Tiga

223 29 2
                                    

"Gimana jadi ikut ke unicron club gak sof.?" Tanya Dona di sebrang sana

"Ga tau nih. Males..,"

"Aku jemput ya. Malam ini kata Simon bakal banyak pengusaha yang datang. You tau kan artinya apa.,"

Ujar Dona

"Donatella Laurenzo yang ter hormat. Apa kau lupa dua hari lagi kita ada operasi VIP. Bukannya lebih bagus jika kita tidur di rumah saja. Alih-alih pergi ke club malam.,"

"Ayolah Sofia. Aku yang bayar.,"

"Jika Unicorn Club yang kau maksud. Sorry aku tidak bisa .,"

"Kalau begitu kau ingin apapun pasti akan ku belikan. Kau tau kan aku paling tidak bisa ke bar sendiri. Ayolah temani aku.,"

"Dona aku lelah dan aku lebih membutuhkan istirahat dari pada main main tidak jelas di bar.,"

"Ayolah. Pokoknya begitu aku sampai di rumahmu kau sudah harus siap okay. Tidak ada penolakan Sofia.,"

Begitu kira-kira ucapan Dona terahir kali. Sofia sangat tau bagaimana perangai sahabatnya itu. Dan sekarang di sinilah Sofia ber ada.

"Hii Clive. Bagaimana kabarmu.,"

Sapa Sofia begitu duduk di meja depan bartender yang bernama Clive itu ber ada.

"Hi Sof. Tumben ke sini. Memang kau tak sibuk.,"

"You know lah Clive bagaimana sahabatku yang sekarang sudah entah kemana itu.,"

"Siapa.? Dona maksudmu.,"

"Ya siapa lagi kalau bukan dia. Oh ya kenapa hari ini ramai sekali.?"

"Sepertinya. Malam ini ada yang merayakan bachelor party. Pengusaha sih cuman aku lupa namanya.,"

"Ohh ya. Pantas saja si Dona ngebet banget pengen ke sini.,"

"Mo minum apa Sofia. Wine, Beer, Champagne.?"

"Aku air mineral saja. Dua hari lagi ada operasi VVIP soalnya.,"

Ujar Sofia lesu. Ia sangat lelah. Tapi, ia jugaa tidak bisa membiarkan sahabatnya sendirian.

"Hey.? Sendirian.?"

Ujar seorang pria di kursi sebelah Sofia.

Karena Sofia tidak merasa namanya di panggil. Ia, tidak salah kan jika diam saja. Lagi pula Sofia tidak terlalu menyukai ramah tamah tak jelas. Apa lagi di tempat hiburan malam.

"Heii saya bicara sama anda. Kenalkan saya Arnold.,"

Ujar pria itu masih usaha.

"Sorry saya dengan suami saya. Jangan ganggu.!"

Ujar Sofia dingin.

"Oh ya.? Lalu di mana suamimu. Jangan seperti anak kecil lah. Memang berapa hargamu hem.?"

Ujar pria itu mengejek. Mendengar penuturan pria itu. Membuat Sofia ingin menendang selangkangan pria itu. Atau ia akan dengan senang hati mencabik cabik muka pria itu dengan pisau bedah miliknya.

"Jangan sok jual mahal manis. Kau ke bar mencari teman tidur bukan.? Lalu kenapa kau tidak tidur denganku saja.,"

Ujar pria itu dengan mulutnya yang bau alkohol. Dari situ lah Sofia menyadari jika pria yang duduk di sebelahnya itu sedang mabuk.

Forgetting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang