part 01

4 3 2
                                    

Author pov

Seseorang yang berjalan sendiri di malam yang sunyi dan dingin. Ya ini memasuki musim dingin. Hanya ada beberapa orang yang berjalan di jalan tersebut. Memang siapa orang yang akan berjalan dijalanan pinggir kota dalam waktu tengah malam seperti hanya orang gila yang melakukannya. Ya orang gila itu adalah Meylla Invanya seorang perempuan cantik berdarah Asia-Amerika. Seakan sudah menjadi sebagian dari hobbynya akhir-akhir ini untuk berjalan dipinggiran kota ditengah malam musim dingin. Ya memang rumahnya tidak terlalu jauh dari tempatnya berlajalan tetapi siapa yang sudi berjalan ditengah malam musim dingin selain dirinya.

"Aku hanya ingin melupakan tapi aku merindukan masa itu Tuhan."  ucapnya dalam hati dengan melalun dan terus berjalan kedepan.

"Mely" seseorang memanggilnya tapi tak dihiraukan. Mungkin memang ia larut dalam lamunannya.

"Kakak Mely kau seperti orang gila" teriaknya sambil berlari menyusulnya.
Brandon Willian seorang laki-laki yang lebih muda darinya. Seseorang yang menyayanginya seperti kakaknya sendiri walaupun tidak ada hubungan darah antara mereka. Mereka sudah lama tinggal bersama dan tidak ada rasa takut dalam diri Mely jika Bran akan macam-macam atau melukai dirinya.

Mely pov

"Mely"

"Kakak Mely kau seperti orang gila." suara berat seorang pria yang mengejutkanku.

"Ada apa Bran mengapa kau berlarian tengah malam seperti ini?" tanyaku pada Bran.

"Kak kau seperti orang gila saja berjalan tengah malam seperti ini. Sudah seminggu ini saat tengah malam musim dingin kau selalu berjalan di pinggiran kota seperti ini. Apakah ada masalah dengan kuliahmu Kak?" tanyanya padaku

"Tidak Bran tidak ada masalah apapun dengan diriku. Aku hanya menikmati musim dingin saja" ucapku sambil melihatnya sekilas.

"Menikmati musim dingin tidak harus tengah malam seperti ini Kak. Besok akan ada waktu dan aku bisa menemanimu." ucapnya sambil berdiri di depanku.

"Kau sendiri kenapa ada disini? Apakah kau juga sudah gila?" tanyaku sambil meletakkan kedua tanganku di pinggang

"Ya aku gila karena virus darimu Kak" ucapnya yang mengikuti meletakkan tangannya di pinggang

"Sejak kapan ada virus gila itu Bran kau ini memang ada saja" ucapku sambil mendengus.

"Haha Kak aku terbangun dari tidurku, saat aku ingin ke dapur mengambil minum aku melihat pintu kamarmu terbuka,  jadi sebelum aku ke dapur kuputuskan untuk melihatku terlebih dahulu dan ternyata kau tak ada di kamar. Jadilah aku mencarimu dan menemukanmu sedang berjalan sendirian seperti ini." ucapnya sambil berjalan didepanku.

"Hah kau ini, aku sudah katakan aku sedang menikmati musim dingin Bran" ucapku sambil menghela nafas.

"Aku tak ingin dengar penjelasanmu Kak ayolah kita pulang temani aku tidur" ucapnya sambil menarik tanganku kembali ke rumah.

Aku berjalan dengan Bran menuju rumah. Aku mendengarkan dia bernyanyi kecil dan aku menyukai bakatnya dalam bernyanyi itu suaranya sangat merdu dan bagus. Bran dia yatim piatu aku bertemu dengannya saat aku menolongnya dari kejaran seorang preman. Saat itu dia sangat ketakutan dan aku putuskan untuk merawatnya. Memang tidak seharusnya diusiaku yang masih seorang mahasiswa untuk merawatnya. Tapi aku sudah memasuki tingkat akhir dan aku sudah mendapatkan pekerjaan. Aku bekerja di sebuah perusahaan aku menjadi karyawan disana gajinya lumayan untuk kehidupanku dengan Bran. Diusia Bran yang masih 15 tahun ini dia sangat pintar. Sekolah mendapatkan beasiswa dan tidak menyusahkanku. Dia sangat mandiri mungkin karena dia sudah dari kecil ditinggal orangtuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Be AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang