Thalasshopile

583 66 49
                                    

Vomments please!!

Lelaki itu turun dari mobilnya sambil memandang indahnya lautan dari tepi pantai. Ia selalu suka dengan lautan karena hal itu mengingatkannya pada masa lalunya yang indah dan juga menyakitkan. Sudah enam tahun lamanya ketika terakhir kali ia berkunjung ke pantai yang menjadi saksi peristiwa menyakitkan baginya. Ketika ia harus berpisah dengan seseorang yang ia cintai demi mengejar karirnya.

Ia duduk di tepi pantai dan membiarkan desiran ombak mengenai kakinya. Ia bisa merasakan air yang sangat dingin, sama seperti dinginnya saat ia menggenggam tangan gadis yang ia cintai ketika lelaki itu memutuskan segalanya.

Lelaki itu mendongakkan kepalanya sambil memejamkan matanya, menyesali segala perbuatannya di hari itu, ketika ia membiarkan gadisnya pergi begitu saja dengan air mata yang mengalir dengan derasnya. Ketika ia membuat gadisnya tersakiti karena keegoisannya.

Melihat lautan selalu membuatnya senang dan juga sedih. Ia senang karena lautan memang tempat terfavoritnya, tempat yang menurutnya bisa menenangkan pikirannya, tempat di mana pertama kalinya ia bertemu dengan seseorang yang sangat berarti bagi hidupnya. Dia, Shawn Mendes bertemu dengan seorang gadis yang berbeda dari gadis lainnya, gadis yang bisa membuat jantungnya berdegub lebih kencang ketika ia menatap matanya, gadis yang bisa membuatnya gugup ketika mereka berhadapan. Dia, Vallenxena Amanda Rowland.

Namun, lautan juga bisa membuatnya sedih, lautan juga membawa kenangan buruk bagi Shawn. Hari di mana ketika ia terakhir kali bertemu dengan Vallen, hari di mana ketika ia memutuskan hubungan mereka. Ia masih ingat betul dengan hari itu, ketika air mata gadisnya yang tak henti-henti mengalir dan bahu yang bergetar karena rasa kekecewaan yang sangat besar, ketika gadisnya pergi meninggalkannya sendirian di sana.

"I'm sorry, but I swear to god that I love you so much."

"I know, I have to go."

Shawn menahan gadisnya dengan menggenggam tangannya yang terasa dingin seperti es.

"Please Val, I'm so sorry."

"I have to go Shawn, please just let me go," ucap Vallen sambil melepaskan genggaman Shawn.

Dan dengan tangisan yang tak henti-hentinya, Vallen pergi meninggalkan Shawn di sana.

Itulah terkahir kalinya mereka bertemu.

Setetes air mata berhasil jatuh di pipinya ketika memori itu terulang kembali bagaikan sebuah film yang terputar ulang. Shawn sangat menyesali semuanya, jujur saja ia masih sangat menyayangi gadis itu walau sudah enam tahun lamanya mereka berpisah.

Tidak ada yang tahu jika hampir setiap malam Shawn selalu menangisi perbuatannya karena telah meninggalkan seseorang yang ia cintai, tidak ada yang tahu tentang kesedihan dan kepedihan dalam dirinya.

Toh untuk apa seluruh dunia tahu tentang kesedihannya? Karena penyebab kesedihan itu adalah dirinya sendiri. Biarlah hanya dia yang merasakan kesedihan dan kepedihan itu sendiri.

Shawn mengusap air mata di pipinya, ia tersenyum tipis sambil menatap lautan. Ia terkekeh pelan ketika mengingat bahwa lautan adalah hal yang ia dan Vallen sukai. Ia bertanya-tanya, di manakah gadis itu sekarang? Apakah dia bahagia? Apakah dia masih menyukai lautan? Apakah dia masih mengingatnya?

"Loh Shawn Mendes?"

Shawn sedikit terkejut mendengar seseorang memanggil namanya, yang membuatnya lebih terkejut adalah ketika ia melihat orang yang memanggil namanya.

[#1] Thalasshopile • Mendes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang