Chapter 1 : Desember is coming

185 23 8
                                    

Winter? snow? Dua hal itu yang dirindukan pria tampan berlesung dalam itu. Dia selalu ingin kembali kekota yang penuh kenangan, tapi terkadang juga dia tidak ingin kesana.

Pria itu duduk di balkon kamarnya, menyeduh coklat panasnya sambil menikmati dinginnya Indonesia yang sedang diguyur hujan. Sesekali dia tertawa mengingat masa lalu.

Namanya Copter Kerd Tavee,  putih,  tinggi 175cm, dan berlesung. Copter indah,  dia manis. Dia sekarang berada di semester 3 jurusan kedokteran, hebat bukan?  Tapi itu hanya semata-mata memenuhi keinginan sang ibu.

"sayang,  besok malam jangan kemana-mana yah?  Dandan yang rapi dan ganteng oke?! " ibunya berteriak di balik pintu yang terbuka sedikit. Copter menghela nafas banyak-banyak.  Lagi,  hal itu lagi-lagi terjadi.  Padahal sudah jutaan cara dia lakukan untuk membatalkan itu tapi ibunya selalu punya cara buat menjodohkannya.

Diambil buku tebal diatas meja di samping cangkir coklat itu.  Novel, novel yang sangat dia suka.  Puluhan? Ratusan?  Tidak dapat dihitung berapa kali dia sudah membacanya hingga tamat. 

"BangCop,  dimana dirimu!!? " teriak adik satu-satunya. Copter hanya mengetuk pintu kacanya,  dia terlalu malas menjawab dengan suara.

"Bang, pinjam mobil? " Copter menggeleng.

"Bang...  Please... "

"terakhir kamu pake mobil abang berakhir di bengkel,  no! "

Dari dalam kamar masuk pria putih terlihat cool nan tampan, tapi tidak setampan Copter.

"p'white pinjam motor? " yang diajak ngomong hanya diam sibuk dengan hpnya.  Copter menunjuk telinga White yang ternyata tepasang hadsite.

"p'White!!! " Peak menyabut hadsite itu dan berteriak tepat di telinga White "ouuhhh,  Peak!! " Peak hanya tersenyum tampa salah. Sementara Copter menikmati pemandangan itu.

Peak Kerd Tavee dan White Kerd Tavee, mereka adik sekandung, serahim,  seibu,  sebapak, sedarah dengan Copter.  Tapi kalau kalian perhatikan mereka tidak terlihat seperti saudara kandung. Jika Copter Putih nan tampan,  mata sipit,  bibir kecil dengan dimple yang sedalam sumur.  Maka lain pula dengan White. Kakak tertua dari Tavee bersaudara, pria yang lahir di tahun 1996 satu tahun lebih tua dari Copter ini memiliki wajah yang tidak tampan tapi tampan?  Bibir tebal,  mata sipit, hidung besar dan kulit agak putih.  Diantara mereka  bertiga hanya White yang stay cool.  Tipe-tipe kakak yang perhatian tapi tidak banyak bacot.

Peak,  lain Copter lain White,  lain pula Peak Kerd Tavee. Tidak bisa diam,  dia benar-benar menggambarkan jiwa anak muda. 1999 masih duduk di bangku SMA karena keseringan bolos. Dari semuanya, Peak yang paling susah di atur.  Tapi Peak termasuk the most wanted di sekolahnya.  Dengan tinggi 172 cm, senyum yang menawan, kulit putih bersih,  alis tebal semua sangat mengagumi Peak.

"kalian p'dan abang yang kejam!!! " Peak langsung meninggalkan kedua kakaknya itu.  Tak lupa dia membanting pintu kamar Copter. "oouuyyy!!! " Copter berteriak pada peak karena membanting pintu kamarnya.

"p' sama p'Naty sudah dapat restu ibu? " White hanya menggeleng.

"Aku harus datang lagi ke perjodohan ibu. " White hanya menatap Copter kasian. Mereka tidak bisa membantah semua yang keluar dari mulut  ibu mereka.  Mereka terlalu sayang.  Itu sebabnya selama tiga tahun ini White menjalin cinta dengan kekasihnya secara diam-diam.  Dan Copter tidak diizinkan memilih wanita idamannya. 

Mereka diam,  menatap langit yang mulai terang. Pepohonan basah bekas torehan hujan. Mereka memejamkan mata menghirup udara bekas hujan lalu menghembuskannya secara berlahan. Mereka saling bepandangan sambil tertawa kecil. Mereka menertawakan kegilaan hidup mereka.  Dan menertawakan kesamaan hidup mereka. Terkadang mereka setujuh kalau mereka di bilang kembar,  tapi bukan sama dari segi wajah tapu dari segi percintaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOGETHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang