Five

585 10 4
                                    

"tolonggg!!" teriak niki beberapa kali namun rasanya percuma saja dia berteriak sekencang apapun karna lokasi gedung tua itu terletak diujung sekolah dan jaraknya lumayan jauh. Mungkin yang bisa menolongnya sekarang ini, kalo bukan penjaga sekolah ya paling tidak murid yang kurang kerjaan datang untuk menyendiri ditempat sesepi dan seangker ini.

Karna sudah kehabisan akal akhirnya niki menyerah mungkin sudah takdirnya ia mati ditempat ini. Niki mencoba menyenderkan tubuhnya ditembok sambil menghela nafas beberapa kali untuk sekedar menenangkan diri tiba tiba saja muncul segerombolan tikus dan sebangsanya dari bawah lemari besar yang berada didepannya menyerang niki.

"Aaa..!!!" teriak niki yang terdengar sangat jijik dengan binatang itu "aishh banyak sekali kecoa dan tikus ini. Menjijikan" lanjutnya. Dengan sigap niki mengambil kayu yang sedari tadi berada disampingnya dan memukul satu persatu binatang itu hingga tewas. Walaupun ia sangat jijik namun ia memberanikan dirinya demi keselamatannya.

"astaga" ucapnya penuh penyesalan karna telah memukul binatang itu dan sekarang banyak sekali darah berceceran didepannya yang menimbulkan bau amis menyengat.

"help me, please!!" teriaknya yang sekarang terdengar pasrah akan nasibnya. Hening tidak ada yang menjawabnya.

"a..ada o..rang di d..dalam??" tanya seseorang dengan ragu dari luar sambil menggedor pintu

"ya! Gue didalam. Siapapun itu tolong bukain" teriak niki

"ok. Tapi please lo ngejauh dari pintu biar gue dobrak pintunya"

"iya!"

Ternyata yang menolongnya itu lelaki terbukti dari cara bicaranya. Lelaki itu mencoba mendobrak sambil menghitung namun beberapa kali ia gagal. Dan akhirnya setelah beberapa lama dua pasang mata tak saling mengenal itu bertemu.

"lo ngga apa apa?" ucap lelaki itu panik sambil memegang bahu niki dan niki menanggapinya hanya mengangguk.

"thanks. Kalo kamu ngga ada aku pikir aku aku bakalan mati disini" ucap niki dengan nada bergetar

"hushh..ngga boleh ngomong gitu" ucap lelaki itu "duduk dulu disitu yuk" lanjutnya sambil menunjuk sebuah bangku kayu tua didekat gudang itu lalu diangguki oleh niki sebagai jawaban "iya"

Setelah merasa nyaman dengan keadaan sekitar lelaki dengan penampilan cool itu menatap niki yang tertunduk dengan tangan masih bergetar, dengan perlahan lelaki itu menggenggam tangan niki.

"lo udah aman sekarang, santai aja gue ngga bakal ngapa ngpain lo kok. Gue bukan tipe cowo yang suka ngegangguin cewe" ucapnya dengan nada tenang

Niki menarik nafas panjangnya dan ikut menatap mata coklat milik lelaki disebelahnya dan sekarang pandangan matanya mengarah kearah tangan yang sekarang digenggam oleh lelaki tak dikenalnya itu dengan refleks lelaki itu melepaskan genggamannya "sorry" ucapnya

"btw nama gue rivan. Nama lo?" lanjutnya

"g..gue niki. Kok lo bisa ada disini?"

"iseng aja abisan gue bosen sama acara yang dibikin pengurus mos. Gitu gitu aja. Payah" ucap rivan "lo sendiri kok bisa ada disini?inikan tempatnya serem lagian juga jauh lho ke lapangan." lanjutnya

"e..kalo tempatnya serem kenapa juga lo kesini.iyakan?" ucapnya mengalihkan pembicaraan

"yee..ditanya balik nanya lo. Nih ya lo pikir aja kalo misalkan gue ngga kesini lo ngga bakal bisa keluar kali"

Niki menjawabnya hanya dengan cengirannya sehingga menampakkan lesung pipinya sehingga menambah kesan manis baginya

"yaudah yuk kita kelapangan aja, ntar kalo kita disini terus dikira kita ngapa ngapain lagi" tambah rivan berjalan meninggalkan gudang tua itu diikuti niki dibelakangnya.

Dilapangan mereka berdua terpisah karna harus kembali ke grup nya masing masing.

"nik lo kok baliknya lama amat sih katanya cuman ke gudang!" kesal vio ketika niki menampakan wajahnya

"i..itu lhoo..itu.."

"nik?kamu kemana aja??" tanya nathan tiba tiba dengan panik memotong jawaban niki

"eh kak..itu tadi aku...abis dari uks soalnya aku tiba tiba pusing gitu. Ngga apa apa kan kak?"

"kamu sakit?? Yaudah istirahat aja lagi di uks ayo kaka anter" nathan menggandeng tangan niki hendak membawanya kembali

"ngga usah kak. Aku udah baikkan kok" jawab niki cepat

"serius??"

"iya kak nathan"

"yaudah lain kali kalo sakit istirahat aja ya. Kaka ngga mau kamu sakit" ucap nathan lembut

"ekhemm.." dehem vio tiba tiba yang membuat keduanya sadar akan sebenarnya keberadaan vio ditengah mereka.

"yaudah ya kak aku kesana dulu" tunjuk niki kearah sekerumunan para peserta mos dan pergi meninggalkan nathan.


                                * * *

Sekarang seluruh peserta mos berkumpul diauditorium yang sangat luas sehingga mampu menampung banyaknya peserta mos yang akan mendapatkan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Para pengurus mos pun sudah berdiri diatas auditorium dengan gagahnya memakai almater osis. Disana terpampanglah wajah nathan berdiri dengan tegasnya memberi sambutan untuk membuka acara penyuluhan ini. Didalam auditorium dengan pencahanyaan yang lumayan terang itu bisa terlihat wajah wajah para peserta mos yang mengobrol untuk mengusir bosannya atau ada juga yang dengan seriusnya memerhatikan wajah tampan dari sang ketua osis, nathan de alegro.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 02, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Miss PsikopatWhere stories live. Discover now