Hari ini aku percaya tentang teori "bahagia itu sederhana" , sesederhana melihat kamu tersenyum dan saat itu juga kebahagiaan datang.
-Salsa Melvania Azzahra-***
Hanya sepersekian detik Salsa menatap kedatangan Alvin dengan senyum yang sempat mengembang, kemudian melanjutkan kembali kegiatannya. Bukannya apa, ia hanya takut kepergok teman-temannya jika dia sekarang sedang curi-curi pandang pada sosok tampan diseberang sana.
"Guys kantin yuk, aus nih dari tadi cuap-cuap mulu," ajak Tasya mengakhiri ajang gosip menggosip yang tengah berlangsung.
"Ayo.. dehidrasi nih lama-lama disini." sahut Rara.
"Beli Milk shake yuk pake es yang banyak. Duh enak kali ya?" tanya Salsa pada ke-3 temannya, yang kemudian mendapat anggukkan antusias dari Aurel.
"Iya.. Tuh kan jadi pengen yang dingin-dingin deh, Uhh.." ucap Aurel seketika memejamkan kedua matanya sambil membasahi bibirnya yang kering membayangkan betapa nikmatnya minuman dalam lemari pendingin kantin membanjiri tenggorokan kering miliknya.
Salsa menatap heran sahabatnya yang satu ini hanya dengan membayangkan es saja ekspresinya bisa selebay itu "Plis muka lo jangan kaya gitu, biasa aja. Gue jadi ngeri sendiri liatnya."
Melihat temannya yang satu ini tengah terlihat konyol, dengan cepat Rara mengeluarkan smartphone miliknya kemudian membuka fitur camera, dan...
Cekrekkkk.
Dapatlah satu komuk yang diinginkannya, seketika tawanya pun meledak.
"HAHAHA muka lo absurd banget Rel sumpah, kalian harus liat ini pokoknya gila nggak kuat gue! duh sakit perut gue, hahaha."
"Lah iya Rel, anjir hahaha." sekarang giliran Salsa dan Tasya yang tak henti-hentinya tertawa melihat foto yang sangat langka itu.
Aurel yang merasa jika dirinya saat ini sedang ditertawakan, kemudian membuka matanya yang sempat ia pejamkan lalu beranjak mendekati ke-3 sahabatnya. Dengan gerakan cepat ia merebut ponsel yang menyimpan komuknya tadi, tangannya bergerak cepat menekan tombol hapus.
"Nah, sip udah ke hapus. Nih gue balikin!" serempak ke-3 orang yang tadi sedang tertawa pun langsung berhenti dan menatap horor Aurel.
Yang ditatap dengan santai malah menaikkan satu alisnya dan menjawab, "Apa?"
"Ah gak asik lo, masa dihapus!" gerutu Rara sambil menerima ponsel yang tadi dikembalikan Aurel.
"Udah deh, kapan kita ke kantinnya kalo kaya gini. Gue udah aus banget ini." gerutu Aurel.
"Yaudah deh ah, yuk!"
Mereka ber-4 jalan menuju pintu kelas, tepat di sisi-sisi pintu masih ada Satya beserta pengawal-pengawalnya sedang nongki-nongki. Dengan alibi pura-pura tidak lihat mereka berencana menerobos melewati ke-5 laki-laki tersebut, saat ini posisinya Tasya berada di paling depan. Baru saja Tasya ingin melewati pintu tiba-tiba tangan kokoh menghalau jalannya sontak wanita berambut cokelat itu berhenti, lalu melirik siapa pemilik tangan itu.
"Satya! Minggir dong gue mau lewat," ucap Tasya setengah kesal.
"Kalo gue gak mau lo mau apa?" sahut Satya.
"Gila ya radar lo kenceng juga Sat, liat cewe cakep dikit langsung gercep aje." sindir Boby yang dibalas seringai oleh Satya.
"Serius deh gue lagi haus banget ini, plis lo minggir sekarang juga."
"Gak..Mau!"
"Ish.. Lo?!" Tasya menggantung kalimatnya.
"Apa?" tantang Satya.
Dengan tidak sabar Aurel maju mengahadapi Satya, bagaimana tidak saat ini dia sedang menahan haus dan dengan lancangnya laki-laki ini malah menghambat perjalanannya.
"Minggir gila!" Aurel menarik paksa tangan yang mengahalau jalannya lalu memelintirnya ke arah berlawanan sehingga membuat pemilik tangan kokoh itu meringis kesakitan.
"Anjir lo Rel, sadis banget jadi cewe sakit beneran nih tangan gue," ucap Satya.
Melihat kejadian itu Edward yang semula diam kini mulai angkat bicara "Gila, gila.. sadis juga anak ini."
"Bodo! Lagian siapa suruh kaya tadi." dengan santainya Aurel melewati Satya diikuti dengan ke-3 temannya yang kini menahan tawa melihat ekspresi Satya.
Tatapan Salsa tak henti-hentinya menatap manik mata milik sosok tampan dihadapannya. Ya, siapa lagi kalo bukan Alvin. Merasa diperhatikan Alvin pun tersenyum ramah, siapapun yang melihat Alvin tersenyum seperti itu akan meleleh dibuatnya. Lebay? Ah tidak! memang seperti itu nyatanya sudah banyak wanita berteriak histeris saat melihat dia tersenyum.
Bukan main, tak disangka senyuman yang Alvin berikan memiliki efek yang cukup besar untuk Salsa.
Jika kalian ingin tahu hatinya saat ini sedang jungkir balik, salto dan guling-guling pemirsa..
***
Bel pun berbunyi menandakan waktunya siswa-siswi SMA Galaxi pulang, seluruh siswa berhamburan keluar kelas termasuk Salsa dan teman-temannya. Karena hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah maka tak heran jika jam pelajaran banyak yang kosong sungguh surga dunia untuk para pelajar ini."Sal, tas, ra.. Gue duluan ya udah dijemput mamsky tuh didepan. Bye ciwi-ciwi kuh!" ujar Aurel berlalu menuju gerbang sekolah.
"Yeh, dasar alay. Ati-ati Rel!" sahut Rara yang dibalas dengan anggukan dari Aurel.
Kini hanya tinggal mereka ber-3 diparkiran, tak lama Satya beserta dayang-dayangnya datang. Tatapan Satya tak lepas dari sosok cantik berambut cokelat disebelah saudara kembarnya. Merasa ditatap seperti itu Tasya pun memalingkan wajahnya ke arah lain, kemanapun asalkan tidak bertatapan dengan Satya.
"Balik yuk Tas, Salsa udah ada Satya tuh." ucap Rara sambil ancang-ancang melangkah menuju tempat mobilnya berada. Belum sempat ia membalikkan tubuhnya suara tegas itu menghentikan langkahnya.
"Tasya pulang bareng gue!" sahut Satya cepat.
"Hah? Lo nggak lagi bercanda kan?! Terus gue pulangnya gimana??" jawab Salsa tak kalah cepat, sebenarnya bisa saja Salsa nebeng dengan Rara tapi arah pulang mereka berlawanan dan jika Rara mengantarnya pulang itu sama saja menyusahkan karena otomatis perjalanan pulang Rara akan semakin jauh.
"Ada angin apa lo tiba-tiba ngajak pulang bareng Tasya." selidik Rara karena tidak biasanya dia bersikap seperti ini.
"Yaelah Ra, gitu aja bingung. Lo nggak tau? ini tuh modusnya si Satya aja biar bisa nempel terus sama temen lo yang satu itu. Iya nggak bro?" ledek Boby, yang diikuti siulan menggoda dari Edward, Alvin, Dandi.
"Udah lo gak usah takut, gue udah minta Alvin buat nganterin lo pulang," ujar Satya kepada saudara kembarnya.
"Hah? gue.. bareng Alvin??" ucap Salsa, lalu diliriknya Alvin sebentar.
"Iya.. Lo nggak apa-apa kan pulang bareng gue dulu hari ini?" suara lembut Alvin membuat tubuh Salsa seketika menjadi kaku dan tanpa disadari pipinya pun ikut memerah.
What the.. berasa lagi dapet jackpot gue. Aduh boleh teriak sekarang nggak sih?! Kamera mana kamera gue mau lambaikan tangan sekarang. Gue nggak kuat!!!
Bagian ini segini dulu yaa😊
Ada kritik dan saran? Cuss.. Langsung taroh di kolom komentar aja. Jangan lupa votenya yaa.
Terimakasih.Oke, Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Started to Love You
Ficção AdolescentePernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Apa jadinya jika ternyata cinta pertama jatuh kepada sahabat sendiri? Apakah jatuh cinta pada sahabat adalah sebuah kesalahan? Banyak orang mengatakan bahwa hal terindah tentang cinta adalah dia akan membuatm...