Prolog

65 10 0
                                    

"Et, mau kemana lo?," tanya Marskal menahan tangan Axa, "Lo belum jawab gue."

"Gak."

"Gak nolak maksudnya? Oke—"

"Gue nolak, bego."

"Gak bisa gitu dong, anjir! Lo kemaren udah—"

"Jangan maksa."

Bukan Marskal namanya jika tidak keras kepala, ia menarik tangan Axa hingga wangi bedak tercium oleh hidung Marskal.

Baunya bikin pingin cium, eh, gak deng, batin Marskal.

"Kemaren. Lo. Uda—"

Bugh

Saat itu juga, dunia Marskal menjadi gelap. Selang beberapa detik, teriakan membahana dari para siswi melihat Marskal tergeletak,

pingsan,


ditangan Axa-si jagonya karate-.





.
.
.
.

02-12-17-Ruilan

MarxavasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang