Misteri rumah hantu #3
"Perkenalkan, namaku Cindy. Aku design interior. Makasih" gadis yang ditunjuk itu pun memperkenalkan dirinya, meski sebelumnya harus di bentak dulu dengan para senat lainnya.
"Baiklah. Selanjutnya kamu" Riko menunjuk seorang perempuan yang berada di sebelah Cindy.
"Hai..!! Perkenalkan, namaku Anaya. Aku di fakultas design interior juga" ucap Anaya dengan riang gembira.
"Selanjutnya...!!!" ujar Heri dengan tegas.
"Nama saya Viny, fakultas kedokteran. Salam kenal" Viny yang duduk di sebelah Anaya memperkenalkan diri.
"Aku Dicky, teknik mesin" seru lelaki di sebelah Viny yang terlihat misterius.
"Hai semua! Perkenalkan nama saya Alwi, saya teknik mesin. Salam kenal ya... Terima kasih banyak " dengan lugunya, Alwi memperkenalkan dirinya.
"Apa? Teknik mesin? Yakin lo?" Heri pun kaget saat tahu Alwi berada di fakultas teknik mesin.
"Saya serius kok. Emangnya kenapa?" tanya Alwi, lagi-lagi dengan lugunya --"
"Soalnya, lo gak cocok masuk di teknik mesin. Penampilan lo itu freak banget!" celetuk Rila.
Semuanya pun tertawa, mulai dari peserta ospek sampai anggota senat.
"Betul banget. Bisa hancur harga diri gue sebagai senat di teknik mesin gara-gara lo" seru Heri.
"Jadi saya cocoknya masuk apa dong?" lagi-lagi Alwi . . . Ah, sudahlah. Kasihan =="
"Tata Boga...!!!" sambar Indah dengan jahilnya.
Semua pun kembali tertawa.
"Sudah... Kita lanjutkan lagi perkenalannya. Sekarang kamu" Riko pun menunjuk perempuan manis di sebelah Alwi.
"Namaku Yuvia dari fakultas kedokteran. Makasih" ternyata Yuvia lah yang di tunjuk si Riko.
"Lalu kamu!" Heri kembali menunjuk seorang perempuan aneh yang berada di ujung belakang.
"Ayu, fakultas kedokteran" dengan intonasi dan ekspresi yang datar, Ayu memperkenalkan dirinya.
Dan perkenalan terus berlanjut, hingga semua sudah kebagian.
"Hei, Rik... Anggota ospeknya cantik-cantik ya, apalagi yang duduk di ujung belakang itu" bisik Heri kepada Riko, sambil melirik Ayu.
"Ah, cewek terus yang lo pikirin" sanggah Riko.
"Ya iyalah. Gue masih normal cuy, kalau lo kan rada-rada maho. Hahaha..." canda Heri.
"Sialan lo!" ucap Riko sedikit kesal.
Heri pun kembali tertawa. Rila yang mendengar obrolan mereka pun ikut tertawa.
"Hahaha... Eh, tadi gue denger lo bilang cewek itu cantik ya, Her?" Rila mnunjuk ke arah Ayu.
"Iya, kenapa? Memang kenyataannya kan?" balas Heri.
"Iya sih cantik. Tapi kelihatannya aneh gitu" ujar Rila.
"Itu lah yang aku suka. Beda dari yang lain" kata Heri.
"Oh... Jadi lo suka yang beda dari yang lain ya?" tanya Riko.
"Yoi. Biar gak ada yang samain" jawab Heri.
"Yang itu juga aneh (Dicky), sama seperti Ayu. Dan yang itu (Alwi) juga beda dari yang lain, baik dari segi penampilan dan cara bicaranya. Hahaha... Lo tinggal pilih aja, yang mana satu" celoteh Riko sambil menunjuk Dicky dan Alwi.
Riko dan Rila pun tertawa.
"Sial lo! Gue tuh masih normal. Lo tuh yang maho" balas Heri kepada Riko
Riko pun tidak menghiraukan perkataan Heri. Rila kembali tertawa.
"Kalian pada ngomongin apa sih? Rik, cepat kasih perintah selanjutnya ke peserta ospek" ucap Indah dengan jutek.
"Iya. Baiklah, karena kalian sudah memperkenalkan diri, saya akan menjelaskan apa yang harus kalian lakukan selanjutnya. Tapi sebelum itu, pada ospek ke-3 kalian harus membawa barang-barang yang kami perintahkan. Ini berlaku untuk semua fakultas. Ril, tolong kasih tahu mereka, apa saja yang harus di bawa pada ospek ke-3" jelas Riko dengan panjang lebar.
"Pertama, kalian harus membawa benda berbentuk 'Segitiga, namun berisi'. Dan yang kedua kalian di wajibkan membawa 'Darah kecoa' " Seru Rila sambil membaca di secarik kertas.
"Bagi yang tidak membawa, akan dikenakan hukuman. Mengerti!" tegas Heri.
"Mengerti..." sahut peserta ospek.
"Bagus. Selanjutnya kita akan melakukan game" kata Riko.
Para anggota ospek pun melakukan gaming, sesuai perintah para senat. Hingga akhirnya acara ospek hari pertama selesai..!!
***
Ospek ke-2
Seperti hal nya kemarin, para peserta ospek pun sudah berkumpul di lapangan kampus.
"Selamat pagi..." sapa Indah kepada peserta ospek.
"Pagi kak!" balas peserta ospek dengan serentak.
"Bagaimana, kalian udah siap untuk ospek pada hari ini?" tanya Indah.
"Siap, kak!" sahut peserta ospek.
"Seperti yang sudah saya katakan kemarin, pada hari ini kami akan mebagi kalian sesuai fakultas masing-masing. Saya harap kalian sudah tau siapa teman dan anggota senat yang satu fakultas dengan kalian" ucap Riko.
"Dalam hitungan ke tiga, kalian harus sudah berkumpul dengan teman se-fakuktas kalian. 1... 2..." saat Heri menghitung, seluruh peserta ospek berbondong-bondong berkumpul sesama teman se-fakultasnya.
"3... Waktu habis" lanjut Heri.
"Oke, kami akan tanyakan satu persatu, apakah kalian benar berada di tempat yang sesuai dengan fakultas kalian masing-masing" ujar Riko.
Anggota senat mulai mengecek satu persatu, sesuai fakultas mereka.
"Rik, kelompok gue dan Rila udah lengkap" kata Indah setengah berteriak.
"Bagus. Kelompok gue juga. Her, gimana dengan kelompok lo?" tanya Riko.
"Susah nih, Rik" jawab Heri.
"Apanya yang susah? Lo hanya ngecek, apa mereka memang berada di tempat yang tepat" seru Riko.
"Iya sih. Tapi 2 orang di kelompok gue gak ada!"
"Gak ada? Kok bisa?" tanya Riko lagi.
"Siapa 2 orang itu?" sambung Rila.
"Cowok aneh dan cowok culun itu" maksud Heri adalah Dicky dan Alwi.
"Loh, bukannya tadi ada?" ucap Indah keheran.
"Iya, tadi ada. Tapi aku gak tau 2 orang freak itu pergi ke mana" jelas Heri.
"Yaudah, ayuk kita cari mereka berdua.
Para senat pun mencari keberadaan Dicky dan Alwi. Tiba-tiba, Rila melontarkan perkiraannya kepada Riko, Heri, dan Indah . . .
"Eh, mungkin si culun itu ada di . . ."
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri rumah hantu
HorrorKisah sepasang kekasih yg tidak percaya akan hal mistis