“Huwaaaaaaaa..!!!!” bruk ! brak ! gubrak ! “aduwwhh.. shit !”
Keributan sudah mewarnai pagi indah di sekitar rumah Nindya, tentu saja semuanya karena Nidya bangun terlambat dan tau sekarang jam berapa ? 6.45 !! dan sekolah masuk jam 7 tepat. O MAI GAT!
“Ma.. Pa.. Nindya berangkat dulu. Assalamu’alaikum” lalu terdengar suara deru motor yang semakin menjauh.
“Wa’alaikumsalam.. anak itu.. ckckck..” mama hanya geleng kepala melihat tingkah putri semata wayangnya.
15 menit kemudian, di depan SMA Bakti Nusa
“Paaaaaakkk.. jangaaaan ditutup duluuuuuu !!!” Nindya berteriak dari jauh saat Pak Togar, satpam sekolah bersiap menutup gerbang sekolah. Nindya melaju dan secara gesit melewati gerbang yang terbuka sedikit. “makasih paaaaak.. “ ucapnya setelah berhasil masuk. Pak Togar hanya tersenyum melihatnya.
“haaaah.. semoga Mr. Kyle belum masuk. Buruan Nindya !” ucap Nindya setelah memarkir motornya sembari berlari menuju kelasnya.
Mr. Kyle belum datang ! horeeee !
Nindya bersorak dalam hatinya. Wajahnya tampak sangat lega saat berjalan memasuki ruang kelas yang ribut.
“Tumben cepet loe ? biasa juga lewat 10 menit baru nyampe” Shilla menyambut kedatangan sahabatnya dengan pertanyaan.
“Eeelah.. bagus dong gue datang lebih awal, bosen kena omelin mulu gue” sahut Nindya.
“nah.. gitu dong, BERUBAH !” Nindya hanya memutar bola matanya mendengar jawaban Shilla yang memojokkannya.
Terdengar suara seseorang memasuki kelas, itu Mr. Kyle.
Nindya bergegas duduk dibangkunya, bangku paling paling sudut di pojok belakang. Dia memang tidak duduk dengan Shilla, karena pembagian tempat duduk ditentukan oleh wali kelas. Karena murid dikelas itu jumlahnya ganjil, jadilah Nindya duduk sendiri. Tapi dia amat sangat menyukai keputusan walikelasnya itu, dia suka bisa memiliki bangku double dan di sudut. That’s the perfect chair for me, itu kata Nindya.
“Ehem .. Morning class” sapa Mr. Kye seperti biasa.
“Morning sir” jawab mereka serentak.
“Okay, today we have a new student. Saya harap kalian dapat membantunya di sini. Ayo perkenalkan dirimu” Mr. Kyle menyuruh siswa baru itu memperkenalkan diri.
“Ni orang urat senyumnya putus ya, datar banget mukanya” Nindya bergumam dalam hati melihat wajah datar siswa itu. “Tapi kok gue berasa udah familiar sih ama ni muka, pernah ketemu dimana ya..” Nindya mengerutkan kening mencoba mengingat.
“perasaan gue aja kali..”Nindya menyerah untuk mengingat.
“Gue Raditya Bagus Santosa. Panggil aja Radit atau Adit” siswa itu memperkenalkan diri dengan singkat dan wajah datar sedatar datarnya.
“Radit.. Adit.. Didit ?! Didit yang itu ? Didit musuh gue ? Haaaaaaaaa !!!” Nindya mengusap wajah gusar mendengarnya.
Tiba-tiba pandangan Nindya dan Adit bertemu, muncul seringai di wajah datar Adit saat melihat keberadaan Nindya dikelas itu. “Kita ketemu lagi, Rere… Nindya Renatha, I’m back”
KAMU SEDANG MEMBACA
Not With Me
Teen Fictionaku percaya, langit dan bumi itu tercipta untuk terpisah. tapi kau tidak percaya padaku..