5. What relationship did they have?

64 8 0
                                    

Nb : Tulisan bercetak miring adalah ucapan dalam hati Luhan

Namun ketika ingin menuangkan pasta gigi, tiba-tiba saja Luhan melemparkannya.

Matanya terbelalak. Ia melihat sesuatu di punggung pergelangan tangannya.

 Ia melihat sesuatu di punggung pergelangan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mendekatkan pergelangan tangannya ke mata. Mengamati dengan teliti apa yang baru saja ia lihat.

"Apa ini? Kenapa ada di pergelangan tanganku? Kenapa tadi seperti menyala-nyala"

"Perasaan aku tidak pernah bertato, juga tidak pernah terluka di bagian ini. Tidak mungkin juga bekas luka seperti ini" Dalam hatinya.

Luhan mencoba menggosoknya dengan tangan untuk menghilangkan tanda itu. Juga membasuhnya dengan air bahkan menyabunnya. Tapi tanda itu tak kunjung lenyap.

********

Waktu menunjukan pukul 4 sore, para siswa mulai meninggalkan sekolah. Berlalu-lalang menyusuri koridor dengan hiruk pikuk obrolan remaja.

Begitupun Yoela mulai memasukan buku-buku dan peralatan lainnya ke dalam tas, untuk bersiap pulang. Terlihat ia adalah yang paling terakhir meninggalkan kelas itu.

Menutup pintu dan dengan santai melangkah, tak lupa diiringi oleh alunan lagu yang terdengar melalui earphone nya.

Satu, dua, beberapa langkah yang lalu terhenti.

Ia menoleh ke belakang, merasa ada sesuatu disana. Namun tak ada apapun. Ia pun melanjutkan langkah.

Semakin ia berjalan, semakin ia merasa ada yang mengikutinya. Namun ketika ia menolehnya, lagi-lagi tak ada apapun.

Yoela segera berlari, ia yakin ada orang yang mengikutinya. Dan benar, decak lari orang itu terdengar jelas mengejarnya.

Ia terus berlari, menyusuri tangga yang memang harus ia lewati karena kelasnya yang terletak di lantai atas.

"Akh!"

Yoela tergelincir dan tersungkur di lantai. Ia segera berdiri, namun belum sempat ia melanjutkan langkah, seseorang menarik tangannya.

"Siapa ka..!" Ucapannya terpotong ketika memandang wajah orang itu.

"Luhan?" Lirihnya bertanya.

Belum sempat Luhan menjelaskan, terdengar suara decak kaki orang yang mengejar Yoela. Luhan pun segera menariknya ke tempat tersembunyi.

"Kemana gadis itu?!" Orang itu menghentikan larinya, merasa sudah kehilangan jejak Yoela.

Luhan dan Yoela bersembunyi di balik sebuah papan yang tak disadari orang itu, dengan was-was memandanginya, berharap orang itu takkan melihatnya.

"Dia...?" Lirih Luhan dengan matanya yang mengernyit.

"Dia Henry, teman Daniel" Lanjutnya kepada Yoela

NEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang