Chapter 1

7.3K 533 84
                                    

Pagi yang dingin dihiasi oleh tumpukan salju yang putih bersih. Hawa pagi hari itu sangat sejuk, namun dingin. Tentu saja, ini adalah hari pertama salju turun di musim dingin.

Hawa dingin ini bahkan mengalahkan kuatnya gravitasi di kasur. Seorang pemuda bersurai ruby itu terbangun dari tidurnya. Bukan karena panggilan alam, tapi sekali lagi karena hawa dingin.

"Ah, pagi yang dingin. Padahal sudah jam 9 pagi. Sampai gravitasi di kasurku saja kalah. Tapi bagaimanapun, aku juga harus bangun, sih." ujar pemuda itu.

Dia bernama Akabane Karma. Sebut saja Karma. Pemuda bersurai ruby dan bermanik lutea. Dia dikenal pintar, namun jahil dan nakal. Dan disisi lain, dia ini anak yang baik.

Karma beranjak dari kasurnya. Dia segera mengambil ponsel diatas meja belajarnya. Terlihat 1 notif di kalendernya.

"Gawat, aku hampir lupa. Aku ada janji dengan (Nn)-chan!" ujar Karma. "Untung saja gravitasi kasur kalah, kalau tidak, aku pasti akan dibabat oleh (Nn)-chan."

Karma segera berganti pakaian dan sarapan. Setelah itu, dia pergi ke kediaman (Ln).

Disanalah, Karma menemui gadis bersurai (Hc) itu dengan wajah merah. Tentu wajahnya merah karena marah dan kedinginan. Dia sudah lama menunggu Karma.

"Kau terlambat!" omelnya.

(Fn), nama gadis itu. Dia segera menghampiri Karma dengan kesal.

"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu lebih dari 20 menit!" ujar (Nn) kesal.

"Iya, iya, aku minta maaf. Lagipula kenapa tak menunggu didalam? Kemarin aku memimpikanmu, jadi susah untuk bangun." balas Karma.

Seketika wajah (Nn) memerah. Kali ini karena malu, bukan karena marah. (Nn) memalingkan wajahnya.

"Kenapa kau memimpikanku?" tanya (Nn) pelan.

"Kenapa? Tentu saja karena aku terus memikirkanmu~" jawab Karma.

Karena jawabannya itulah, menyebabkan wajah (Nn) hampir semerah rambut Karma. Karma hanya tertawa pelan.

"Bohong, kok. Aku tadi bangun kesiangan, dan bukan memimpikanmu." ujar Karma.

(Nn) menatap Karma tajam. Sekarang dia kesal padanya.

"Bakabane!!!" teriak (Nn).

"Maaf, maaf. Sebegitu inginkah kau kumimpikan?" tanya Karma jahil.

"Tidak! Tidak sama sekali!" balas (Nn) kesal.

"Jangan marah lagi, (Nn)-chan. Lebih baik kita segera pergi." ujar Karma.

"Baiklah ..."

Karma dan (Nn) segera pergi. Mereka sebenarnya tak berniat pergi kemana-mana, mereka hanya akan berjalan-jalan saja.

Karma menggandeng erat tangan (Nn). Mereka berjalan beriringan.

"Kenapa kau menggenggamku begitu erat?" tanya (Nn).

"Tak apa-apa. Aku hanya kangen ..." jawab Karma dan berhasil menciptakan semburat merah diwajah (Nn).

"Jangan bicara omong kosong lagi!" ujar (Nn).

"Hee~ Kalau benar kangen bagaimana?" tanya Karma.

"Itu terserah padamu." jawab (Nn). "Tapi sepertinya kau tak punya alasan untuk rindu padaku."

"Jika kau kembali kesana, tentu aku akan merindukanmu." ujar Karma.

Langkah mereka terhenti. (Nn) menatap Karma heran. Karma semakin erat menggenggam (Nn).

"Kembali kemana?" tanya (Nn). Karma melihat (Nn).

"Rumah sakit. Kapan kau kembali kesana?" Karma balik bertanya dengan serius.

"Oh, rumah sakit. Aku akan kesana 3 hari lagi. Apa kau cemas?" tanya (Nn) iseng.

"Tentu saja aku cemas, karena itu adalah kau." jawab Karma.

(Nn) terdiam. Dia menatap Karma. Dia memegang wajah Karma.

"Jangan khawatir. Aku pasti baik-baik saja." ujar (Nn).

"Kau berkata begitu, padahal kondisimu semakin melemah." balas Karma parau.

"Apa kau meremehkanku?" tanya (Nn). "Aku akan baik-baik saja."

Karma menghembuskan nafas pelan. Dia tersenyum manis.

"Semoga perkataanmu itu benar." ujar Karma.

"Uh, kau benar-benar meragukanku, ya?" tanya (Nn).

"Aku hanya tak mau tertipu olehmu," jawab Karma.

"Padahal kau yang sering menipuku." ujar (Nn) ketus.

Karma tertawa melihat reaksi (Nn). Mereka segera melanjutkan perjalanan tanpa tujuan mereka.

Next->

Stay with Me [Akabane Karma x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang