part2

13 1 0
                                    

"ngantar sih ngantar tapi gak usah narik gue" dimas langsung melepas genggamannya
" yaudah naik nanti lo telat lagi"
della menaikki sepeda yang di gonceng oleh  dimas
" dimas cepatan tancap gasnya" 
" eh bego ini sepeda kali mana ada gasnya"
"yaudah sih  cepatan"
" gak... gue gak mau cepat2 karena gue mau menikmati berduaan sama lo"
deg.
"gue gak mipikan?? sumpah gue ngerasa kaya terbang! aduhh  gue butuh oksigeenn....! oke sekarang tenang della lo pasti bisa kendaliin ini semua"
della mencoba mengendalikan perasaannya
" apaan sih gak jelas bangat..."
" hahahaha... della della"
" napalo sakit? tertawa sendiri dan gak lucu lagi"
"luculah lo percaya gue pengen lama berduan sama lo"
"trus"
"yaelah dell lo bego atau apa? gue mana mau lama berduaan sama lo gue gak bisa ngebut karna lo berat" mendengar jawaban dimas della langsung mencubit pinggang dimas.
" awww.... sakit... lepasin dell nanti nab.." belum sempat dimas melanjutkan omelannya mereka berdua sudah berhasil menabrak pohon dan langsung jatuh.
 
Dimas langsung bangun dan angkat sepedanya
" gue juga bilang ap.." belum sempat dimas ngomong dia melihat della yang sudah pucat, dimas sangat kaget secara della hampir mau pingsan luka kepalanya yang kebentur sama batu sangat besar sehingga darahnya sudah berceceran.
"dimas gue gak.."seketika della pingsan dan dimas langsung memeluknya.
"dell bangun dell..." karena gak ada respon dari della, dimas langsung melepaskan kaos putihnya lalu melipatnya dan mengikat di kepala della sebagai perban sementara.
Tanpa pikir panjang dimas langsung menggendong della menuju rumah karena mereka belum terlalu jauh dari rumah della.

Rumah Della
" tante..... om...kak Miko" teriak dimas dan berhasil membuat keluarga della kaget lalu  mereka semua keluar dari rumah dan melihat dimas menggendong della yang sudah pingsan.
" astaga dimas... della kenapa?" ara sangat syok melihat anaknya yang pingsan
"nanti aja tan dimas ceritain semuanya" dimas membawa masuk della.
" dimas mending kamu mandi dulu di kamar Miko.... biar sy yang ngurus della"
" iya tan."
Dimas keuar dari kamarnya dan menuju kamar miko.

Della mulai membuka matanya dan ia merasa pusing karena ada rasa sakit dan berat di kepalanya
"bunn........"
" della kamu kenapa bisa kaya gini?.. bunda khawatir sama kamu"
Della kemuadian mencerikan semua kejadian tadi dari awal sampai akhir.

Dimas berjalan menuju kamar della dan ia ingin masuk tapi pintu kamar tiba2 kebuka
" tan gimana kondisi della??"a tanya dimas khawatir
"della baik lagian dia sudah sadar dan menceritakan semuanya"
"syukur kalau begitu"
"kamu ambil bsk aja bajunya tante mau nyuci dulu"
" gak usah tan lagian aku sudah pake bajunya kak miko mending baju itu dibuang aja"
" oww yaudah kalau begitu"
"dimas boleh masukkan tan? mau lihat kondisi  della"
"yaudah masuk gih"

Della yang sedang berbaring merasakan ada seseorang sedang duduk disamping dia.
"dell.." suara itu tak asing bagi della dan dia membalikkan badannya dan duduk sejajar dengan dimas
"gara2 lo ni gue sakit"
" iya gue minta maaf lagian lo juga sih yang cubit pinggang gue kan jadi jatoh"
"gimana gue gak cubit lo sih ngatai gue"
"gue gak pernah ngatain lo gue kan jujur emang lo berat"
"ih dimas mulai lagi " della memalingkan wajahnya
"iya ma.af ya Della sayang"

"what apa dia bilang barusan sayang? aduh kok tambah dag dig dug yah tambah panas ni pipi mungkin sudah kaya tomat jadi meleleh aja ni" della sangat terkejut dengan  ucapan dimas tapi dia berusaha untuk tenang dan jutek
" apa  lo bilang sayang2.."
" etss. jangan marah dulu guekan jujur kalau gue sayang sama lo sebagai seorang adik" della merasa kecewa dengan jawaban dimas
" yaelah cuman dianggap adik
jahat lo dimas tadi lo nerbangi gue ke langit ke tuju sekarang kerasa di banting  sakit coy"
" adik.. adik emang gue adik lo? perasaan kita sama deh umurnya 15 tahun"
" beda lah dell gue lebih tua dari lo meskipun beda 4 bulan".
" ih apaan sih garing"
"siapa juga yang ngelawak gue ngomong apa adanya"
della hanya menggenbuskan nafas beratnya tanpa menjawab karena dia yakin debat mereka gak akan pernah kelar karena dimas selalu aja ada jawaban dari yang dia ngomong.

#ceritanya garing

   Diam Dalam cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang