Part 7

3.3K 105 1
                                    

Kemudian gue pun cepat ke ruang tamu. Setelah sampai, gue terkejut. Ternyata itu adalah Aleno. Cowok yang sok care itu.
Dengan langkah agak cepat, gue nyamperin dia.

"Mau apa lo?!" Tanya gue sambil berdiri dan melipat tangan gue di depan dada.
"Oh iya, lo kok tau alamat rumah gue sih, siapa yang ngasih tau lo?" Tanya gue penasaran.

"Liana!" Tukasnya.
"Aku kesini mau minta maaf sama kamu" ucap nya sambil berdiri di depan gue.
"Dan untuk siapa yang ngasih tau alamat mu ke aku, itu nggak penting!" Jawabnya.

"Permintaan maaf lo udah basi!" Jawab gue ketus.

"Maksudnya?" Tanya Aleno sambil mengangkat salah satu alisnya.

"Ya, permintaan maaf lo nggak akan gue terima! Kecuali.." ucapan gue terpotong karena Aleno tiba tiba memegang tangan mungil gue.

Seketika jantung gue seperti berhenti sejenak.

Oh Tuhan, perasaan macam apa ini? Kenapa saat tangan gue dipegang, rasanya jantung gue seperti berhenti berdetak?. Apa ini yang dinamakan cinta? Ihh,, apaan sih Na? Masa lo cinta sama anak sok Care ini. Jangan sampai jangan sampai.

"Liana. Please maafin gue!" Ucap nya sambil menggenggam tangan gue.

"Lepasin!" Ucap gue sambil berusaha melepaskan tangan gue dari cengkramannya.
"Please,, maafin gue!" Ucapnya lagi.

"Udah deh! Sekarang lo pergi dari sini!" Ucap gue sambil nunjuk ke arah luar.

"Gue nggak akan pergi dari sini kalau lo belum maafin gue!" Ujarnya.

"Yaudah. Terserah lo!" Ucap gue kemudian pergi ke kamar.

'Pasti dia pergi. Mana mungkin dia mau terus terusan disini hanya buat minta maaf aja' batin gue penuh keyakinan.

Kemudian gue masuk ke kamar. Seperti biasa, gue mainin ponsel gue.

Tiba-tiba--
Tok tok tok ada yang ngetuk pintu kamar gue. Dan itu ternyata bibi.
"Non.. non!" Tukasnya.

"Ada apa lagi sih, Bi?" Tanya gue sambil memutar kedua bola mata. Kemudian dengan gerakan malas, membukakan pintu.

"Cowok itu kok masih nunggu disini?" Ujarnya. Seketika gue langsung kaget.
"Masa sih?" Tanya gue. "Iya, dia masih disini non." Jawabnya.

"Oke! Sekarang usir dia dari sini!"
"Dia tadi udah saya suruh pulang non. Tapi katanya, sebelum non temuin dia lagi, dia nggak mau pulang!"

'Jadi, dia beneran nggak mau pulang. Keras kepala banget sih tu anak. Kalau dia bukan anak orang. Udah gue tendang dari tadi' batin gue.

"Pokoknya gimana pun juga, usir dia. Kalau perlu, panggil security diluar!" Perintah gue.
"Baik non!" Jawab bibi kemudian pergi.

'Keras kepala banget sih tu orang. Sampe rela nungguin dari tadi. Padahal dia cuma ingin gue maafin dia. Ihh.. itu kan urusan dia sendiri. Siapa suruh buat masalah sama yang namanya LIANA!'

"Liana! Keluar dong kamu sekarang!" Teriaknya.

"Berisiiiiiiiik!" Teriak gue. Gue rasa diluar sedang terjadi perang usir. Habisnya, diluar berisik banget.

"Liana! Keluar! Gue mau ngomong sama lo!" Teriaknya lagi. Dan akhirnya gue pun nggak betah dan keluar.

"Kepala batu banget sih lo. Gue udah bilang. Gue nggak mau maafin lo!" Tukas gue.

"Bi, seret aja dia!" Perintah gue. "Maaf bi, saya nggak perlu di seret. Saya mau keluar sendiri!" Jawabnya. Dan bibi hanya mengangguk.

Kemudian dia pun keluar rumah. Gue pikir dia bakal pergi, tapi nyatanya dia tetap di rumah gue dia hanya KELUAR RUMAH saja!.

Pangeran Kelas VS Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang