Kasus #1

52 15 24
                                    

"Rencananya akan terlaksana tanpa bukti sedikitpun. Tenang saja," 

kata seorang pria yang duduk di kursi putar empuk seraya mengisap cerutu, dihadapanya duduk sosok pria lain bertampang kuyu, "asalkan ada membayar saya dengan pantas, tak jadi masalah, kita tak lagi saling kenal, dan rahasia Anda aman pada saya." lanjut pria yakuza itu.

  Sosok pria kuyu dihadapannya bergerak-gerak gelisah, "k-kalau begitu, apa yang akan Anda lakukan u-untuk menyelesaikan ini?" tanyanya.

  Si yakuza menghisap dalam cerutunya, membuat sosoknya yang sangar menjadi menyeramkan. "Anda tau cara main saya kan? Itulah yang membuat Anda meminta jasa saya. Saya akan melenyapkan sumber masalah secara tuntas."

Si pria terkesiap. "Maksud Anda, Anda akan membunuhnya?"

  Yakuza itu menghela napas, membuat asap mengepul dari lubang hidungnya, "itu artian secara kasar!" seru pria itu tertawa, tawanya dingin dan bengis, membuat si pria kuyu ketakutan.

"Rencanyanya akan terlaksana tanggal 6 Juni, itu berarti 3 hari lagi."

Pria kuyu yang merupakan seorang professor itu kaget, kenapa dia memilih tanggal aneh itu?  Katanya dalam hati.

------

"J adi, ada kasus lagi?" Tanya Oi, remaja lelaki yang kulit wajahnya diminati oleh para jerawat, sehingga tak ada tempat untuk para komedo.

Kenzaki, lawan bicaranya, hanya mengangkat bahu seraya membalik halaman novelnya, "aku tidak tahu," katanya dengan suara agak serak, "tapi aku bisa mengendusnya."

"Ho! Seperti anjing pelacak!" seru Oi, lalu dia menirukan gaya anjing yang sedang mengendus-endus tanah.

  "Iya, anjing yang suka membaca novel reproduksi." Gumam El, temannya yang lain, saat ini dia sedang fokus memainkan psp-nya.

  "Lho? Memangnya tidak boleh ya?" tanya Kenzaki, menatap sedih cover novelnya yang tidak bermoral itu, "padahal aku suka. Ini kan bagus untuk masa depan."

  Sebelum Oi dan El sempat memberi jawaban, ponsel Kenzaki berdering lebih dulu.

  "Halo," sapa Kenzaki.

   "Kenzaki! Apa kau tahu Professor Yoshi? Dia menghilang!"

  Kenzaki menghela napas, "aku tahu, dia rekan Mr. Crish? Direktur laboratorium nasional itu?"

  Suara yang merupakan salah satu anggota polisi divisi kriminal itu berkata lagi, "ya! Professor Yoshi menghilang dari ruang kerjanya, kami merasa ada yang janggal, tapi tak tahu apa yang membuat kami merasa begitu." 

  "Hmm.. Bagaimana dengan Mr. Crish?"  tanya Kenzaki, mengusap dagunya, tanda dia sedang berpikir.

  "Dia sama sekali tidak tahu tentang menghilangnya Professor Yoshi." jawab Eri.

  "Baik. Biarkan saya pergi untuk melihat ruangan itu. Saya akan datang pukul empat sore." Ucap Kenzaki akhirnya.

  "Oke." jawab Eri kemudian menutup telepon.

Saat Kenzaki memasukkan telepon kedalam saku, dia mendapati kedua temannya itu sedang menatapnya penuh minat,

  "Sudah kuduga, ada kasus kan?" seru Oi.

  "Kau memang anjing pelacak yang cerdas!" El bertepuk tangan.

----

Yamada Ryuu, seorang gadis yang saat ini memakai baju rumah tengah duduk di depan jendela kamarnya seraya menatap pemandangan dibawah. Wajahnya merona dan sesekali dia tersenyum kecil. Dengan hati-hati dia mengambil selembar foto dari meja belajar disampingnya, di foto itu ada seirang pemuda yang tampak malu-malu, berkaca mata, tampan, dan sedang menggaruk tengkuk.

The Prince of Mistery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang