Four

444 8 0
                                    


"eh elo??" panggil vera dengan songongnya sambil menunjuk niki yang sedang mengobrol dengan rekan grup nya dikantin.

Karna menyadari dirinya ditunjuk oleh senornya niki pun angkat bicara "aku kak?" tanyanya dengan tampang polos

"iyalah elo" jawabnya dengan acuh

"ada apa kak manggil aku?" tanya nya sambil berdiri dihadapan vera

"lo disuruh sama bu deti buat ngambil tali digedung belakang sekolah. Lo tau kan gedung itu?" tanya vera dusta

"iya tau kak. Tapi...kenapa harus aku kak?" tanya niki polos

"ye..ngelawan lo sama senior ha??!"

"i..iya kak nanti aku ambil tapi tunggu aku selesain tugas dulu"

"s.e.k.a.r.a.n.g!! Engga pake nanti nantian"

"t..tapi..kak.."

"udah kamu tinggal aja,nanti tugas kamu biar aku yang kerjain" ucap seorang wanita disebelah niki, vio namanya.

"nahh..bener tuh kata temen lo. Udah sono gc!!lelet banget sih lo!" bentak vera tak sabaran "hushh..hush.." lanjut vera mengusir

* * *               

Menyusuri koridor yang sepi bukanlah hal yang mudah bagi murid yang sedang menjalani Mos baru baru ini. Suasananya begitu mencengkram dan sangatlah mendukung sekali untuk menakut nakuti seseorang. Niki mencoba menguasai pikirannya agar tidak terkecoh dengan suasana sekitarnya dan kini akhirnya niki bisa bernafas lega ketika ia memandangi sebuah gedung tua yang banyak sarang laba laba nya menandakan jarang dihuni bahkan atau mungkin tidak pernah dihuni sama sekali belakangan ini. Mata niki mulai menjelajahi sekitar gedung tua itu dan ia menemukan pohon beringin tua yang menjulang tinggi dan yang menambah ketakutannya lagi adalah ada sebuah manekin wanita tergantung dipohon tersebut dengan berlumuran darah. Niki mulai menjaga jarak dengan pohon tersebut dan mengalihkan pandangannya menuju pintu utama gedung itu.

Clekk

Pintu tua itu terbuka dan menimbulkan decitan suara yang menandakan bahwa pintu itupun sudah sama tua nya dengan gedung ini.

"jika aku menjadi ketos disini, aku pastikan gedung ini tidak akan terlihat jelek lagi seperti ini" gumamnya sambil menjelajahi sekitarnya dan kondisi didalam ternyata sungguh mengenaskan. Banyak barang yang tidak terpakai menumpuk yang membuatnya berantakan sekali, banyak sarang laba laba tidak lupa juga banyak debu yang tebal menghiasi ruangan ini dan niki memperhatikan kecoa dan tikus yang sedang berkeliaran disana sini.

"mengaku sekolah berbasis internasional tetapi nyatanya gedung belakang sekolah saja tidak terurus begini..beda jauh sekali ketimbang pemandangan ketika aku baru memasuki sekolah ini" pikirnya memandang pemandangan yang menjijikan ini.

Matanya yang hitam pekat itu mulai mencari barang yang sedari tadi menjadi alasanya ke tempat menjijikan ini. "Yap diatas lemari besar itu ternyata" pikirnya dan berjalan menuju lemari itu. Cukup tinggi memang dan mengharuskan niki melompat lompat untuk menggapainya dan....

Clekk..

Seketika ketika niki mencoba melompat entah untuk yang keberapa kalinya dan pintu terkunci dari luar. Pasti ada yang menguncinya. Sontak bunyi itu membuat niki menengok.

"astaga!!pintunya!! Bagaimana ini??!" prustasinya tidak percaya bahwa ia sekarang terkunci digudang tua itu. Sendirian.

"tolongg!!please siapapun yang diluar tolong aku. Jangan bercanda!! Ini tidak lucu." lanjut niki mulai panik.

"hehh Junior songong!! rasain pembalasan gue. Gue ingetin buat lo jangan pernah main main sama t.a.r.a!! Camkan itu baik baik!!" ancamnya.

ya! Dia tara adistya pengurus mos!!

Setelah mengucapkan ancamannya tara pun tertawa devil dan diikuti oleh pembokatnya, via dan vera.

Miss PsikopatWhere stories live. Discover now