Misteri Rumah Hantu#2

20 2 0
                                    

Misteri rumah hantu #2

Sampailah mereka di sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah Yuvia. Mereka pun duduk di salah satu bangku cafe dan memesan makanan. Setelah pesanan datang, mereka pun mulai menyantapnya.

"Via, selamat ya atas kelulusanmu" ucap Deddy sambil tersenyum kepada Yuvia.

"Makasih, sayang" balas Yuvia yang juga tersenyum kepada Deddy.

"Via, maafin aku ya" Deddy seketika menundukkan kepalanya.

"Maaf? Untuk apa?"

"Ada yang ingin aku katakan padamu"

"Hahaha... Katakan aja, Ded"

"Sebenarnya . . ."

Karena ragu, Deddy sempat menghentikan perkataannya. Sedangkan Yuvia kebingungan dengan sikap Deddy yang berbeda seperti itu.

"Maaf kalau selama ini aku gak mengatakannya padamu. Besok aku harus pergi, Via" ujar Deddy seraya menggenggam kedua tangan Yuvia.

"Pergi ke mana? Ada acara kampus ya?" terka Yuvia.

"Bukan, Via. Aku akan melanjutkan kuliah di Jepang. Aku janji, aku akan kembali untuk menemui kamu. Jaga dirimu baik-baik ya tanpa aku"

"Hahaha... Kamu pasti bercanda kan, Ded? Sumpah, gak lucu loh" kata Yuvia sambil melepaskan tangannya dari gengganan Deddy.

"Aku gak bercanda, Via. Aku serius. Dan aku akan memberikan kebebasan untukmu, kebebasan untuk berkenalan dengan cowok lain. Tapi satu hal yang harus kamu tau, aku gak akan lupain kamu. Aku sayang sama kamu"

"Enggak! Aku gak percaya. Kamu bohong!" tegas Yuvia yang telah berdiri dan bermaksud untuk pergi.

"Maafkan aku, Via. Aku tahu kamu kecewa" seru Deddy seraya menarik tangan Yuvia yang hendak pergi.

"Kenapa kamu baru ngomong ke aku? Apalagi di saat aku belum siap untuk kamu tinggalkan. Aku benci kamu, Ded!" setengah berteriak, Yuvia pun melepaskan pegangan Deddy dan pergi meninggalkan Deddy di cafe sendirian.

"Via... Yuvia... Maafkan aku!" Deddy pun menggebrak meja

***

Malam harinya, di kamar Yuvia . . .

Yuvia masih memikirkan ucapan Deddy siang tadi. Ia tidak menyangka, Deddy sangat tega kepadanya.

"Kamu bego', Ded. Kenapa di saat aku lagi bahagia karena telah lulus, kamu malah membuat kelulusan aku gak ada artinya. Aku sangat membencimu!" ucap Yuvia dengan lantang.

Saat Yuvia sedang mengungkapkan kekecewaannya, tiba-tiba dari laptopnya ada sebuah email masuk yang ternyata dari Deddy. Yuvia pun membuka email tersebut.

'Via, maafkan aku. Kamu berhak marah padaku. Jujur, ini adalah keputusan yang sulit buatku. Aku sayang banget sama kamu, tapi aku gak bisa menyia-nyiakan impianku sejak SMA. Aku harap ini adalah jalan terbaik untuk kita berdua'

Kira-kira begitulah isi email dari Deddy. Setelah membaca email tersebut, Yuvia pun menangis.

***

2 bulan sudah Yuvia berpisah dengan Deddy. Selama itu pula, Yuvia dan Deddy tidak pernah berkomunikasi. Kebetulan, hari ini bertepatan dengan hari pertama Yuvia masuk kuliah.

"Yuvia, cepat bangun. Nanti kamu telat ke kampus. Hari ini hari pertama kamu ospek" mama Yuvia memanggil dari balik pintu kamar Yuvia.

"Iya, ma. Iya..." Yuvia pun bangun dan bergegas untuk mandi.

Selang beberapa menit kemudian, Yuvia telah siap dengan seragam ospeknya : kemeja putih dan rok panjang berwarna hitam. Tak lupa ia membawa karton berwarna jingga berbentuk persegi panjang bertuliskan nama, asal sekolah, dan tempat tanggal lahir.

"Ma, Yuvia pergi dulu ya" Yuvia pun mencium tangan mamanya.

"Hati-hati ya sayang. Gak ada yang ketinggalan kan?"

"Iya, ma. Gak ada kok" Yuvia pun beranjak dari pintu rumah menuju halaman yang sudah terparkir motor maticnya.

Dinyalakannya mesin motor, dan ia siap membelah jalanan untuk menuju kampus.

***

Setibanya di kampus, Yuvia memarkirkan motornya, dan siap menjalani ospek di hari pertama! Tiba-tiba . . .

*duaakkk / bruukk / daaaggg*

Seorang pria culun, memakai kacamata, berambut belah tengah, dan memakai kemeja putih yang di kancingi sampai atas menabrak bahu Yuvia di koridor kampus.

"Eh, maaf. Saya tidak sengaja" ucap pria culun itu merasa bersalah.

"Iya, gak apa-apa kok. Aku juga minta maaf ya" Yuvia tersenyum kepada pria culun tersebut.

"Nama kamu siapa? Aku Alwi" pria culun itu memperkenalkan diri.

"Aku Yuvia" ujarnya sembari melanjutkan langkahnya.

"Salam kenal ya!" Alwi pun berteriak, karena Yuvia semakin menjauh.

***

Setelah libur panjang, kini saatnya anak-anak yang baru lulus SMA mulai beradaptasi dengan suasana perkuliahan. Tidak hanya yang baru lulus SMA saja, melainkan mereka yang sempat menunda kuliahnya karena bekerja dulu juga ada. Mereka berbondong-bondong mendaftarkan diri di universitas yang di inginkan. 'Singa Mada' adalah salah satu universitas yang banyak peminatnya. Hal itu di karenakan, universitas Singa Mada adalah universitas yang cukup terpandang se-Indonesia. Selain itu, di Singa Mada banyak juga pilihan fakultasnya. Dan semua fakultasnya sangat berkualitas dan sudah di akui oleh seluruh penjuru Indonesia!!

***

Ospek hari pertama . . .

Seluruh mahasiswa/i baru yang memakai pakaian putih dengan bawahan hitam, berkumpul di lapangan untuk mendengarkan pengarahan dari anggota senat di universitas Singa Mada.

"Untuk para peserta ospek dari semua fakultas yang belum berada di lapangan, di harap segera secepatnya menuju lapangan untuk mendengarkan informasi selanjutnya" sang ketua senat mengumumkan lewat pengeras suara.

"Buruan ke lapangan! Telat, akan di kenakan sanksi" ujar anggota senat 2.

Setelah semua peserta ospek berkumpul di lapangan, anggota senat pun siap untuk memberikan informasi selanjutnya.

"Baiklah. Selamat pagi semua! Selamat datang di universitas Singa Mada ini. Perkenalkan, nama saya Riko. Saya adalah ketua senat di universitas ini. Sekarang, saya semester 3 di fakultas kedokteran" sang ketua senat yang bernama Riko mengawali aktivitas ospek dengan perkenalan diri.

"Indah, design interior semester 3" anggota senat 1 memperkenalkan diri.

"Gue Heri, semester 3 teknik mesin. Salam kenal!" anggota senat 2 juga memperkenalkan diri.

"Namaku Rila. Semester 3 design interior" anggota senat 3 pun memperkenalkan diri.

"Oke. Selama ospek berlangsung, kalian merupakan tanggung jawab kami. Kami harap kalian bisa mengikuti apa yang kami perintahkan nantinya. Besok kalian akan di bagi sesuai fakultas masing-masing. Sekarang saya minta kalian memperkenalkan diri dahulu" kata Riko.

"Yang di ujung, mulai duluan" Indah menunjuk perempuan yang berada di ujung depan.

"Buruan!" bentak Rila.

Perempuan yang di tunjuk itu pun berdiri dan memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan, namaku . . ."

-Bersambung-

Misteri rumah hantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang