Jimin sedang membaca beberapa file kantornya. Ia menghela nafas kecil setelah selesai mengerjakan semua pekerjaannya. Jimin pun membereskan barang-barangnya dan bersiap pergi meninggkalkan kantornya.
Ditengah perjalanan ia menyempatkan diri until membeli sebucket bunga dan setelahnya ia kembali melanjukan mobilnya ke rumah sakit. Jimin melalui lorong rumahsakit dan akhirnya sampai didepan sebuah ruang rawat. Jimin membuka pintu didepannya itu dan melihat ibumu juga ayahmu yang langsung menatapnya saat mendengar suara pintu.
"Ibu, bagaimana keadaan (y/n)"
"Tak ada perubahan nak, sama seperti kemarin" jawab ibumu dengan wajah yang terus menatap kearah tubuhmu yang terbaring diatas kasur dengan keadaan koma.
"Sebaiknya ibu dan ayah pulanglah dulu, kalian sudah menjaga (y/n) dari tadi pagi." Ujar Jimin kepada orangtuamu karena tau mereka tidak pulang kerumah seharian ini. "Biar aku yang menjaga (y/n) setelahnya." Lanjutnya lagi
"Baiklah kalau begitu, tolong jaga (y/n) ya." Kata ibumu sambil tersenyum kearah Jimin.
"Maafkan aku karena tidak bisa menjaga (y/n) dengan baik."
Ibumu tersenyum lembut dan memegang bahu Jimn. "Itu bukan salahmu, itu adalah takdir yang tidak bisa dihindari. Jadi jangan salahkan dirimu karena ini."
"Kalau begitu kami pulang dulu" kata ayahmu yang setelahnya pergi meninggalkan ruangan itu bersama ibumu. Sekarang hanya tersisa Jimin yang duduk disampingmu sambil menggenggam tanganmu dan kamu yang terbaring dalam keadaan koma.
"Maafkan aku"
"Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu."
"Kalau saja waktu itu aku tidak mementingkan pekerjaanku kau tidak akan seperti ini"
Jimin mulai tertunduk. Terlihat airmata yang sejak awal ia tahan kini sudah membasahi pipinya.
Andai saja waktu itu Jimin mengantarmu keacara temanmu kau tidak akan terbaring dengan kondisi seperti ini.
Flashback
Kamu mengetuk pintu ruang kerja Jimin pelan lalu masuk kedalamnya dan melihat Jimin yang sedang sibuk sambil menatap kertas-kertas yang ada ditangannya itu.
"Oppa?"
"Apa?" -Jimin
"Apa oppa bisa mengantarku ke acara temanku?"
Jimin yang sedang sangat lelah karena harus lembur dan merasa terganggu karenamu sontak berkata dengan nada tinggi "Apa kau tidak lihat aku sedang apa?! Aku sibuk! Jangan minta aku untuk mengantarmu sekarang!"
Matamu sedikit berkaca-kaca mendengar Jimin berkata seperti itu. Kamu pun menunduk.
"Baiklah oppa aku pergi sendiri. Jangan terlalu paksakan dirimu oppa." Setelahnya kamu pun pergi dengan naik bus.
"Akhirnya" kata Jimin setelah selesai mengerjakan tugas-tugasnya. Ia sedikit merenggangkan tubuhnya yang sedikit kaku karena terlalu lama duduk. Ia kembali membereskan file-filenya dan pergi kekamarnya.
Ia masuk kekamarnya dan tidak melihatmu disana. Ia pun berkeliling mencari keberadaanmu dirumah itu, namun hasilnya nihil. Saat ia terduduk diruang tengah, Jimin baru sadar apa yang is lakukan kepadamu. Jimin mengacak-acak rambutnya frustasi sambil berguman 'bodoh, kenapa kau berkata seperti itu Park Jimin??!' berulang kali.
Ia pun berniat meminta maaf saat kau pulang nanti. Jimin menyalakan tv dan melihat berita tentang bus yang rusak parah akibat tabrakan. Jimin langsung teringat padamu dan berpikir bagaimana keadaan u sekarang, atau app kau terlibat dalam kecelakaan itu.
Dan pikirannya semakin kalut saat ia menerima telpon dari rumah sakit. Jimin segera berlari mengambil kunci mobilnya, mengunci rumah dan segera melajukan mobilnya.
"Maaf apa ini dengan Tuan Park? Maaf istri and mengalami kecelakaan dan sedang ditangani di rumah sakit".
.
.
Jimin merasa benar-benar bersalah saat mengingat kejadian itu. Jimin tetap menitikan airmata sambil berulang kali mengatakan maaf karena tak dapat menjagamu."Maafkan aku. Maaf karena tidak bisa menjagamu. Jika saja aku lebih mementingkanmu daripada pekerjaanku, kau tak akan seperti ini."
Jimin terus menangis sampai tiba-tiba ia merasa tanganmu bergerak digenggamannya yang diikuti matamu yang mulai terbuka pelan. Jimin langsung menekan tombol diatas kasurmu yang membuat seorang dokter dan seorang perawat memasiku ruangan.
"Tolong periksa (y/n)!"
"Baiklah, biar saya periksa. Tolong tuan tunggu diluar." Ujar perawat tersebut sambil mendorong Jimin until keluar. Jimin pun segera keluar dan tertunduk di kursi tunggu.
5 menit kemudian dokter tersebut keluar dan menatap kearah Jimin. "Istri anda sudah sadar. And bisa melihatnya". Mendengar itu Jimin langsung berterima kasih dan masuk keruanganmu.
Jimin melihatmu sedang melepaskan masker oksigen yang dibantu oleh perawat tadi. Setelahnya perawat itu pamit dan pergi meninggalkan ruanganmu. Jimin segera berlari kearahmu dan memelukmu erat.
"Maafkan aku. Kalau saja aku mengantarmu, ka--"
Kau meletakkan jari telunjukmu didepan bibirnya mengisyaratkannya untuk diam.
"Oppa tidak salah. Lagipula sekarang aku baik-baik saja kan?"
Jimin kembali memelukmu.
"Aku akan terus menjagamu dengan baik mulai sekarang".
Fin
Maaf Kalo kurang menarik..
-ChoiMochi
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagine
Historia CortaStory about you with BTS member(s). [Indonesian] -ChoiMochi