P r o l o g

170 10 16
                                    

Damara Cantika. Gadis mungil dengan rambut sebahu, kulit putih dan mata galaknya sering kali menyihir para cowok yang di lalui nya. Dama memang ceria, bahkan Dama bisa menyapa semua orang yang ia lalui, entah itu dengan menyebut nama atau sekedar tersenyum manis. Jadi, Tidak heran jika banyak cowok yang diam-diam menyimpan hati padanya.

Tapi percayalah, Dama tidak bisa membaca pikiran orang lain, dia bahkan tidak bisa melihat sorot mata cowok yang menyukainya atau dengan kata lain adalah tidak peka. Ya, Dama tidak akan tahu perasaan orang itu jika orang tersebut tidak berterus-terang.

Alih-alih perasaan orang lain, tentang perasaannya saja Dama tidak bisa mengendalikannya. Lihat saja, saat matanya menangkap sosok Arga. Arga Samudera, cowok dingin tak tersentuh yang menjadi alasan setiap debaran di dada Dama.

Dama akan memiliki indra keenam yang hanya berlaku untuk Arga. Dama sudah tahu kapan Arga melewati kelasnya meskipun cowok itu masih berada di belokan ujung lorong koridor kelas.

Dama hampir hafal kebiasaan Arga yang hanya membeli air mineral untuk menemani selapis roti berselai yang di bawanya.

Dama sudah tau, Arga akan nongkrong di balkon depan kelasnya jika hanya tidak ada guru yang masuk di kelasnya, hanya untuk sekedar bermain game di ponselnya. Dama tau jika Arga akan selalu memakai hoodie putihnya hanya saat pulang.

Dama selalu memperhatikan Arga.
Dama selalu tahu apa saja kegiatan yang di lakukan cowok itu. Namun, Arga tidak pernah menyadari akan keberadaan Dama.

Entah kenapa, hatinya selalu merasakan degupan yang menyenangkan ketika ia menatap rambut hitam acak-acakan milik Arga. Dama menyadari itu bahkan sudah dari lama.

Sudut bibir dama juga akan tertarik ketika melihat Arga yang kaku di ajak bercanda oleh teman-temannya. Dama akan menggeleng kepala sendiri saat melihat Arga sedang mengendap-endap kabur dari kejaran adik kelas yang mengidolakannya.

Dama menyukai Arga pada saat pertama dama masuk SMA Satelit. Sejak hari itu Dama seakan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Arga. Dama juga tau jika Arga adalah anak paskibraka, memang sudah terlihat dari postur tubuhnya yang tinggi tegap.
Saat itu tanpa rasa malunya Dama mengikuti latihan kepemimpinan tersebut, yang sukses membuat teman-temannya geleng-geleng kepala melihatnya. Dama bahkan sampai tidak menyadari bahwa tinggi badannya tidak mencukupi untuk mengikuti estrakulikuler tersebut. Betapa bodohnya. Namun setidaknya, mata dama bisa menatap sosok Arga yang berdiri dengan keringat yang bercucuran di pelipis dengan kerennya.

Pernah suatu hari saat Dama sakit dan sedang berada di ruang UKS. Dari arahnya Dama bisa menebak Arga menuju ruang UKS. Itu otomatis Arga akan melewati Dama yang sedang duduk terbujur di sofa. Seharusnya Dama bisa saja menegurnya walaupun itu dengan kata sederhana semisal menyapa dengan kata hai. Atau seharusnya Arga yang melihatnya. Tapi saat Arga semakin dekat dan tiba ketika mereka berpapasan, Dama bahkan kehilangan keberanian untuk mengangkat kepalanya sedangkan Arga juga tidak menegurnya. Bahkan hampir tak melihatnya.

Aneh, Dama selalu kehilangan keberaniannya jika berada dalam radius satu meter di dekat Arga. Dama akan lupa apakah ia bisa berbicara atau tidak. Dama akan melupakan segalanya dan menjadi bodoh tiba-tiba. Sehingga sampai saat ini Dama hanya bisa memandangnya dari jauh, dia tidak berani untuk sekedar menyapa apalagi berbicara pada Arga.

Dama tidak pernah terpikir untuk mendapat hal yang lebih dari ini. Karena ia sadar,
Arga tidak akan pernah melihat kearahnya.
Arga tidak akan membalas tatapannya.
Arga tidak akan tahu jika Dama selalu ada memandangnya. Kenyataan itulah yang membuatnya ngotot untuk tetap menjadi sebatas pengagum cowok itu.

Setiap hari semua yang ada di diri Arga selalu di rekam Dama di dalam kepalanya. Agar nanti malam hari, ia dapat kembali mengingat itu dan berharap bisa membawanya ke dalam mimpi karena hanya di dalam mimpi sajalah Dama bisa merangkai sendiri keinginannya. Membayangkan Arga melihatnya dan merasakan kehadirannya.

______

♡♡♡

Yeay. Cerita bawuu.. uwu uwu!

Dah Masuk prolog, gimana-gimana. Suka gak?

Masih membutuhkan kritik kalian temen-temen

Penulis Amatier, Tussie.

My Arrogant BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang