HORRILAND MANOR 1

36.9K 251 10
                                    

Mendung, hujan terus mengguyur London sejak pagi tadi. Dua sosok yang baru saja menginjakkan kaki di Hotel Mandarin untuk datang ke pernikahan Putra dari Giakim dan Putri keluarga Hunna langsung menyita perhatian semua orang. Pasangan Horriland yang terkenal mulai dikerumi wartawan.

Nyonya Carla Colline dengan terusan hitam berpotongan dada sangat rendah dan belahan rok tinggi yang mempertontonkan kulit mulusnya menarik mata semua pria dan hinaan tersembunyi dari para wanita. Suaminya, Roland Horriland berjas sewarna dengan gaun istrinya seolah bercahaya dengan senyum memikat. Ia tampak puas dengan barang bawaannya. Menggandeng seorang Carla Coline selalu membuat banyak orang iri padanya.

lampu blits dari banyak kamera mengantar dua tamu itu ke aula pernikahan. 

"Selamat untuk kalian berdua" Kata Roland pada mempelai di atas pelaminan saat memberikan hadiah. Pria itu juga menyapa orangtua mempelai dan semua koleganya. Ia tidak pernah sekalipun melepas tangan istrinya. Ia tahu akan banyak serigala yang siap menerkam si cantik Carla.

"Mau minu saying?" Tanya Roland pada istrinya. Carla melirik.

"Wine"

Dengan anggukan dan gerakan indah, Roland mengambil dua gelas wine. Ia memberikan satu gelas pada Carla.

"Maaf tuan, mari saya tunjukkan tempat anda" kata seorang pelayan yang matanya jelas menatap kaki jenjang Carla. Roland hanya tersenyum mendapati hal itu. Ia berdehem dan meminta si pelayan menunjukkan tempat mereka.

Meja bundar di tengah ruangan. Roland dan Carla duduk disana. 

"Aku menyangka anda tidak akan dating Tuan Horri" Sapa seorang pria tambun mengulurkan tangan. Roland melirik, menyambut uluran itu.

"Tentu saja saya harus datang di pesta ini Tuan Jake dan..."

"Ah.. perkenalkan ini putri sulung saya, namanya Dilla"

"Oh Hallo Dilla" Roland mengulurkan tangan pada Dilla yang disambut malu-malu oleh gadis remaja itu. "Tuan Jake dan Dilla, ini istri saya" Ucap Roland melepaskan Dilla dan menunjuk wanita cantik disebelahnya.

Pakaian Carla berhasil membuat Dilla yang bergaun panjang tanpa lengan terhenyak dan ayahnya terkekeh. "Cantik seperti biasa"

"Tentu saja" balas Carla anggun. Dua pria itu kembali berbicara tentang tema berbeda. 

Tidak ada yang berani berbicara dengan Nyonya Horriland sebelum menyapa suaminya. Roland jelas tahu beberapa orang sengaja memilih tema perusahaan untuk mengobrol. Orang-orang itu mungkin berpikir Roland akan melepaskan Carla saat terlalu sibuk mengobrol. Mereka salah. Roland bahkan harus menarik Carla agar wanita itu tetap disampingnya. 

"aku harus ketoilet" bisik Carla pada sang suami. Roland mengeryit namun ikut berdiri.

"Baiklah" Pria itu pamit dan mengikut Carla keluar aula. 

Tak banyak yang tahu jika Rolanda tak suka menunggu istrinya di depan toilet wanita. Pria itu hanya ikut keluar seolah mengikuti sang istri namun jelas ia akan berbelok kemana saja. asal bukan berhenti di depan pintu yang bertuliskan 'toilet'.

"Aku akan kesana. Hubungi sebelum kau keluar"

Carla mengangguk. 


***

Carla tahu akan sikap posesif suaminya hanya karena ia adalah mainan terbaik milik Roland saat ini. Mainan yang tidak dapat dimiliki semua orang. Lima tahun umur pernikahan membuat Carla dan Roland lebih mengenal sifat buruk masing-masing. Bagi Carla, Roland adalah pria egois dan kekanakan yang punya tingakat 'cemburu' tinggi. Saat mereka merayakan bulan ketiga pernikahan atas dasar perjodohan, Carla telah memiliki banyak cara untuk menaklukan Roland. 

Sama seperti ditempat lain, ditoiletpun Carla menarik perhatian beberapa wanita. Mereka mendengus dan menyindir namun Carla tetap berjalan anggun melewati mereka.  Steelah selesai, Carla mengambil hp-nya. 

Carla : Aku keluar sebentar lagi

Roland : Aku datang. 

Roland segera pergi, ia mendapati istrinya berdiri di depan pintu toilet.  Tanpa ragu, Roland menggandeng wanita itu pergi.

"Kita tidak kembali ke aula?" Tanya Carla basa-basi saat langkah mereka melewati jalan menuju aula.

"Tentu saja tidak. AKu sudah memesan kamar"

"Jadi kenapa kita tidak pulang saja" Kini Carla berhenti, ia menarik tangannya dari gandengan Roland. Roland tersenyum. 

"Aku ingin suasana baru"

Carla memutar mata mendengar jawaban suaminya. Kata-kata itu sering Roland katakana sejak Carla kehilangan anak pertama mereka dalam insiden yang membuatnya keguguran. 

Tanpa menunggu reaksi Carla, Roland menarik istrinya. Meraih bahu wanita itu dan menggendongnya.

"Aku piker kita butuh honeymoon" celoteh Roland melucu. Carla terpingkal mendengar rayuan suaminya. 

***

Bersambung

Supportnya yaaa.... Tulis di kolom komen dan tekan tanda bintangnya. 



Desain pakaian Carla...

Desain pakaian Carla

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A LADY OF HORRILAND MANORWhere stories live. Discover now