"Woyyy...ngapain bengong,ntar gua cium lu"
Aku kaget ga kepalang saat tiba-tiba pundak ku di tepuk seseorang dari belakang.
"Gila kmu Ryan,kaget tau"
He he..
Dia cuma nyengir padahal tau aku bener-bener kaget gitu.seakan ga berdosa.
Hmmmssss...lagi-lagi ketemu buaya.
Bahkan saat nyantai nikmatin kopi creamelatte di sebuah cafe yang baru sekali ini ku coba saja bisa ketemu dengannya.hadeh....!
Dunia trasa semakin sempit saja.
Ga ijin,ga apa.di tarik nya kursi lalu enak aja duduk di depanku.emang ini cafe dia punya.
"Basa-basi kek klo mo ikutan gabung"grutuku ga suka.
"Hehe....lagi PMS ya?,sensi amet"...
" tonjok ntar,asal ngoceh aja"
Ku julurkan tangan dengan telapak mengepal siap nonjok.
Dia cuma cengar-cengar..ehh cengar-cengir doang.
"ga takut,kan lu bilang ntar tonjok nya ga sekarang"
Ekpresi wajah nya santai dan tenang,setenang laut tanpa riak ombak.
Dengan setenang laut itu pula tangan nya meraih minuman yang tadi baru ku minum sedikit gara-gara keburu ngelamun.cangkir creamelatte itu di dekat kan ke bibirnya dan sruuuupppp....berpindahlah minuman hangat itu ke tenggorokan nya.arrrgggghhhhhh....
Aku menggeram tertahan sambil mengepalkan tangan dengan kuat.
"Aaahhhhh....mantaaaappppp"
Pujian nya untuk secangkir creamelatte hangat dan gratis.
NO KOMENT
Aku kehabisan kata dengan sikapnya kali ini.
Biasanya dia memang menjengkelkan,tapi tidak keterlaluan seperti saat ini.
Aku diam saja,jika di depan ku ada sebuah cermin,pasti aku bisa melihat wajahku yang kusut karna cemberut.
"Masih dikit lagi nih,minumlah"
Ryan menyodorkan cangkir minuman ku yang baru saja di rampoknya.
Aku diam saja.
Pengen rasanya menyambar cangkir itu dan melemparkan ke arahnya.
Biar kapok.
"Yeee,malah diem...ga mau ya udah ku habisin"
Sruppp...
Ya tuhaaaaannnnn...
Enak nya dia tarik kembali cangkir itu lalu menenggak sisa minuman ku tanpa ampun.
Lama-lama bisa ga tahan aku melihat polahnya.
Ku sambar tas kecil milik ku dari atas meja dan segera berdiri.lebih baik pergi dari pada kuhantam mulut nya pikirku.
Tanpa di duga,secepat kilat tangan nya menyambar tanganku,menghalangi maksudku untuk pergi.
"Tunggu sarah,tunggu...!! Duduk lah kembali" pinta Ryan dengan tatap mata elang nya ke arahku.
Aku kembali duduk di kursi yang hampir ku tinggalkan.dari pada ribut di tempat umum begini lebih baik sedikit mengalah.
"Pa an,buruan ngomong"
Aku masih bete dengan caranya yang menjengkel kan dari pertama dia datang.
"Hmmm..gua ga pandai basa-basi klo ngomong sama lu,tapi gua mo kasih ini untukmu"
Tangan nya mengeluarkan sesuatu dari saku jeans nya.dan di letak kan di meja tepat di depanku.
"Buka dan ambil lah sarah"...Ku lihat Ia menaruh sebuah kotak kecil di atas meja.entah apa isinya dan entah apa pula maksud nya dengan semua ini.
" ayo bukalah..!"kembali Ia memintaku membuka benda yang Ia berikan.
Penasaran dengan isinya,ku raih benda itu dan ku buka.
Wooowww....
Isinya sebuah cincin emas berbentuk hati,di bungkus secarik kertas bertuliskan 'for my love'.
"Apa maksud semua ini?.."
Ku tatap mata Ryan dengan tanda tanya besar dalam benak ku.
"Aku mencintaimu sarah,menikahlah denganku".
Heghhh....
Nafasku tiba-tiba sesak,seolah ada yang menghalangi nafas di dadaku.
Benarkah apa yang ku dengar ini?..
Bercandakah Ia?..
Atau sedang mabuk kah Ryan?...
Seorang playboy cap kecoak mengajakku menikah..!
Lalu bagaimna dengan selusin pacarnya?..
Gimana nasib tati yang dia antar jemput stiap hari untuk mengajar.lalu gimana dengan ika yg slalu Ia tungguin saat belajar tari?...
" sarah,jawab lah...
Aku serius kali ini.pakailah cincin itu sebagai tanda kamu bersedia menjadi ratuku,pakailah sayang sebagai bentuk kerelaan hatimu untuk ku miliki selamanya"
Ia merayuku...
"Ryan,kamu sedang mabuk kah?...
Ga ada angin ga ada hujan,Kamu mengajak ku menikah.lalu gimana dengan pacarmu si ika,gimana pula nasib tati?..
Pakai otak mu,mereka itu sahabatku,ga mungkin aku menerima tukang gombal sepertimu,paham"
Ryan hanya tersenyum mendengar kalimat tajam dariku.
"Lu ga taukan sarah,gua slu antar jemput tati karna gua pengen ketemu kamu,gua rela nungguin ika nari hanya karna gua pengen liat lu nari.dan gua banyak gombalin cewe supaya lu cemburu.slama ini gua memperhatikan mu.tapi sayang gua ga bisa nembak lu dari kemaren karna lu punya rido".Whatt....
Jadi slama ini Ryan jatuh cinta denganku.
Slama ini dia memperhatikan ku.
Benarkah yang Ia katakan barusan.
Aku malas memikirkan semua ini.
" Ryan,beri aku waktu untuk meyakin kan diri dengan apa yang kamu katakan,jangan paksa untuk menjawabnya sekarang,dan buktikan jika kamu serius."
Ryan termenung diam,entah apa yang ada di fikiran nya mendengar jawabanku.
Ku tinggalkan Ia dari tempat itu tanpa kata apapun lagi darinya.***Lima tahun kemudian***
"Ma,mama..."
Seorang gadis cilik berwajah manis dan sangat mirip sekali denganku menggoyang lengan ku beberapa kali.aku terhenyak karna baru sadar jika ia adalah anak ku yang sedang mendengarku bercerita tentang ayah nya.ya ayah nya adalah Ryan.
"Ma,apa sekarang papa masih suka gombalin cewe lain?..."
Ahhh...
Kenapa aku tidak mencari tau soal itu?...
Jangan-jangan Ryan...
Hadeuh,
"Ryaaaaaaaaaannnn...!!!!!!"
Jeritku dalam hati.******THE END*****