Who Am I To You?🍁

Chap 2

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jatuh hati sama orang yang bergelar teman itu memang sakit ya?

Sakit karna jika diluahkan perasaan tapi dia malah menganggap kita sebagai teman dan akan selamanya begitu.

Tapi kasus Park Jimin ini berbeda.

Tanpa namja manis ini meluahkan perasaannya juga orang itu sudah bisa merasakannya.

Apakah seorang Park Jimin mudah ditebak ya?

Atau...

....Jungkook juga memang menyukainya?

Tapi...

Jungkook terlihat begitu santai dan seakan cuek dengan hal berbau cinta ini.

Tapi...

Layanan Jungkook kepada Jimin itu sangat berlebihan.

Seolah mereka itu sedang berada dalam sebuah perhubungan spesial.

Tapi...

Jungkook selalu menolak keras saat ditanya perihal hubungannya dan Jimin.

Dia selalu bilang,

"Kami itu teman. Jimin dan aku sudah membesar bersama dari kecil. "

Dan Jimin berakhir pulang dengan uraian air mata membasahi kedua pipinya hari itu.

Memang apa yang Jimin harapkan daripada seorang namja sempurna seperti Jungkook?

Apalagi Taehyung yang merupakan temannya juga ikut meledeknya karna menyukai seorang Jungkook.

Iya, Taehyung tahu kalau Jimin menyukai Jungkook.

"Apa aku terlalu mudah ditebak ya, Tae? "soal Jimin dengan raut wajah polosnya yang bikin Taehyung ingin sekali membenturkan kepalanya ke pohon tempat sandarannya.

"Sangat malah. Tatapanmu pada Jungkook itu seolah mengatakan betapa kau mengagumi sosoknya. Terlebih lagi kau selalu bertingkah bahagia tiap kali bersamanya. Hanya orang bodoh yang tidak sadar kalau kau itu suka pada Jungkook. "

Penjelasan Taehyung yang lebar itu mencuit hati Jimin.

"Tapi Kookie tidak tau aku suka padanya. "katanya Jimin polos lagi.

Taehyung mendengus sebal, "Jadi orang bodoh itu ialah Jungkook. "ketusnya.

Jimin mengerucutkan bibirnya tidak suka.

"Kookie itu pintar loh! "

Taehyung berdecak sinis.

"Pintar memainkan hati seseorang. "

"Maksudmu apa, Tae? "tanya Jimin bingung.

Taehyung menoleh, menatap lekat sosok Jimin yang sedang minum banana milk -nya.

"Aku ingin berpesan, Jim. "

"Apa? "

"Jangan berharap lebih, aku tidak mahu kau berakhir terluka nanti. "ujar Taehyung sambil memandang lurus padang sekolah mereka yang luas.

Jimin terdiam.

Taehyung mungkin terkadang menyebalkan dan bajingan. Tapi dia ialah sosok yang paling perhatian sekali jika itu menyangkut Jimin.

Karna itu, Jimin dengan berani mengungkapkan perasaannya pada Jungkook saat Taehyung mengunjungi rumahnya dan mendapatinya sedang menangis.

"Tae... "