1

2.9K 269 16
                                    

Jam menunjukan pukul 11 malam, Gadis berambut hitam itu belum juga bisa untuk menutup matanya.

Pikirannya melayang layang entah kemana, di usianya yang masih menginjak 10 tahun di mana seharusnya mendapatkan dekapan hangat dari kedua orang tuanya.

Tapi Sarada malah memikirkan sesuatu yang seharusnya tak di pikirkan oleh anak seusianya.

Sarada akhirnya memilih untuk bangkit dari ranjangnya, dan mengambil kacamata di atas meja naks yang berada di samping tempat tidurnya.

Kaki kecilnya melangkah keluar kamar, meninggalkan Kamar besarnya yang mewah, tetapi tak ada kehangatan sama sekali di dalamnya.

Sarada menuruni tangga kediaman Uchiha dengan tenang, walau keadaan kediaman itu begitu besar dan gelap tetapi tak ada ketakutan sama sekali di dalam dirinya.

Sarada melangkah menuju dapur, ia butuh air untuk menenangkan pikirannya.

"Kau belum tidur?" langkah Sarada terhenti di depan kulkas, pandangannya berbalik dan ia menemukan Papa nya yang terlihat dalam keadaan letih.

"Aku tak bisa tidur Pa" lalu Sarada melanjutkan gerakannya untuk mengambil minuman di dalam kulkas dan menuangkannya kedalam gelas.

Sasuke hanya memperhatikan gerakan Putri kecilnya.

Setelah tenggorokannya terasa sudah tidak kering, Sarada menoleh ke arah Sasuke yang masih berdiri di ambang pintu dapur.

"Apa Papa mau minum juga?" tanya Sarada polos.

Sasuke mengelengkan kepalanya, dan berjalan mendekati Sarada.

"Kau harus tidur Sayang" Sasuke berjongkok di hadapan Sarada dan mengecup kepala Sarada dengan penuh rasa sayang.

Sarada memeluk leher Sasuke dengan erat.

"Papa kemana saja Seminggu ini?" tanya Sarada dengan suara yang parau.

"Maafkan Papa, Sarada. Papa ada bisnis di luar kota" Sasuke sungguh merasa bersalah kini, telah pergi tanpa pamit sama sekali.

"Tapi Papa tak mengabariku, aku sangat kesepian" gumam Sarada yang masih berada di dalam dekapan Sasuke.

"Bukankah ada Mama mu?" Sasuke menatap mata onyx yang sama sepertinya.

"Iya, tap_

"Sasuke-kun? Kau sudah pulang?" Wanita berambut merah datang dengan mata yang masih terlihat mengantuk.

Sasuke tak menangapi pertanyaan Karin, matanya masih belum berpaling dari putri kecilnya.

"Mau tidur bersama Papa?" tanya Sasuke, tanpa memperdulikan wajah kesal Karin.

"Tentu" jawab Sarada dengan senyuman di bibir kecilnya.

Lalu Sasuke mengangkat Sarada menuju kamar Sarada, meninggalkan Karin yang mengeram Kesal.

"Anak dan Ibu sama saja, membuat ku Muak"

....

Amerika Serikat- Washington Dc

Di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan sedang terlihat dua orang wanita yang terduduk dalam mobil.

Wanita berambut Pink dan dengan mata Emerald nya yang meneduhkan tengah menyetir mobil dalam keheningan.

Sedangkan wanita yang satunya lagi duduk di kursi penumpang di sebelahnya, wanita dengan rambut pirang dan dengan matanya yang biru kelautan.

"Sakura?" wanita berambut pirang memecah keheningan yang sendari tadi melingkupi mereka.

Sakura menoleh ke arah Ino yang juga tengah menoleh ke arahnya.

"Kau yakin tidak ingin kembali ke Jepang?"

Sakura memijat pelilisnya dengan kesal " Ino, aku tak ingin membahasnya"

"Ini sudah 10 tahun sejak kejadian itu berlalu Sakura'' Ino menatap Sakura yang kini terlihat agak tidak nyaman dengan topik pembicaraan ini.

"Ino dengar? Bahkan aku tidak ingin lagi menemui lelaki Sialan itu, jadi berhentilah membicarakan hal yang tak perlu" Sakura menatap Ino dengan tajam.

"Baiklah jika itu mau mu" Ino hanya pasrah mengikuti keinginan Sahabatnya itu.

Tanpa Ino sadari, Sakura tengah mengusap setetes air mata yang mengalir di sudut matanya.

"Bahkan lelaki brengsek itu masih bisa membuat ku meneteskan air mata, walau telah 10 tahun berlalu"





TBC


Note:

Tadinya si mau fokus ke sarada aja, tapi berubah pikiran ketika di tengah jalan...

Kalo suka sama Ceritanya :v

Vote dan Comment yah 👍👍



Dia Bukan Mama ku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang