Awal dan Akhir.

31 9 2
                                    

"Na~ na na na na~ la~ la~"

Suara senandung keluar dari mulut gadis kecil yang sedang bercermin, sembari menyisir rambutnya.

Dengan telaten dia menyisir rambutnya itu, yang memiliki panjang sampai pinggangnya itu.

"Aku selalu tampak cantik. Cermin kesayangan ku tak akan pernah membohongiku," ujar sang gadis kecil tersebut dengan percaya diri. Dengan senyum terus terpatri di wajah mungilnya.

Trak!
Kratak!

Terdengar suara yang seperti suara cermin yang retak, dan angin menghembus memasuki kamar gadis kecil tersebut melalu jendela kamar yang terbuka. Tanpa menghiraukan nya, gadis kecil tersebut melanjutkan aktivitas nya. Seolah tak terganggu dengan suara tersebut yang semakin terdengar jelas.

Tap.

Tap.

Tap.

Bunyi langkah kaki yang gadis kecil itu dengar membuat nya menolehkan kepalanya ke belakang, dan tidak ada siapapun. Yang dia lihat hanyalah pintu kamar yang tak tertutup.

Jam menunjukan pukul 12 malam. Dan gadis kecil itu masih berada di depan cermin kesayangan nya. Berbicara sendiri terhadap bayangannya gadis kecil itu anggap hal yang biasa.

Suasana berubah mencekam, di kala jendela kamar dan pintu kamar gadis kecil itu tertutup dengan sendirinya. Saking kagetnya, gadis kecil itu menjatuhkan sisir yang dia pegang. Ketakutan terpancar jelas, di kala gadis kecil itu melihat gumpalan asap yang keluar dari bawah ranjang tempat tidur nya.

Trak!

Trak!

Kratak!

Bunyi itu terdengar lagi, bahkan semakin jelas di dengar oleh telinga gadis kecil tersebut. Menolehkan kepala kekanan dan ke kiri, tak lupa juga berputar demi mencari di mana sumber suara itu terdengar.

Tapi, gadis kecil tersebut tak menemukan apapun. Tepat saat dia menatap bayangan nya di cermin, gadis kecil tersebut menjerit ketakutan. Tak kala dirinya melihat bayangan dirinya sendiri di dalam cermin kesayangannya yang di lumuri darah di sekujur tubuhnya. Bahkan tak hanya itu, bayangan yang berada di dalam cermin tersebut, tengah menyeringai ke arah gadis kecil tersebut.

"A-ada, a-apa? Ke-kenapa?" Tanpa bisa berkata kata lagi gadis tersebut gemetar, karena ketakutan. Asap kian menebal memenuhi ruangan kamar gadis kecil tersebut.

PRANG!

PRAY!

Tiba tiba cermin di hadapan gadis kecil tersebut pecah. Di kala sosok bayangan dirinya yang berada di dalam cermin tersebut keluar. Serpihan kaca dari cermin tersebut berhamburan di lantai, dan tak sedikit yang melukai tubuh gadis kecil tersebut.

"Si-siapa kau? A-apa mau mu? Tolong! Mamah, papah! T-tolong Riri!" Merangkak mundur karena sosok mengerikan yang keluar tersebut berjalan mendekati gadis kecil tersebut yang bernama Riri. Berteriak meminta tolong karena putus asa akan rasa takut yang dia-riri, alami.

"Kau sudah di kutuk! Mari ikut dengan ku, kita pulang ke alam yang sangat menakutkan dan menakutkan," sosok tersebut mulai berbicara dan menyampaikan kedatangan dia. Mengulang kata menakutkan membuat Riri pucat pasi.

Sret!

Tanpa sadar ternyata tangan Riri sudah berada dalam genggaman tangan bayangan diri Riri yang menakutkan. Menarik nya dengan pelan, dan Riri meronta untuk melarikan diri.

Percuma. Karena, semakin kuat Riri berusaha dan semakin kuat juga genggaman tangan yang Riri rasakan.

Terus ditariknya tangan Riri, tanpa memperdulikan rontaan yang Riri berikan. Bayangan diri Riri tersebut terus menariknya hingga berada di hadapan cermin menakutkan yang sekarang sudah tidak lagi utuh karena pecah.

"Kita akan pulang ke dunia yang menakutkan," ucapan itu terdengar lagi. Ketakutan semakin memuncak di alami oleh Riri.

"T-tidak! A-aku ti-dak mau!" Dengan sisa tenaganya Riri terus meronta dan mencoba melepaskan genggaman di tangan nya yang sangat kuat.

Percuma. Karena sosok bayangan menyeramkan diri Riri memasuki cermin tersebut, dimana dirinya keluar. Dengan perlahan sosok bayangan diri Riri yang menakutkan itu memasuki cermin dengan terus memegang tangan Riri dengan erat.

Terus menariknya, dan menarik diri Riri kedalam cermin tersebut dengan seutuhnya. Setelah Riri dan Bayangan dirinya yang menakutkan memasuki cermin tersebut, serpihan kaca yang berserakan pun bergetar dan terbang. Terbang ke arah cermin yang telah pecah di beberapa bagian. Dan cermin tersebut kembali utuh tanpa retak ataupun pecah sedikitpun.

Yang tersisa hanya genangan darah yang berada di bawah kaki cermin tersebut. Darah yang keluar dari tubuh Riri yang telah lenyap di kurung oleh cermin kesayangannya. Cermin kutukan yang menakutkan.


End!!!

******

Dor! Hula alif balik lagi bawa cerita one shoot. Atau cerpen. Yah dari pada lapak penuh debu, jadi alif share ajah biar ada hiburan buat kalian.

Kritik sama sarannya di tunggu.

Cermin Terkutuk!!! (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang