis itu segera menghubungi Adam untuk menanyakan dimana keberadaannya. Setelah mengetahui keberadaan Adam Aldzena segera menuju dimana Adam berada.
Ternyata Adam sedang berada di rooftop sekolah mereka. Terlihat Adam sedang duduk di pinggir gedung dengan kaki yang menjuntai kebawah.
Aldzena yang tau keberadaan Adam segera menghampirinya.
"Adam gue udah disini", Aldzena memanggil Adam
"Eh pacar,selamat pagi,pasti lo bingung kan kenapa gue ngajak lo ke rooftop",balas Adam
"Iya sih gue bingung, terus gue juga baru tau ada rooftop disini",
"Yaudah sini duduk",ajak Adam
Aldzena segera duduk di sebelah Adam dengan posisi yang sama dengannya.
"Rooftop ini gak banyak yang tau, cuma gue sama Mang Odi yang tau, lagian sebenarnya siswa nggak boleh kesini", jelas Adam sambil menatap Aldzena lalu kembali pada pandangan lurus kedepan
"Lah lo kok bisa masuk sini",Aldzena membalas sambil menatap Adam
"Mang Odi itu tetangga gue di Bandung, terus Mang Odi juga yang nemenin gue waktu nyokap meninggal dan ngajak gue kesini. Waktu nyokap meninggal gue disini dari pulang sekolah sampe tengah malem",jelas Adam, wajah yang awalnya sumringah kini menjadi sendu.
Ada kenangan tentang kasih sayang ibundanya yang sempat ia sia-siakan. Ada juga rasa bersalah terhadap bantahan yang selama ini ia lontarkan. Kenangan itu seolah menghakimi Adam.
"Emm, udah Dam gak perlu sedih melulu, oh ya lo ngajak gue kesini buat apa?", Aldzena mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Iya hampir lupa, gue kesini mau kasih tunjuk ke lo sunrise",

KAMU SEDANG MEMBACA
A L D Z E N A
Teen Fiction"Dia mengira bahwa menjadi kekasih dari rivalnya sendiri karena taruhan akan menjadi hal yang paling tidak menyenangkan. Tetapi rivalnya berhasil membuktikan jika dia bisa menjadi kekasih yang baik untuk dia."