Part 1

15 3 0
                                    

Hari ini hari pertama Ary memasuki sekolah, setelah sekian lama berlibur karena pergantian tahun. Ary berjalan melewati koridor sekolah seorang diri, hingga ia sampai di tempat yang akan menjadi kelas nya menimba ilmu selama setahun ke depan. Ary memasuki ruangan kelas dengan ragu karena ia baru datang sendiri dan teman- temannya belum ada  yang menampakkan batang hidungnya.                                   

**

"Anaya cepat bangun!" teriak sang kakak menggema di dalam kamar Anaya.
"Bentar kak, 5 menit lagi" sahut nya sambil kembali menarik selimut untuk menutupi tubuhnya itu.
"Dari tadi loe bilang 5 menit mulu! Sekarang udah jam 7 loe niat sekolah enggak sih?" Ujar sang kakak yang mulai geram karena sifat yang satu ini tak pernah bisa hilang dari Anaya sejak dulu.
"Hah? Jam 7?" tanya Anaya.
"Iya, loe mau sekolah apa enggak?" Tanya Fani sang kakak.
Anaya langsung berlari menuju kamar mandi dan bersiap untuk sekolah.

**

"Hei, udah datang aja bro?" tanya Reyhan teman dekat Ary.
"Eh, loe Rey, ngagetin aja" ujar Ary.
"He he, sorry Ry, gue gak maksud ngagetin loe, ya loe nya aja kali yang ngelamun dari tadi" sambung Reyhan.
"Gue? Ngelamun?" tunjuk Ary kepada dirinya sendiri.
"Iya" jawab Reyhan singkat.
"Enggak kok"  elak Ary.
Reyhan hanya menggangguk saja, akan tetapi di dalam benak nya ia merasa ada yang aneh dengan sikap Ary hari ini, namun ia tak terlalu memikirkan nya mungkin Ary masih enggan untuk bicara dengan siapapun termasuk dirinya, akibat insiden beberapa bulan yang lalu.


**

"Huh! Capek juga ternyata lari-lari dari gerbang" gerutu Anaya yang baru saja memasuki area sekolahnya.
"Telat lagi?" tanya seseorang, kontan Anaya mendongakkan kepalanya.
"Hehe" Anaya hanya tersenyum cengengesan sambil menggaruk tengkuk lehernya sendiri.
"Kebiasaan banget sih loe na" ujar nya lagi " Kapan loe mau berubah?  Loe udah kelas 3 na" sambungnya dengan ekspresi wajah sebal karena lelah menunggu Anaya sendirian di depan lobi sudah hampir satu setengah jam lebih.
" Ya maaf, tadi itu gue ke jebak macet Rin" jawab Anaya dengan polosnya.
"Iya, loe ke jebak macet di alam mimpi loe kan" tanya nya lagi sambil berlalu pergi meninggalkan Anaya.
"Eh,, tunggu dong Rin, gue kok di tinggal?" Anaya berusaha mengejar Rini yang mulai pergi menjauh dari tempat itu.

**

Ary dan Reyhan sedang asyik-asyiknya mengobrol tiba-tiba Fauzi datang dan langsung menegur kedua temannya itu.
"Woy, udah pada datang aja bro?" Sahutnya "Giat amat loe pada buat sekolah" sambungnya lagi.
"Lha, loe aja kali zi, yang kebiasaan datang telat dari kita, ya gak Ry" jawab Reyhan sembari meminta persetujuan dari Ary dan Ary hanya mengangguk sebagai sebuah jawaban.
"Eh, gimana liburannya? Pasti seru dong? Oh iya denger-denger kita kedatangan murid baru lho" sahut Fauzi antusias sambil menekankan kata 'murid baru' itu.
"Oh ya? WAW! Cewek cowok murid barunya zi" jawab Reyhan tak kalah antusiasnya.
"Gue sih berharap cewek Rey, siapa tahu bisa gue gaet pake senyum manis gue" Ujar Fauzi menaik turunkan alisnya.
"Berisik deh! Loe pada ngerumpi mulu! Kayak cewek tahu gak!" Ujar Ary yang mulai kesal karena sebelum kedatangan Fauzi suasa sepi tak seheboh sekarang.

**

"Rin? Ruang kepseknya dimana ya?" tanya Anaya bingung.
"Mana gue tahu! Gue juga kan murid baru dodol!" jawab Rini yang tak kalah bingungnya mencari ruangan kepala sekolahnya itu.
"Yaudah kita jalan lagi aja, sekalian kita tanya orang-orang sini Rin, gimana?" Tanya Anaya.
Rini hanya menganggukkan kepalanya dan mulai mengikuti Anaya dari belakang.

Brukk!

"Aww..."

Anaya meringgis sakit kala bokongnya jatuh mencium lantai.
"Loe! Kalo jalan liat-liat dong!" Omel sang lelaki yang baru saja menabrak Anaya.
"Eh! Harusnya yang marah itu gue ya bukannya loe!" Anaya emosi dan menunjuk sang lelaki dengan jari telunjuknya.
"Jalan tuh pakai mata! Gunain tuh mata! Jangan yang di liat tuh Cuma handphone loe aja" Ujar sang lelaki tak mau kalah.
"Hellowww! Sejak kapan jalan pake mata? dimana-mana juga jalan itu pake kaki yaaa! Loe bego ya?" tanya Anaya yang kesal dengan lelaki itu.

Lelaki itu tak menggubris ucapan Anaya dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan teriakan-teriakan Anaya di koridor sekolah.

"Duh na, loe ngapain sih, marah-marah sama tuh cowok? Tuh cowok keren tahu" Sahut Rini yang tari tadi hanya diam.
"Hah? Apa? Gue gak salah dengerkan Rin? Loe bilang apa? Coba ulang lagi Rin?" tanya Anaya syok mendengar ucapan Rini tadi.
"Cowok yang tadi keren. Kenapa? Salah ya gue ngomong? Tapi faktanya gitu kan Na?" Ujar Rini memberi kejelasan dengan ucapannya kepada Anaya.
"Ah, masa bodo deh" sahut Anaya dan mulai melangkahkan kakinya mencari ruangan kepala sekolahnya.

**

Ary berjalan memasuki ruang kelasnya, dengan muka yang masam. Ia tak habis pikir kenapa hari ini ia bisa bertemu dengan seorang gadis yang tak punya sopan santun padahal ia telah menabraknya, dan yang lebih bikin ia kesal adalah itu gadis tidak minta maaf dan malah menyalahkan dia yang menabrak . Reyhan yang duduk di sampingnya , melihat perubahan raut wajahnya pun bertanya.
"Loe kenapa ry? Perasaan tadi waktu keluar kelas muka loe gak se-masam cuka gini ry" tanya reyhan.
Ary tak menjawab pertanyaan Reyhan dan malah meliriknya dengan tatapan mematikan membuat Reyhan bergidik ngeri melihatnya. Fauzi yang duduk di belakang Reyhan dan Ary mencolek-colek bahu Reyhan agar mengahadap ke belakang, dengan sebal Reyhan membalikkan badannya untuk melihat Fauzi.
"Apa" ketus reyhan.
"West! Santai dong broo, loe napa jadi ikut-ikutan Ary sok ketas ketus !" ujara Fauzi " Tuh bocah kenapa rey? Kok mukanya di masam gitu?" sambung Fauzi.
"Entah, gue juga gak tau, gue nanya malah di kasih tatapan horornya kan kesel gue jadinya" gerutunya mengadu pada Fauzi.
"Udahlah, mungkin lagi PMS.. haha" gelak tawa fauzi memenuhi ruang kelas Ipa 3 itu.
"Zi? Loe masih waras kan? Gue takut loe kumat lagi zi, apalagi ini gak ada yang lucu" tanya Reyhan dengan pandangan horor kepada fauzi.
"Yaa waras laha, yakali gua gila" ujar fauzi.
Ruang kelas ipa 3 semakin ramai dengan siswa-siswinya yang sedang melepas rindu selepas liburan sekolah.

**

Setelah keluar dari ruang kepala sekolah Anaya dan Rini langsung diantar ke kelas yang akan mereka tempati di sekolah barunya itu.
Mereka berdua berjalan di belakang wali kelas yang akan membimbing mereka. Setelah sampai di depan kelas mereka berdua langsung saja masuk dan kelas yang tadinya bising itu tiba-tiba saja jadi sunyi, hening.
"Selamat pagi anak-anak" tanya wali kelas.
"Pagi pak" jawab mereka kompak.
"Hari ini, kita kedatangan murid baru dari Jakarta. Ayo silahkan perkenalkan nama kalian berdua" sambung wali kelas kepada kedua murid baru nya.
Anaya dan Rini hanya saling senggol lengan dan terus menunduk. "Loe dulu gih Rin, baru gue" ujar Anaya.
"Loe aja na, gue malu" ucap Rini.
Hingga akhirnya Anaya mengalah dan dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Hai, teman-teman kenalkan nama gue Anaya Putri Pratama, pindahan dari SMAN 25 Jakarta, semoga kita bisa berteman ya" Ucap Anaya tak lupa dengan senyum yang mengembang dari sudut bibirnya.
"Hai, nama gua Rini Fitriani , sama gue juga pindahan dari SMAN 25 Jakarta, semoga kita bisa berteman ya" Sambung Rini
"Nah, ada yang mau bertanya?" ujar sang wali kelas yang tak lain adalah bapak Aji.
"Saya pak!" seru seorang murid yang duduk di pojokan sekolah.
"Iya silahkan Kiki" sang wali kelas mempersilahkan.
"Udah punya pacar belum?" tanya kiki
Sontak seluruh murid di sana tertawa karena pertanyaan konyol dari kiki.
"Eh.." Anaya dan Rini hanya melongo mendengar pertanyaan itu.
"Sudah sudah" lerai pak Aji selaku wali kelas "Ary, kamu duduk dengan siapa?" tanya Pak Aji kepada Ary.
"Saya pak?" Ary memastikan barang kali iya salah.
"Iya kamu ry, duduk dengan siapa?" Ulang pak Aji.
"Saya sendiri pak" jawab Ary.
"Yasudah Anaya kamu duduk di samping Ary yah, dan kamu Rini duduk di samping Fauzi" ujar pak Aji.
Sontak Ary kaget " Eh.. eh pak enggak enggak saya nanti duduk sama Reyhan pak" Alasan Ary.
"Tidak ada bantahan , silahkan Anaya ,Rini" ucap Pak Aji.
"Iya pak" jawab keduanya.
Anaya dan Rini segera berjalan menghampiri meja yang akan mereka berdua duduki walau mereka tak duduk bersebelahan tidak papa yang penting mereka masih duduk berdekatan, karena Anaya duduk di depan Rini.
Anaya duduk di samping Ary, dan ia bingung harus ngapain, kalau nanya takut di sebut sok kenal kalau gak nanya masa iya duduk bersebelahan tapi tak saling kenal.

"Ha..Ha..Haii" Sapa Ara gugup.
Ary menoleh dan..
.
.

"Loe!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PELANGI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang