Davin Reyhan putra
Anak sulung dari keluarga Reyhan ini salah satu mahasiswa di sebuah universitas di daerah J.
Ia sangat terkenal suka berguna ganti pasangan dan tidak pernah menjalin hubungan dalam waktu sebulan, Suka mencampakkan pasangan nya saat ia merasa bosan, tidak suka di atur oleh pasangan, bagi Davin dalam sebuah hubungan seorang lelaki adalah pemimpin makan wanita harus mengikuti apa kata sang lelaki bukan sebaliknya.
Dengan sifat yang cenderung menyebalkan tidak membuat Davin di benci mahasiswi di kampus nya. Walau sudah tau dengan sifatnya mereka tetap mengidolakan sosok Davin dan berharap bisa menjadi kekasih dari pria tersebut.
Davin terlahir dengan kesempurnaan kenapa tidak, keluarganya merupakan pemilik salah satu perusahaan terbesar da antara 5 perusahaan terbesar di Indonesia, rambut hitam, mata yang selalu menatap tajam orang orang di sekelilingnya, hidung mancung, bibir tipis dengan tinggi badan 190 cm dan tubuh atletis bak seorang model, dan jangan lupakan otaknya yang pintar dalam segala bidang. siapa yang akan berani menolak sosok sempurna seperti pria ini? Jawabannya tidak ada bahkan jika itu lelaki sekalipun.*RD*
Siang itu di kampus seperti biasa Davin tengah duduk bersama teman teman satu fakultas dengannya. Semua pandangan mata di kantin tertuju pada dirinya yang terlihat paling bersinar di antara para penghuni kantin siang itu.
Davin berdiri dari meja miliknya dan berjalan berniat keluar dari kantin menghindari tatapan memuja para fans wanita di kantin tersebut Davin meminum minuman soda di tangannya dengan sangat mempesona.
"Kyaaaaaaaaa davinnn"Teriakan para mahasiswi di kantin membuat kehebohan siang itu. Davin berbalik dan menatap para wanita di tengah kantin dan tersenyum menggoda ke arah mereka sambil mengedipkan sebelah matanya sambil berjalan keluar dari kantin meninggal para mahasiswi yang yang pingsan karna mendapat senyuman mematikan dari idola mereka.
*RD*
Seseorang tengah berjalan sambil mendengarkan lagu dari hedset yang tersambung dengan handphone miliknya.
"Kiss me hooooo uwoo"
Lelaki dengan kaca mata tersebut menyanyikan lirik dari lagu yang di dengar olehnya melalui hedset tersebut.Rain Lelaki dengan kaca mata bulat miliknya hidup mancung, dan bibir yang sedikit gemuk namun menggoda tersebut bernyanyi dengan penuh penghayatan dan sesekali tubuhnya bergoyang kelainan dan kiri karna nada yang di hasilkan dari lagu yang di dengarnya.
"Rain hentikan Suar mu bisa merusak pendengaran ku kau tau"
Rain menatap sahabatnya dengan sebal dan sengaja bernyanyi lebih keras di depan telinga sahabat karibnya tersebut
"Wuwooooo wowowoow"
Teriakan Rain sukses membuat Juan lelaki di sebelahnya menutup telinganya karna nyanyian Rain dan menutup mulut lelaki tersebut. Rain menggelengkan kepalanya meminta di lepaskan.
"Ahhh tolong lelaki ini berusaha membunuhku" teriakan Rain saat Juan berusaha menutup mulutnya dengan kuat membuat Rain susah bernapas
"Aku akan membunuh mu kalau kau kembali bernyanyi kau dengar itu."
Rain memajukan bibirnya sebal dan memukul kepala Juan dengan tidak berprikemanusiaan
"Sialan kau Juan, suara ku tidak sejelek itu Samapi kau harus membunuh ku"Juan tersenyum mendengar ucapan rain yang kesal dan merangkul pundak lelaki yang lebih pendek dari nya itu sambil menepuk pundak rain mencoba memberikan semangat untuk sahabat nya.
*RD*
Davin berjalan di sepanjang lorong menuju tempat kelasnya berada tangannya ia masukan ke dalam saku jaket miliknya dan sebelah lagi memainkan handphone di tangannya, Davin terus fokus pada handphone miliknya tanpa mau repot report melihat kedepan dimana sosok lain tengah berjalan berlawan arah dengannya.
Bruk, prang
Tubuh Davin terdorong ke belakang dengan posisi seseorang menindih tubuhnya membuat beberapa mahasiswi yang kebetulan ada di sana betriak histeris melihat idola mereka di tindih oleh seorang lelaki dengan posisi sedekah itu. Tinggal dorong sediki kepala pria di atas Davin maka mereka akan otomatis berciuman.
Sedangkan Rain sang pelaku penabrakan yang masih setia dengan posisinya di atas tubuh Davin terikat panik karna mendapati posisi dirinya yang kelewat dekat dengan seorang laki laki segera merubah posisinya dan bangun setelah melihat tatapan davin yang menyeramkan menurut rain.
Davin berjongkok mengambil handphone miliknya yang jatuh saat rain menabrak nya dan berdiri menatap marah pria yang lebih pendek darinya itu.
"Kau pendek sialan, pakai matamu saat berjalan."Rain yang semula takut karna di tatap tajam oleh Davin berbalik menatap pria itu tidak suka karna mengatakan dirinya pendek, hey tingginya 178cm dan itu cukup tinggi untuk rain walaupun masih kalah tinggi dari Juan dan juga pria di hadapannya.
"Kau bilang apa pendek? Asal kau tau ya tinggi ku 178cm dan aku tidak pendek"
Davin mengepalkan tangannya pertanda tidak suka karna Rain menjawab ucapannya dengan jangan lupa dia Davin dia tidak suka ada seseorang yang melawan dirinya.
"Dengar aku tidak akan memaafkan mu karna sudah berani melawan ku kau dengar itu?"
"Iya aku dengar, tapi kau tidak perlu berteriak di depan mukaku. Mulut mu bau kau tau."
Juan yang Memang di sebelah Rain berusaha menutup mulut sahabatnya itu namun di tepis dengan kuat oleh rain karna merasa tangan Juan mengganggu pandangan nya.
"Rain sudah hentikan, kita jadi pusat perhatian sekarang"
"Apa kau bilang, hey dia sudah menghina ku dan mengatakan aku pendek. Aku tidak akan berhenti sebelum dia meminta maaf"
Demi Tuhan Juan sangat ingin membunuh rain Sekarang apa dia tidak sadar siapa lelaki yang sedang berhadapan dengannya itu. Mereka bisa terkena masalah dengan dosen kalo terus berada di dekat lelaki ini.
"Maafkan atas kelakuan teman ku, aku benar benar minta maaf. Rain ayo minta maaf cepat"
"Kenapa aku harus minta maaf"
"Sudahlah minta maaf cepat kau tidak ingin membuat masalah di hari pertama mu kuliah kan cepat minta maaf"
Juan berbisik.di telinga rain dan mendorong tubuh lelaki itu agar meminta maaf. Rain memandang Davin dengan tidak suka yang di balas tatapan membunuh dari Davin semua orang yang berada di sana pasti akan langsung mati di tempat saat di tatap setajam itu oleh Davin.
"Maaf"Davin pergi setelah rain mengatakan hal itu dan dengan sengaja menubruk pria yang lebih kecil darinya itu.
"Akhhhh akan ku bunuh lelaki itu dan juga kau Juna"
"Apa kenapa aku?"
Juna menunjuk mukanya sendiri karena tidak terima dengan ucapan rain yang akan membunuhnya, Davin yang menabraknya kenapa Juna yang di bunuh , bukannya menjawab rain hanya menggerakkan tangannya di depan leher membuat gerakan seperti memotong dan pergi meninggalkan Juna.*RD*
Rain berjalan memasuki gerbang pintu asrama yang akan di tempati olehnya selama berkuliah di sini, rain menyapa satpam yang bertugas menjaga asrama tersebut dan menanyakan letak kamar yang akan di tempati olehnya nanti.
Rain berjalan masuk ke dalam asrama mengikuti satpam di depannya, Juna tidak bisa mengantar rain melihat kamarnya karna ada janji dengan teman satu kelasnya. Rain berhenti di sebuah pintu kayu dengan bertuliskan nomor 12 Rain memastikan kembali nomor kamarnya dan tersenyum lalu mengucapkan terima kasih pada satpam yang sudah membantunya menunjukkan kamera ini.Rain menarik nafas dalam dalam.dan menghembuskan nya dengan kuat sambil tersenyum rain mengetok pintu kayu tersebut berharap teman satu kamar nya adalah sosok yang baik dan juga menyenangkan. Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok pria yang sangat tidak asing bagi rain tapi dimana dia pernah melihat pria ini.
"Kau lagi"
Davin lelaki yang ternyata tinggal di kamar nomor 12 di mana rain akan tinggal selama berkuliah di sini.
"Jadi kau teman sekamar ku? Sial kenapa aku bertemu lagi dengannya"
Rain sedikit memelankan suaranya di bagian akhir. Davin hanya menatap rain dan berjalan masuk ke dalam kamar seolah tidak pernah bertemu dengan pria yang di sebut pendek olehnya itu
"Masuk"
Rain berjalan memasuki kamar dengan hati hati berusaha tidak membuat keributan. Rain menatap ke sekeliling kamar yang akan di tempati olehnya Tersebut, dengan dua buah kasur yang bersebelahan, lemari pakaian rak sepatu dan juga meja tv serta kamar mandi di dalam ruangan cukup nyaman untuk di tinggali tapi tidak nyaman kalau sekamar dengan pria bernama Davin ini pikir rain. Rain mengetahui namanya dari Juan yang menjelaskan tentang siapa Davin dan apa pengaruh keluarga nya di kampus tempat rain menjadi mahasiswa. Mencari aman rain berusaha mengabaikan Davin berjalan menyimpan tas miliknya lalu duduk di atas kasur membelakangi Davin yang tengah fokus di depan laptop miliknya. Oh tuhan aku harap tidak ada yang lebih buruk lagi dari sekamar dengan pria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story love and life
أدب الهواةDavin mahasiswa tampan kaya raya pemuja wanita di kampus nya, tidak pernah berpacaran lebih dari 1 Minggu mencampakkan wanita adalah keahlian Davin. Menerima tantangan meniduri teman sekamarnya membuatnya Davin harus berhadapan dengan lelaki menyeba...