🐥5🐥

38K 1.8K 33
                                    

Rio memasuki lobby kantornya dengan gaya eleganya seperti biasa. Hari ini ia begitu gagah dengan balutan kemeja putih dan jas hitam yang membalut tubuh atletisnya dengan pas. Tidak sedikit karyawati yang menjerit histeris. Namun tidak ada yang menunjukanya terang terangan. Karena mereka tau bahwa CEO mereka itu telah menikah dan dikaruniai bayi kembar.

Dari yang mereka tau juga. Istrinya itu masih muda dan sangat cantik. Tak ayal jika atasanya begitu setia dan tergila gila pada istrinya. Sehingga tidak ada waktu melirik wanita lain.

Langkah kaki Rio terhenti saat seorang wanita dengan beberapa map di tanganya menghadang jalanya. Rio menghindar kesamping kanan. Namun wanita itu ikut ke kanan. Saat Rio menghindar ke samping kiri. Wanita itu pun ikut ke samping kiri.

Geraman lolos dari bibir Rio. Ia menatap tidak suka sekertaris nya ini. Apalagi pakaian yang dikenakan sekertarisnya sangatlah minim dan ketat. Juga senyuman sok cantik yang ia umbar. Oh jangan fikir dengan senyuman dan pakaian itu Rio bisa jatuh hati. Malahan Rio merasa ilfeel. Dan berfikir mengapa ada wanita seperti ini.

Dan lebih mirisnya wanita itu adalah sekertaris Rio.

"Selamat pagi Pak." Sapa Gia sambil menunjukan senyum terbaiknya.

"Pagi." Jawab Rio seprofesional mungkin.

"Apa ada yang bisa saya bantu Pak? Bapak ingin saya buatkan kopi? Sepertinya semenjak istri Bapak melahirkan. Bapak menjadi tidak terurus. Bahkan dasi bapak miring." Gia mendekat. Membenarkan posisi dasi Rio. Langsung saja Rio menepis tangan Gia.

"Cih berani sekali kau. Minggir! Apa kau sudah beralih profesi menjadi office girl? Pergilah saya tidak membutuhkan bantuan mu. Lebih baik hapus semua make up yang ada di wajahmu Gia. Ini kantor bukan club malam. Sekian!" Kata Rio lalu ia segera bergegas menuju lift khusus. Menekan nomor lantai teratas yang ada di gendung ini.

Saat sampai di ruanganya. Rio membanting bokongnya di kursi kebesarannya. Ia memeriksa beberapa laporan yang menumpuk di mejanya. Mendesah frustasi dan memijat batang hidungnya. Kepalanya pusing sekali. Mengapa banyak sekali yang harus Rio periksa?

Rio merogoh saku jasnya. Mengeluarkan benda pipih berwarna putih. Ia ingin melakukan vidio call sama Diandra istrinya.

Tidak berapa lama. Wajah istrinya yang cantik muncul. Di sertai kedua jagoanya yang berebut menampakan diri di layar ponsel.

"Assalamu'alaikum sayang."

"Dedi tuuuu!!!! Mite Dedi tuu da di citu!!"

"Tu tau!"

"Dedi teren!!"

"Waalaikumsalam sayang. Apa semua baik baik aja?"

"Baik kok. Hmm... hai jagoanya Daddy udah makan belum?" Kedua jagoanya itu saling tengok. Lalu tertawa geli. Telunjuknya yang mungil menutupi kamera. Sehingga hanya warna merah yang terlihat oleh Rio kini.

Nate juga masih sibuk mengoceh di seberang sana. Entahlah... Rio belum terlalu lancar bahasa alien baby embuls.

"Nate kameranya jangan di tutup. Wajahnya Nate sama Mike gak kelihatan nanti. Daddy sedih nanti." Omel Diandra.

Gambar mereka telah muncul kembali. Nate mendekatkan wajahnya ke kamera.

"Dedi tedih? Atu talah. Atu nta maap." Rio menyapukan jempolnya ke layar ponselnya. Mengelus pipi Nate.

"Daddy bahagia kok. Mike mana nih? Kenapa sibuk sama coklat aja? Gak kangen Daddy nih." Rio menggelengkan kepala saat Mike hanya melirik sebentar dan menunjukan senyum yang hanya berdurasi satu detik saja. Lalu ia kembali fokus makan coklat batanganya. Dasar! Baby embulsnya yang satu itu memang sangat cool dan mahal senyum. Satu senyum di bandrol dengan seratus juta muehehe.

Unparalleled DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang