Seperti pagi pagi biasanya. Diandra sudah bangun jam lima subuh. Setelah menunaikan ibadah berjamaah bersama Rio. Ia langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk suami tercinta. Sedangkan suaminya tercinta kembali bergelung didalam selimut.
Sembari menyiapkan bahan bahan untuk masak. Diandra telah memanaskan minyak untuk menggoreng ayam. Entah kenapa hari ini ia ingin memasak ayam kecap. Makanan paling kesukaan suaminya. Sepertinya sudah lama sekali ia tidak memanjakan Rio. Diandra terlalu di sibukan mengurusi Nate dan Mike.
Bahkan ada saatnya Rio ngambek dan cemburu melihat hampir semua waktu Diandra hanya untuk bebi embuls. Maka dari sekarang Diandra akan mengatur waktunya sebaik mungkin. Agar tidak menimbulkan kecemburuan di antara ketiganya. Pasalnya walaupun sudah menjadi Daddy. Rio masih suka bertingkah kekanakan dan gampang cemburu.
Meski begitu. Ia tetap menjadi Daddy yang terbaik untuk baby embuls.
Tanpa sadar Diandra tersenyum. Setiap mengingat Rio hatinya berdesir. Ia menggeleng mengusir bayang bayang Rio. Dan mulai memasukan ayam ke dalam penggorengan. Kalau memikirkan Rio masakan tidak akan kelar kelar.
Setelah ayam matang. Diandra beralih mengupasi bawang merah dan bawang putih.
"Aw... ya ampun!" Pekik Diandra. Ia mengkibaskan tanganya yang tidak sengaja tergores pisau. Mencoba menghentikan darahnya menggunakan lap. Tapi darahnya masih keluar saja.
Diandra meringis. Perih sekali!
"Sayang kenapa?!" Tiba tiba Rio sudah berdiri di samping Diandra. Menarik tangan Diandra. Melihat lihat lukanya yang terkena goresan pisau.
"Bukan apa kok Kak." Diandra mencoba menyembunyikan tanganya di belakang punggung. Namun Rio sudah melihatnya terlebih dahulu.
Langsung Rio menarik tangan Diandra. Mengamatinya sebelum ia berdecak kesal.
"Buk Diany kemana? Kenapa bukan Buk Diany aja yang masak? Mas nggak bisa lihat kamu luka begini." Rio memasukan jari telunjuk Diandra yang terluka kedalam mulutnya. Membersihkan darah sang istri.
"Diandra nggak papa kok sayang. Nggak perlu khawatir. Buk Diany pulang. Bentar lagi datang kok."
Rio mengangkat wajahnya. Terlihat sangat kesal kalau di lihat dari rautnya.
"Ini berdarah sayang. Sekecil apapun luka yang ada di tubuhmu mas bakalan khawatir. Mas ini sayang sama kamu." Ujar Rio.
Kemudian Rio menarik Diandra ke dalam pelukanya. Diandra mengangguk di depan dada bidang Rio. Membalas pelukan hangat suaminya.
"Udah ah Diandra mau lanjut masak." Kata Diandra lalu mengurai pelukanya. Ia kembali berkutat dengan masakanya. Mengabaikan Rio yang sepertinya ingin melarang.
Akhirnya Rio hanya bisa diam. Rio mengamati pergerakan istrinya saja. Ia menopang dagunya dengan tangan.
"Kok udah bangun? Kan weekend. Nggak ngantor kan?" Rio memeluk Diandra dari belakang. Lalu menggeleng pelan. Rio meletakan dagunya di bahu Diandra.
"Enggak kok sayang. Kan udah janji mau nemenin baby embuls. Katanya kamu mau belanja bulanan sama Mami?" Rio melepas ikatan rambut Diandra. Lalu ia menggesekan hidungnya di rambut istrinya itu.
Rio selalu senang dengan aroma rambut Diandra. Aromanya seperti strawberry. Dan sangat memabukan bagi seorang Delrio Erlangga Darmawan. Diandra mendengus pelan. Menyikut perut sixpack Rio.
"Kenapa di lepas sih? Kan jadi risih." Rio terkekeh pelan. Ia sedikit mencondongkan kepalanya untuk melihat raut Diandra yang kini tengah kesal. Rio mendaratkan kecupan lama di pipi Diandra. Sampai timbul rona merah di sana. Diandra menahan senyumanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unparalleled Daddy
Humor#5 in Humor 20.Juni.2018 #9 in Humor 27.Juni.2018 Rio adalah seorang Daddy biasa. Seperti Daddy Daddy di luaran sana yang sayang Istri dan anaknya. Tapi Rio memiliki suatu cara tersendiri untuk membuat keluarganya bahagia. Rio adalah Daddy tiada ban...