Interval Zero - Prolog

30 0 0
                                    


"Ganti berita aja pak Reja" ucap seseorang yang duduk di sebelah Reja. orang itu tak lain tak bukan ialah Alfin, satu-satunya orang santai yang tidak melakukan pekerjaan apa-apa sejak siang tadi. "oh oke pak" sahut Reja sambil menekan tombol remote yang dipegangnya. "piip" , "Kembali bersama kami di Kabar Petang" suara pembaca berita terdengar dan terlihat dia sedang menyiapkan berkas beritanya. "Ya, yang ini aja pak, setidaknya bukan tentang gendeng-gendengan" ucap Ricky, orang yang duduk di lantai dekat Reja dan Alfin sambil terus memotong-motong karton yang menumpuk didepannya. "Badan Meteorologi dan Geofisika sampai saat ini masih menyelidiki penyebab dari gempa-gempa yang terjadi baru-baru ini, BMG juga tidak lupa memperingatkan warga Jakarta untuk waspada akan gempa susulan" suara pembaca berita itu terus membacakan beritanya mengenai gempa misterius yang kerap terjadi di Jakarta akhir-akhir ini. "wah, gempa susulan? bahaya tuh pak" gumam Alfiin menanggapi berita tersebut. "bener pak, lagi sering gempa akhir-akhir ini" sahut Reja menanggapi Alfin. "Allahu Akbar, Allahu Akbar" suara adzan terdengar keras dari depan rumah. memang, tak jauh dari rumah Reja, terdapat sebuah Masjid. "wah udah maghrib cky!" ucap Reja ke Ecky, orang yang sedang sibuk mengemas CD sambil menghisap rokoknya. disampingnya adalah Rizki, kawan Ecky yang juga sedang sibuk mengemas CD ke dalam plastik. disamping mereka berdua juga ada 3 orang laki-laki yang sedang sibuk mengepak dan mengemas barang barang mereka yang berupa CD dan buku. mereka adalah Kibar, Ricardo, dan Kiki. di depan komputer, terlihat Dony sedang sibuk "burning" musik ke dalam CD. "waduh, keburu nggak ya? masih numpuk nih kerjaan" ucap Rizki sedikit resah. "tenang pak, wong kita sering ngalamin kaya gini kok" sahut Ecky tenang. "ngomong-ngomong, kalian pada percaya nggak soal mitos dunia gendeng yang lagi ramai-ramainya di televisi?" tanya Reja memulai obrolan sambil mengambil sebatang rokok di meja. "nggak percaya saya" ucap Ricky spontan, "Bercanda doang itu mitos, cuma bikin sensasi" tambahnya. "tapi saya denger-denger ada orang RT saya yang dapet telepon dari dunia gendeng dan besoknya dia hilang loh pak" gumam Alfin. "Udah macam film misteri aja itu pak" sahut Ecky mengikuti pembicaraan. "Ah, bercanda saja si bapak ini, mana ada telepon begitu---" belum selesai Ricky menyahut, "KRINGG!!" suara ringtone keras terdengar yang membuat ruangan itu hening seketika. "KRINGG~~" suara keras ringtone itu terus berbunyi keras yang membuat semua orang di ruangan itu menatap ke sumber suara ringtone itu, HP Ricky. "itu ringtone lu serem amat rick" ucap Reja kaget. "nggak kok! saya nggak pernah punya ringtone kaya gitu!" bantah Ricky panik. ringtone berbunyi semakin keras seolah telepon itu meminta untuk diangkat. "angkat rick" ucap Ricardo menepuk punggung Ricky. " O-oke!" sahut Ricky panik sambil mengambil HP miliknya. Ricky menatap layar HP miliknya dan kebingungan karena nomor yang tertera bukan nomor yang dia kenal. "angkat aja pak" ucap Reja sambil mendekat ke arah Ricky. Ricky mendekatkan HP miliknya dan menekan tombol jawab, "piip". "Halo?" ucap Ricky pelan, semua orang di dalam ruangan tersebut hening penasaran menunggu jawaban telepon itu. "Selamat datang di Dunia Gendeng" suara seorang pria terdengar memecah kesunyian di ruangan itu. "WAAA!!" teriak kesembilan perjaka itu secara spontan, "BRAK! BRUK!" belum sempat puas berteriak, suara keras disertai goncangan hebat terjadi yang membuat mereka panik dan terpelanting kesana kemari. "Gempa!?" teriak Kibar panik. "Semuanya hati-hati!" tambah Kiki yang kemudian merapat ke dinding disampingnya. "TLAK!" tiba-tiba listrik ruangan itu mati seketika yang membuat mereka bersembilan makin panik karena ruangan mereka menjadi gelap gulita. "Mati lampu!?" ucap Alfin sambil berusaha menjaga keseimbangan. setelah beberapa saat, goncangan tersebut mulai berkurang dan pada akhirnya berhenti. "Lampu! lampu" ucap Reja sambil berjalan meraba-raba ke arah dinding. "Semuanya, baik-baik saja kan!?" ucap Ecky di dalam kegelapan. Mereka bersembilan pun satu persatu menyahut setelah mendengar perkataan Ecky itu. "Ah, ini dia" ucap Reja sambil menekan tombol lampu di dinding. "TLAK" sesuatu telah terjadi, ruangan yang tadinya diterangi oleh lampu neon, kini menyala remang-remang hanya dengan 1 buah bohlam tua. mereka bersembilan tidak bisa berkata apa-apa melihat apa yang terjadi pada ruangan mereka yang lama. kini ruangan itu dipenuhi dengan lumut dan kerak. akar liar menjalar kemana-mana, seolah ruangan tersebut sudah ditinggalkan 1 abad yang lalu. "Hei-hei....apa apaan ini...." ucap Reja lemas. Alfiin hanya bisa mengusap matanya berkali-kali berharap apa yang dia lihat hanyalah ilusi belaka. yang lain hanya bisa bengong tidak percaya. "Kecapean kali kita ya pak" ucap Ecky sambil tersenyum mirisdan menggeleng-gelengkan kepalanya. "udah macam di film aja ini kita pak" ucap Kibar. "Sementara kita keluar dulu aja pak, siapa tahu cuma ruangan ini doang yang berubah" ucap Kiki sambil melangkah menuju pintu ruangan itu. "benar juga pak" ucap Rizki optimis. "KRIEETT~~" suara melengking terdengar seraya pintu ruangan itu dibuka. "Ayo kita ke--" belum selesai bicara Kiki tiba-tiba terdiam melihat apa yang muncul didepannya. sesosok makhluk terbungkus kain kafan lusuh tergantung dalam keadaan terbalik melotot persis di ddepan Kiki yang sedang melangkah keluar. "Po-po-po-" ucap Kiki terbata-bata ketakutan sambi mulai mundur masuk ke dalam ruangan lagi. "POCONG!!!!!" teriak mereka bersembilan secara serentak bak paduan suara yang kemudian diikuti dengan teriakan panik. "HIAHH!!!!" teriakan histeris keluar dari mulut Ricardo seraya berlari sambil menggeleng-gelengkan kepala meloto serta mengepalkan tangannya ke arah makhluk itu. "BUGH!" suara pukulan keras terdengar. Ricardo ternyata memukul makhluk itu tanpa basa basi yang membuat makhluk tersebut jatuh terpelanting. "TUTUP PAK!" ucap Ricardo sambil berlari masuk ke dalam ruangan lagi. dengan sigap Reja dan Ecky menutup pintu ruangan itu dan menguncinya rapat-rapat. "nggak sia-saia saya belajar Tinju" ucap Ricardo dengan nafas terbata-bata. "ini kita seriusan di dunia gendeng!?" ucap Kibar bingung. di tengah kebingungan dan kepanikan mereka bersembilan, "PSSSHH!!!" suara desisan disertai asap tebal tiba-tiba muncul di tenga ruangan dimana mereka berkumpul. "Apa lagi ini!?" ucap Rizki panik sambil mengibaskan tangannya mengusir asap yang muncul. mereka bersembilan spontan menjauh dari asap misterius itu dengan merapatkan diri ke dinding yang pada akhirnya sia-sia, asap tebal itu menyelimuti seisi ruangan. "Li-lihat! ada sesuatu yang muncul!" teriak Dony memperingatkan teman-temannya. "benar! hati-hati pak!" sahut Ricky sambil mengambil tongkat disebelah kirinya. meman benar, sebuah sosok muncul dari tengah kepulan asap tebal itu, mereka bersembilan dengan sigap mengambil posisi waspada. lama kelamaan, asap yang menyelimuti seisi ruangan itu mulai menghilang, dan sosok misterius itu semakin terlihat jelas. "Selamat datang di duna gendeng" suara laki-laki terdengar seraya kepulan asap misterius itu mulai menghilang. terlihatlah sesosok laki-laki botak, menegnakan jubah hitam melangkah maju sambil memandangi kesembilan perjaka yang ada di ruangan itu. "Ru-ru-rudi Kawilarang!" teriak Reja sambil menunjuk pria tersebut.  

9 Perjaka dan Petualangan di Dunia GendengWhere stories live. Discover now