Alin menghela nafasnya pelan ketika hendak memasuki kelas 11 IPS-3, kelas kekasihnya. Bukan untuk berpacaran, tetapi untuk melakukan kegiatan rutin OSIS, yaitu razia.
Kakinya terasa berat untuk melangkah ke dalam kelas terkutuk itu, kelas yang seluruh siswa maupun siswinya idiot semua. Tak terkecuali Julian, kekasihnya.
"Lin?" Zikri yang merupakan partner razia Alin, menegur Alin yang langkahnya terhenti di ambang pintu kelas 11 IPS-3.
"Kenapa, Zik?"
"Ayo, masuk. Kelasnya free,"
Alin mengangguk dan langsung memasuki kelas 11 IPS-3 dengan setengah hati.
Dan tepat saat Alin memasuki kelas itu, matanya menangkap sosok Julian yang sedang menggoda seorang perempuan yang Alin ketahui bernama Rana.
"Eh, ada Alin!" Celetuk Adit, sahabat sejati Julian.
"Nyariin Julian, yaa? Tuh, Julian lagi selingkuh sama Rana," ucap salah satu siswa yang tak Alin kenal.
Julian yang merasa ada atmosfer panas di kelasnya langsung menoleh ke depan, dan tepat pada saat itu, tatapannya bertemu dengan tatapan tajam membunuh milik Alin.
Julian langsung berdiri meninggalkan Rana yang salah tingkah, "Rana, tuh, Lin. Godain gue mulu."
Alin tersenyum miring, "Terus, gue peduli?"
Skak!
Sekelas kompak menertawai Julian yang memasang tampang lebay karena tak di akui kekasih oleh Alin.
"Langsung ke intinya aja, disini gue sama Alin mau lakuin kegiatan rutin OSIS, yaitu razia, untuk seluruhnya di harapkan menaruh tas di atas meja masing masing!" Zikri mengambil alih pembicaraan dengan langsung to the point.
Tas pertama yang di razia oleh Alin adalah tas milik Elang--sahabat Julian selain Adit.
"Lang, ini apa? Lo bawa dot bayi ke sekolah?" Alin berbisik agar siswa lain tak mengetahuinya, ia berusaha agar Elang tak merasa dirinya di permalukan.
Elang nyengir seraya mengambil benda yang ada di tangan Alin, "Yang ini jangan di ambil ya, please.."
Alin mengangguk, "Tapi, itu buat apa? Lo udah gede, Lang."
"Nggak buat apa-apa, cuma iseng, udah sana razia tas yang lain,"
Ketika Alin melangkah ke belakang untuk merazia tas siswa lain, satu jitakan dari Julian sukses melayang dengan mulus di atas kepala Elang.
"Ngapain lo bawa kondom ke sekolah, babi?" Tanya Julian sambil melotot.
"Nggak sengaja kebawa, elah."
"Untung Alin bego, nggak tau itu apaan. Kalau sampe Alin tau itu kondom, tamat lo di sekolah, Lang," timpal Adit yang duduk di samping Elang.
Tiba giliran tas Julian yang di razia, Alin memasang tampang tak perduli ketika Julian dengan sengaja senyum-senyum seperti orang gila.
"Sekolah larang lo bawa rokok, tolol." Alin mengambil rokok yang ada di tas Julian, tapi rokok itu tak Alin taruh di kardus yang di sediakan untuk menampung barang razia, rokok itu malah ia simpan di kantong androknya.
"Maaf, gue kira hari ini nggak ada razia receh begini,"
"Fuck you." Alin mengacungkan jari tengahnya ke depan wajah Julian.
Julian tersenyum dan menangkup wajah Alin dengan kedua tangannya, "I love you to."
"Nggak usah malu-maluin gue, deh." Alin menyentakkan lengan Julian, dan melanjutkan kewajibannya untuk merazia tas para siswa. Tak perduli Julian yang memasang wajah minta di kasiani karena di cuekin Alin terus-menerus.
KAMU SEDANG MEMBACA
JULIAN
Teen FictionBagaimana rasanya memiliki kekasih yang lebih mementingkan motor bututnya di bandingkan kita serta sering mempermalukan kita? Di sini, Alin akan menjelaskan secara rinci betapa terkutuk hidupnya sejak menjadi kekasih dari Julian, 'Si Cassanova Sekol...