Chapter 1

98 6 9
                                    

Namaku Nadhira Azzahra, kebanyakan orang memanggil ku nadhi hanya ada satu orang yang memanggilku Zahra, dia adalah calon imam ku di masa depan.

Sekarang aku sedang berada di salah satu Universitas Islam di Palembang, aku sudah berkuliah memasuki semester akhir, begitupun dia yang aku harap menjadi calon imam ku di masa depan.

“Dorr…ngelamun terus” ucap anya sahabatku yang memang mengagetkan ku

“Astagfirullah nyanya bikin kaget, ketemu orang itu kasih salam dulu” ucapku pada sahabatku itu

“ehh iya lupa,Assalamualaikum nadhi” jawabnya sambil memerkan senyumnya

“Waalaikumusaalam”

“Kamu pasti lagi ngelamunin dia kan?” tebak dia

“Astagfirulloh suudzon kamu”

“Aku tau kali, inget nadhi ga boleh ngelamunin laki laki yang belum jadi mahrom kita dan kamu harus tetap menggantungkan hati kamu sama allah”nasihat anya kepada ku

Silahkan anda melakukan sebab
apapun yang terbaik, tetapi kosongkan
selalu hatimu dari semua sebab itu
agar tetap terarah kepada allah
(Ibnul Qayyim)

Anya adalah sahabat terbaiku saat aku di pesantren dan alhamdullilah setelah lulus dari pesantren kami berdua diterima di sebuah Universitas yang sama walau kami berdua berbeda jurusan.

Aku mungkin bukan wanita sesempurna Fatimah Azzahra tapi aku berusaha agar aku bisa sepertinya. Aku kagum kepada Fatimah Azzahra dan Sayyidina Ali karena mereka sanggup untuk menyembunyikan perasaan nya sampai iblis pun tidak mengetahui. Lantas bagaimana dengan ku? Mungkin aku bisa menyembunyikan perasaan nya tapi apakah cintaku akan berbalas kelak? Wallahualam

Aku menggagumi salah satu laki laki di kampus ini, menurutku dia terlihat seperti laki laki yang tegas.

Pertemuanku dengan nya bermula di depan masjid kampus saat dia tidak sengaja menabrak ku hingga mukena ku jatuh, saat itu kami berdua tidak sengaja bertatapan hingga akhir nya aku dan dia sama sama mengucap kalimat istigfar

“Astagfirullah maaf saya tidak sengaja” ucapnya dengan nada bersalah

“ehh iya gapapa, saya permisi dulu. Assalamualaikum” ucapku sambil menundukan kepalaku lalu berlalu

Katakanlah kepada mereka
wanita yang beriman
“Hendaklah menjaga pandangan nya”
(QS An-Nur: 31)

Sejak pertemuan pertama itu aku langsung mengagumi nya, suara tegas nya selalu mampir ditelingaku. Tapi aku tetap tahu batasan mengagumi seseorang.

Hari ini sebenarnya jadwal kuliah ku kosong tapi Anya sahabat ku itu meminta ku untuk menjemputnya karena dia ada kelas sampai pulang sore, jadi akhirnya aku memustuskan pergi ke kampus untuk menjemput Anya.

Aku menunggu Anya di kantin kampus yang memang saat itu masih banyak mahasiswa dan mahasiswi disana. Tiba tiba saat aku sedang memainkan ponsel aku mendengar suara tegas yang selalu terngiang dikepalaku.

“Mang Asep saya pesen Nasi goreng sama air mineral nya ya” ujar suara itu. Yaa suara nya saja sudah membuat aku mengangumi nya. Astagfirullah.

“Ehh mas alif, tunggu sebentar ya mas” kata Mang Asep

Setelah selesai dengan pesanan nya laki laki itu mencari tempat duduk dengan pesanan nya tadi di kedua tangan nya. Mata kami sempat bersibobrok tapi hanya sekilas.

Hakikat Mencintaimu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang